𝘱𝘢𝘳𝘵 6

2 1 0
                                    

Sudah seminggu semenjak insiden pernikahan dadakan yang di lakukan keduanya, baik shera maupun arnold yang sudah berstatus suami istri menjalani kehidupan rumah tangga yang sedikit berliku.

Bagaimana tidak baru seminggu sudah banyak kejadian yang terjadi, contohnya pagi ini shera dengan ide cemerlang nya memasak nasi goreng untuk sarapan pagi mereka berdua. Niatnya sih memang baik tapi hasilnya membuat sang suami harus bolak balik toilet.

Entah shera yang terlalu kuat atau arnold yang terlalu lemah, shera memasang nasi goreng memakai 30 biji cabai dan menambah bon cabe level 30 dan berakhir membuat suaminya jadi sakit perut. Bahkan suaminya itu belum menghabiskan setengah nasi gorengnya.

Dapat shera liat wajah pucat milik suaminya itu, dengan cepat shera membantu memapah arnold terlihat lemas menuju kamar. Dan membantu suaminya untuk duduk dan bersandar di tempat tidur, setelah itu shera keluar untuk mengambil obat diare dan langsung menyerah pada sang suami yang terlihat tidak berdaya.

"Ini obatnya langsung di minum aja biar perutnya enakan." Ucap shera.

Arnold yang mendengar itu pun hanya bisa mengangguk, dan langsung meminum obat yang di berikan shera untuk meredakan rasa sakit di perutnya. Setelah meminum obat  arnold merasa sakit perut mulai berkurang walaupun masih sakit sih.

Sesekali arnold melirik ke arah sang istri yang terlihat gusar dan raut wajah yang terlihat sangat merasa bersalah, sesekali shera memainkan kedua jarinya dan melirik ke arahnya. Seolah ingin mengatakan sesuatu tapi bingung ingin memulai seperti apa.

"Kenapa, Hmm." tanya arnold.

"Gue cuma mau minta maaf sama lo, sumpah gue gak tau kalo lo gak bisa makan pedes." balas shera pelan.

"Aku, kamu. Bukan lo gue." balas arnold lagi.

"Iya itu maksudnya, a..aku mau minta maaf sama ka...kamu gitu." balas shera sedikit tergagap.

"Gak papa, kamu gak harus minta maaf." ucap arnold.

"Tapi aku gak enak sama kamu, harusnya tadi aku tanya dulu sama kamu. Kamu bisa makan pedes atau engga." balas shera lagi.

Jujur saja shera merasa amat bersalah pada suaminya itu, seharusnya setelah sarapan pagi ini suaminya harus pergi kekantor. Tapi karna kebodohan nya yang asal masak sesuai seleranya malah berakhir jadi suaminya yang jadi korban, bahkan lelaki itu tidak marah padanya setelah apa yang terjadi dan itu membuat shera merasa amat bersalah.

Kata orang sih kalo orang yang marahnya diem itu sekalinya marah pasti menyeramkan, kan shera jadi takut sendiri mana tau nanti suaminya itu balas dendam kan. Yah walaupun shera gak sengaja juga tetap aja kan takut juga.

"Tidak perlu berpikir yang tidak perlu." ucap arnold yang seolah mengerti apa yang tengah shera pikirkan.

"Ehh, ko tau. Kamu cenayang kah." balas shera.

"Ekspresi wajahmu menjelaskan semua pertanyaan yang ada di kepalamu." balas arnold seadanya.

Apa yang di katakan arnold memang tidak salah, karna memang itu lah yang lelaki itu lihat dari ekspresi wajah shera yang terlihat bersalah sampai ekspresi ketakutan. Semuanya terlihat ketana sekali di wajah istrinya itu dan seperti tebakan nya istrinya itu terlihat ketakutan seolah dirinya akan membalas.

Sebenarnya mungkin saja dia bisa membalasnya tapi jika di pikir lagi memang apa gunanya membalas, toh arnold juga tau shera tidak mungkin sengaja. Terbukti selama seminggu ini baru kali ini dia sakit perut karna memakan masakan shera. Jadi tidak ada alasan yang membuatnya curiga shera sengaja melakukannya.

"Semudah itu yah ekspresi aku kebaca." tanya shera.

"Hmm, terlalu mudah."

"Yah baiklah."

Suddenly Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang