05 | fire of jealousy

230 50 7
                                    

Kevin—Raya—Fanny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin—Raya—Fanny

Raya tahu semenjak ia menginjakan kaki di bandung semenjak itu pula hidupnya mulai berubah hanya dalam satu Minggu terakhir. Dari ia memutuskan untuk mencari kampus di bandung disitu lah nasib buruk mulai menimpa raya. 

Berawal dari dirinya yang tidak sengaja menabrak mobil Kalingga yang harganya mencapai 1 Milyar—200juta begitu pula hubungan aneh dan menyebalkan terjalin antara ia juga tiga belas pemuda aneh lainnya. Sekarang kesengsaraannya pun bertambah banyak.

Tiga hari sejak kejadian dimana Rangga hendak memperkosanya ia mendapatkan kabar dari sang Kakak bahwa ibu nya masuk rumah sakit. Ibu nya yang manis itu di diagnosa mengidap penyakit gangguan ginjal,sehingga harus rutin cuci darah. Setidaknya sekali dalam seminggu.

Hal itu semakin membuat raya murung selama empat hari ini. Ia tidak tahu harus melangkah maju atau mundur perihal kuliahnya. Pasalnya biaya kuliah selain mengandalkan beasiswa ia juga mengandalkan uang bulanan dari ibunya.

Sebenernya ia tidak masalah jika harus berhenti kuliah dan memilih kembali pindah ke jakarta untuk mengurus ibunya plus ini adalah waktu yang tepat untuk menjauh dari para pemuda sinting itu. Ia ingin melupakan kenangan terburuknya.

Menguburnya dalam-dalam dan menganggap kejadian ia dan Rangga tidak pernah terjadi. Namun sekali lagi hutang pada Kalingga menjadi beban pikirannya. Pasalnya ia belum membayar sepeserpun uang pada Kalingga dan ia sadar jika ia menghilang terlalu lama Kalingga bersama teman-teman sinting nya itu pasti akan mulai mencarinya.

Atau yang paling terburuk. Bagaimana jika Kalingga datang kemari membawa polisi? Lantas jika itu kabar buruk itu terdengar langsung oleh ibu dan kakaknya—ia yakin hari itu juga ia akan mati.

"Raya kamu melamun?" Pertanyaan dari ibunya mengembalikan kesadaran raya.

Raya mengerjap, mata jernih nya menangkap keberadaan sang ibu yang berdiri di depan pintu dapur memandangi nya.

"Ibu? Sejak kapan ibu di dapur? Kan raya udah bilang, biar raya aja yang bikin sarapan, ibu istirahat aja, ibu inget kan kata dokter gimana?" Ucap raya sambil menghampiri sang ibu.

"Ibu teh bosen di kamar terus atuh raya, lagian cuma masak doang, mumpung kamu masih disini,ibu mau masak kesukaan kamu"

Raya mendesah pasrah, ia tahu betul bahwa ibunya ini selain cerewet tapi ia juga keras kepala

"Memang ibu mau masak apa?"

"Ayam goreng sambel matah"

Fanny tersenyum dan menuntun raya untuk duduk di salah satu meja makan yang sudah tersedia beberapa makanan. Ia menarik salah satu kursi di sana dan mulai mencicipi makanan ibu nya. Sungguh masakan ibunya memang yang terbaik yang pernah ada.

"Raya, gimana kuliah kamu di bandung?"

"Begitu-begitu aja, gaada yang spesial", Jawab raya dengan mulut penuh makanan.

[ ✓ ] ᴍᴇᴇᴛ ᴀ ʙᴇᴀᴜᴛɪꜰᴜʟ ɢɪʀʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang