Kapten Futsal

39 4 0
                                    

"Wey, Arsya bawa bekal!" Tino berteriak di telinga Arsya.

"Nggak usah dekat kuping gue juga!"

Teman-teman futsalnya mendekat. Mereka seperti zombi yang kelaparan.

"Bagi Sya!"

"Kebetulan perut gue laper."

Arsya menjauhkan kotak makannya dari para teman-temannya.

"Ya nggak cukup buat kalian, lagian ini spesial buat gue doang."

"Yeee, terus ngapain lo bawa ke sini?"

"Sengaja biar kalian mau."

"Wuuuuu!" Tubuh Arsya ditoyor mereka.

"Tapi gue bawa jajan nih, bagi-bagi ya."

Arsya mengeluarkan beberapa snack dan biskuit dari ranselnya. Meski usil, ia tetap peduli kok.

"Ntar sore latihan lagi, jangan ada yang pada pulang semua ya, awas!"

"Siap, kapten!" jawab semuanya kompak.

****

Arsya yang niat awalnya ingin ke toilet tiba-tiba merubah arah jalan ke arah seorang siswi.

"Lo anak IPA, kan?"

Siswi itu menatap heran ke arah Arsya yang sok kenal.

"Kamu mau apa?"

"Kemarin gue belum benar-benar minta maaf sama lo."

"Nggak apa-apa, udah dimaafin."

Saat siswi itu ingin pergi, Arsya kembali menghadangnya.

"Gue Arsya." Ia mengulurkan tangannya.

"Udah tahu."

"Tahu darimana?"

"Kapten futsal Bina Nusa."

Barulah Arsya mengerti. Berarti selama ini ia cukup dikenal ternyata.

"Nama lo?"

"Dinda."

"Jadi teman?"

Dinda menatap wajah kocak Arsya, pada akhirnya ia mengangguk.

"Aku duluan ya."

Arsya sempat melambai pada Dinda tak sengaja matanya melihat Dona di seberang jalan sedang menatapnya. Lantas ia melambai ke arah cewek itu, tapi dibalas kepalan tinju padanya.

"Nggak bisa banget senyum gitu sama gue!" gerutunya.

Padahal di sana Dona betulan kesal melihat interaksi Arsya dengan cewek itu. Apalagi ia tahu kalau Dinda itu cewek paling cantik di kelas IPA.

"Dasar ganjen!"

***

"Ngapain ngintilin gue!"

Arsya langsung diam sesaat lalu kembali berjalan lebih cepat. Ia menghadang jalan Dona.

"Gue mau latihan futsal, lo jemput Nina ya." Arsya mengatup kedua tangannya memohon.

Dona merotasi bola matanya. Ia kesal, tapi nanti akan ia lakukan.

"Iya."

Arsya tersenyum senang sembari mencubit pipi Dona hingga cewek itu mengaduh.

Diam-diam Dona tersenyum saat Arsya sudah menghilang dari pandangannya. Ia merasa menjadi seseorang yang dapat diandalkan Arsya.

"Apapun gue lakuin buat lo, Sya."

Petakilan Boy | Myung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang