Pare
Hari yang sangat cerah menyambut kedantangan Inka di Kampung Inggris, Pare. Udara segar desa Kediri seolah menyegarkan kembali semangat Inka yang sempat redup oleh aktivitas di kotanya. Inka tiba di sana dengan hati yang berdebar, membawa harapan besar untuk memperbaiki kemampuan bahasa inggrisnya dan mengejar mimpi-mimpinya.
Sejak turun dari bus, Inka merasa ada sesuatu yang istimewa di tempat ini. Jalanan yang lumayan sempit dipenuhi oleh sepeda dan motor yang melintas, sementara suara tawa dan percakapan berbahasa Inggris terdengar di setiap sudut. Dengan kopernya yang berat dan tas kecilnya, Inka berjalan menuju tempat penginapan yang sederhana namun sangat nyaman, di mana ia akan tinggal selama 3 bulan ke depan.
Penginapan itu terletak di sebuah rumah tua yang direnovasi dengan gaya yang khas Jawa, lengkap dengan taman kecil yang dipenuhi bunga-bunga berwarna cerah. Inka disambut hangat oleh seorang perempuan yang sedikit lebih tua darinya. "selamat datang, dengan nama Inka Natasya?" Inka hanya bisa mengangguk dan tersenyum, merasa lega karena sudah menemukan tempat untuk ia tinggali.
Setelah istirahat yang cukup dari perjalanan panjang. Inka selanjutnya registrasi di office tempat di mana ia kursus. Setelah semuanya selesai, Inka memutuskan untuk berkeliling dan mengenal lingkungan sekita. Ia berjalan menyusuri jalan-jalan yang penuh dengan lembaga kursus bahasa Inggris. Selama perjalanan, Inka mendapati sebuah kantor kursus Bahasa Arab, mandarin,dan bahasa lainnya. ia menyadari bahwa di sini bukan hanya bahasa Inggris saja, namun ada program bahasa lainnya yang ditawarkan.
Di salah satu sudut jalan, Inka menemukan sebuah kafe kecil yang tampak ramai. Aroma kopi harum mengundang untuk masuk walaupun sebenarnya Inka tidak menyukai kopi, karena ia pikir ada menu lainnya di sana. Inka disambut hangat dan ramah. Kafe itu dipenuhi pelajar-pelajar yang duduk dan kelompok-kelompok kecil yang berbincang dalam bahasa Inggris. Pelajar di sini bukan hanya saja belajar dalam ruangan namun di setiap tempat manapun dan kapanpun.
Inka mengambil tempat duduk di pojok, meemsan secangkir teh hangat dan membuka buku catatanya. Sambil menulis, ia sesekali mengamati sekitar,merasa kagum dan sangat senang semangat belajar bahasa di sini. Tiba-tiba suara lembut menyapanya, "Hai kak, kaka baru di sini ya?" Inka menoleh melihat ke arah yang memamggilnya. "Iya, Saya Inka, saya baru sampai tadi siang," jawabnya dengan ramah.
Gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Nurul. Salah satu pelajar yang sudah beberapa bulan tinggal di Kampung Inggris. Mereka dengan cepat menjadi akrab, berbagi cerita satu sama lain yang ternyata Nurul juga satu asrama dengan Inka. Sebuah kebetulan yang tidak disangka. Namun, Inka percaya bahwa di manapun dan kapanpun kamu berada, kamu akan menemukan kebaikan-kebaikan di dalamnya. Inka sangat bersyukur bisa bertemu dan berteman dekat dengan Nurul.
Hari berikutnya, Inka dan Nurul sering menghabiskan waktu bersama, baik dalam asrama maupun di luar asrama. Mereka berbagi tips belajar dan saling mendukung. Bersama-sama menikmati pengalaman baru di Kampung Inggris. Inka merasa beruntung telah menemukan sahabat di tempat baru ini.
Kampung Inggris Pare bukan hanya tempat belajar bahasa, tetapi juga tempat di mana Inka menemukan persahabatan sejati dan inspirasi baru. Setiap hari dipenuhi dengan belajar dan kenangan indah yang akan selalu ia ingat sepanjang hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower of Istanbul
Ficción históricaInka, seorang perempuan yang penuh mimpi. Berjuang melawan penyakit autoimun yang menggerogoti tubuhnya. Di tengah keterbatasannya, ia tetap teguh pada impian sederhananya. Melihat langsung bunga tulip di Istanbul dan menjadi seorang penulis terkena...