semua ini bermula saat malam perayaan kelulusan 00l yang diadakan di rumah besar keluarga jung.
"taro, ayo minum lagi!" ajak haechan yang telah mengangkat bir miliknya tinggi-tinggi. berhubung tahun ini mereka sudah pada legal, jadi mereka memutuskan untuk membeli bir pada perayaan kali ini. toh keluarga jung serta keluarga mereka masing-masing telah mengizinkannya, asal tidak terlalu banyak.
shotaro yang baru meminum satu gelas itu menggeleng pelan, menolak ajakan haechan. rasa bir tersebut aneh, sama sekali tidak cocok pada lidah shotaro.
tak lama yang-yang dan renjun datang dengan membawa banyak daging yang baru saja mereka panggang. "nih, makan ayo makan!" teriak yang-yang heboh.
teriakan lelaki itu disambut dengan antusias oleh mereka-mereka yang bahagia karena baru lulus SMA.
sebenarnya ini hanya perayaan untuk kelas jeno, makanya buatnya dirumah jeno. hanya saja jeno memutuskan untuk mengundang teman-teman satu kompleknya yang lain dan juga teman-teman satu tongkrongannya.
mereka memakan daging-daging yang sudah dipanggang dengan berisik. tentu tidak akan ada kata tenang saat perayaan seperti ini. dan shotaro sungguh tidak nyaman dengan ini.
maka ia mendekati jeno, lalu berbisik pada lelaki itu. "jen, toiletnya dimana ya?" tanyanya dengan suara berbisik.
"apa?!" tanya jeno yang tidak mendengar suara shotaro dengan jelas. selain karena suara temannya itu yang terlalu kecil, suara teman-temannya yang lain yang terlalu besar juga mengganggu indranya.
"dia mau ke toilet, jen." jawab nana.
jeno mengangguk, lalu mengantar shotaro ke toilet dilantai dua karena toilet lantai satu yang tengah ada orang, jeno tidak tahu itu siapa.
sebelum pergi, shotaro sempat bertanya pada jeno tentang sungchan, adik lelaki jeno yang sudah lama ia sukai.
"mungkin pergi malem mingguan sama pacarnya." jawab jeno kala itu. "udah, kalo dia gamau sama lo, gue punya banyak temen yang lebih ganteng dari dia. jadi kalo lo berminat, chat gue aja oke?" ujar jeno sembari mengedipkan mata dan meninggalkan shotaro yang hendak ke kamar mandi.
shotaro segera menyelesaikan hajatnya. ia sempat terduduk lama diatas closet karena kepalanya yang sakit akibat minum bir yang haechan beli. padahal dia hanya meminumnya sedikit, tapi kepalanya begitu sakit.
tidak ingin membuat yang lain menunggu, shotaro segera keluar dari kamar mandi. ia berjalan gontai menuju anak tangga, tapi langkahnya terhenti total saat mendapati sungchan yang tengah menaiki anak tangga dengan langkah gontai juga, sama sepertinya.
lelaki tinggi itu mengenakan celana jeans dan kaos hitam ketat yang mencetak jelas tubuhnya, di bahu sebelah kanannya tersampir sebuah jaket kulit berwarna cokelat. wajahnya tampak berantakan, dengan rambut yang basah menetes ke wajahnya. shotaro ingin pingsan sekarang juga saking tampannya seorang jung sungchan.
sungchan melirik sekilas ke arah shotaro, lantas melewati lelaki yang kata jeno sangat sangat sangat menyukainya. tapi sayangnya, sungchan tidak suka shotaro, sama sekali tidak suka. dulunya sih biasa saja, tapi saat tahu shotaro menyukainya, secara perlahan sungchan menjauh. tidak nyaman dengan perasaan shotaro.
"sungchan." panggil shotaro sembari menggenggam tangan lelaki jangkung tersebut. "aku mau ngomong."
lelaki itu buru-buru menepis tangan shotaro. "gaada yang harus gue omongin sama lo." jawab sungchan sarkas.
"sungchan, aku serius." mohon shotaro. ia sama sekali tidak peduli apabila setelah ini sungchan semakin membencinya atau apalah terserah. ia hanya ingin sungchan tahu bahwa dirinya tulus mencintai sungchan.
sungchan berdecak. "apalagi sih kak!" bentaknya dengan wajahnya yang mengeras. "kalo lo berhentiin gue cuma buat bilang kalo perasaan lo tulus ke gue, itu buang-buang waktu!"
"gue udah denger kalimat itu ratusan kali sejak lo nyatain perasaan lo ke gue," ucapnya sembari menatap tajam shotaro. "jadi stop bilang kalimat itu sebelum gue bener-bener muak sama lo!"
usai mengatakan itu, sungchan hendak lanjut berjalan menuju kamarnya sebelum tangan shotaro berhasil menahan lengannya lagi. ia menghela nafas jengah, lantas berbalik menghadap shotaro dan berkata, "apa lagi sih?! nyebelin bang—"
kalimatnya tak selesai, matanya sudah melotot tidak percaya. beberapa detik ia hanya diam, meresapi apa yang sedang terjadi.
hingga entah detik ke berapa, dirinya baru tersadar bahwa sebuah bibir tengah menempel dibibirnya. dan jelas sekali bahwa orang ini adalah shotaro.
dengan marah, sungchan mendorong tubuh kecil shotaro menjauh darinya. "lo gila ya?!" bentaknya.
"iya, gue gila banget gara-gara lo." ingin rasanya shotaro menjawab demikian, tapi nanti saja.
tak mempedulikan bentakan sungchan, shotaro kembali mendekati sungchan dan menciumi lehernya. kali ini sasarannya adalah leher sungchan.
"anjing, beneran gila ini anak!" sungchan berusaha menjauhkan diri dari shotaro, tapi entah kekuatan dari mana, lelaki itu begitu kuat menahan tubuh sungchan agar tidak menjauh darinya.
katakanlah shotaro gila, karena itu memang kenyataannya. ia begitu mencintai sungchan, dan hasrat ingin memiliki sungchan tiba-tiba memuncak hanya karena melihat sungchan dengan tampang kacaunya. apakah ini efek bir yang ia minum?
sungchan jengah juga lama-lama. pada akhirnya ia mencekik leher shotaro dan mendorong shotaro menjauh dari lehernya. ia menahan kepala shotaro agar berhenti menyerang lehernya, lalu menatap lelaki itu tajam. "lo mau gue?" tanya sungchan dan dihadiahi anggukan lemah dari shotaro.
sungchan berdecih, lalu melepaskan shotaro dari cengkeramannya. "fine, ayo ke kamar gue."
malam itu, shotaro benar-benar menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada sungchan untuk dimiliki. mungkin setelah ini, sungchan bisa sedikit menyukainya. ya, semoga saja.
to be continue!
emang ini prolog ya? wkwk, ga ngerti juga gue.
but hope you like it!

KAMU SEDANG MEMBACA
complicated ft. sungtaro
Random[mpreg] [bxb] [romance] taro fell first, but sungchan fell harder.