enjoy the story guys!
usai memastikan bahwa mereka tidak terlihat seperti habis menangis, win-win memerintahkan shotaro supaya segera pergi ke kamarnya dan berisitirahat. tak lupa ia juga menjanjikan sebuah sepatu bayi pada anaknya yang ternyata tengah mengandung itu.win-win tidak mungkin menolak kehadiran bayi dalam perut shotaro, jadi ia memutuskan untuk menyayangi bayi tersebut sama seperti ia menyayangi shotaro.
setelah memastikan shotaro berisitirahat di kamarnya, win-win keluar mencari yuta dan doyoung yang ternyata tengah berada di kolam belakang. netra bulatnya langsung menatap doyoung, seolah bertanya apakah yuta sudah diberitahu atau belum dan doyoung menggeleng, yang artinya belum.
bagus, rencananya win-win bakal ngasih tau sekalian bareng sama keluarga jung. tapi cukup taeyong sama jaehyun aja yang datang, jadinya kaya perbincangan orang dewasa gitu.
doyoung segera menghubungi taeyong usai mendengarkan rencana win-win. ia sedikit menjauh dari yuta dan win-win agar win-win bisa menenangkan yuta yang kebingungan.
sekitar 1 jam lebih mereka menunggu kehadiran jaehyun dan taeyong, akhirnya keduanya sampai. tapi tidak hanya mereka berdua, tapi juga ada mark dan jeno.
"mark, jeno." sapa doyoung ketika satu keluarga itu baru saja duduk di sofa win-win. "kalian boleh main sama anak-anaknya om yuta dulu." usir doyoung secara halus.
mark sudah akan bangkit, tapi urung ketika melihat jeno tetap duduk ditempatnya. "jen, ayo."
jeno menggeleng tegas. "kalo ini tentang sungchan, jeno juga mau tau." dasar si keras kepala. jelas anak keduanya itu mendengar apa yang taeyong dan doyoung bicarakan lewat panggilan meski tidak tahu detailnya.
taeyong dan doyoung sudah akan buka mulut jika saja jaehyun tak menginterupsi keduanya.
"biarin aja." sahutnya dengan wajah serius. selama ini, jaehyun jarang sekali memasang wajah serius, bahkan mark dan jeno juga jarang melihatnya. karena memang sebenarnya, jaehyun itu jarang marah. tapi tadi, saat mereka tengah dipinggir pantai, tiba-tiba saja taeyong menghampirinya dan menangis sembari berkali-kali menyebut nama sungchan.
awalnya ia pikir sesuatu yang buruk terjadi pada anak ketiganya itu. namun setelah taeyong tenang dan mengatakan bahwa sungchan terlibat masalah dengan anak bungsu keluarga nakamoto, jaehyun mulai mengerti semua ini mengarah kemana.
"i know there is something wrong in this situation." ujar jaehyun pelan dan tegas. "bisa jelasin?" tanya jaehyun menodong langsung win-win.
fyi aja nih, doyoung, win-win dan jaehyun itu sahabatan dari jaman kuliah sampe sekarang anak-anak mereka udah pada mau kuliah.
melihat suaminya ditodong langsung seperti itu membuat yuta kesal. ia sudah akan bangkit dari duduknya, bermaksud menuntut sebuah maaf dari jaehyun untuk win-win. tapi win-win segera menahan tangannya dan menggeleng pelan, "gapapa, aku jelasin."
win-win berdiri, menatap semua orang yang kini tengah menatapnya penasaran kecuali doyoung.
"tapi, janji dulu satu sama lain," win-win berucap dengan suaranya yang bergetar. "kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, tanpa ada kekerasan sedikit pun." saat mengatakan hal itu, win-win menatap yuta dan jaehyun secara bergantian, memohon lewat tatapan mata hingga keduanya mengangguk meski secara terpaksa.
"shotaro hamil." suara win-win bergetar, ia sudah akan jatuh terduduk jika saja doyoung tak segera memegangi pundaknya.
yuta adalah orang pertama yang langsung bangkit dan mencengkeram pergelangan tangan win-win. "sayang, jangan bercanda!" suaranya tegas, tapi jelas terselip nada takut pada suaranya.
win-win kembali terisak, kakinya lemas, dia sudah tidak sanggup untuk berdiri. dia dibantu duduk oleh doyoung, lantas doyoung kembali berdiri untuk menggantikan win-win menjelaskan situasi yang sebenarnya.
doyoung menjelaskan dari awal tentang keanehan sungchan dan shotaro hingga tadi mereka memeriksa langsung apakah yang mereka khawatirkan adalah sebuah kenyataan atau hanya sekedar perasaan takut.
taeyong sudah menangis, sama halnya seperti win-win. bahkan sekarang lelaki cantik itu sudah berlutut dihadapan win-win, minta maaf atas kelalaiannya dalam mengurus sungchan.
win-win menggeleng, bilang bahwa ini bukan hanya salahnya taeyong. ini salah mereka sebagai orang tua yang kurang peka dan kurang memperhatikan keduanya.
tangan jaehyun sudah mengepal, urat-urat tangannya mulai terlihat saking kerasnya ia mengepalkan tangannya. rahangnya mengeras, tatapan matanya menajam. dengan emosi yang ketara, ia bangkit dari duduknya untuk pulang ke rumahnya dan memberi pelajaran pada sungchan dan disusul oleh yuta yang juga ikut berdiri dengan emosi.
doyoung segera menahan keduanya agar tidak pergi dan memukul sungchan. "kalian udah janji buat engga emosi dan berakhir mukulin sungchan."
melihat doyoung menahan jaehyun dan yuta, win-win serta taeyong ikut bangkit untuk menenangkan suami masing-masing.
"sayang," mohon win-win saat yuta memilih mengabaikannya. "kita belum dengerin pembelaan mereka, jangan main hakim sendiri."
"jae, disini kita juga salah." taeyong turut memberikan pengertian pada lelakinya. "mari bicarakan ini dengan sungchan," ajak taeyong. "tapi berjanjilah jangan menggunakan emosi, oke?"
pada akhirnya, mereka sepakat bahwa mereka akan membicarakan ini dengan sungchan dan shotaro dalam satu ruangan yang sama beberapa minggu dari sekarang.
mereka saling berjanji bahwa mereka tidak akan menggunakan emosi saat berbicara dengan sungchan.
tapi jeno tidak.
dia sama sekali tidak berjanji pada siapapun bahwa ia tidak akan memukul atau menendang sungchan, jadi sesampainya di rumah, ia akan melakukan sebisanya untuk memberi pelajaran pada sungchan.
to be continue!
tiap part itu isinya cuma dikit-dikit. doain aku semoga book ini bisa tamat ya, huhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated ft. sungtaro
Historia Corta[mpreg] [bxb] [romance] taro fell first, but sungchan fell harder.