[1] after last night

212 21 2
                                    

happy reading!

pagi itu, rumah keluarga nakamoto dihebohkan dengan keadaan renjun dan nana yang kobam sehabis merayakan kelulusan. shotaro tidak tahu seberapa banyak yang keduanya minum hingga menjadi teler dan seperti orang bodoh.

"taro kok ga kaya mereka?" tanya dejun tanpa menatap shotaro. wajahnya terfokus pada renjun dan nana yang teler di sofa depan tv. untung saja ayah tidak dirumah, kalau ada ayah, hmz bisa-bisa mereka berdua tidak akan diperbolehkan lagi pergi ke pesta manapun.

shotaro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu tertawa canggung. "hehe, iya engga kak."

dejun menatap si bungsu yang tampak aneh. adiknya itu memang pendiam, tapi ia sama sekali tidak canggung pada keluarganya. "yaudah ayo bantuin bunda." ajak dejun sembari menuju win-win yang tengah mengurusi si renjun dan nana.

dengan susah payah, shotaro berjalan menghampiri bunda dan saudara-saudaranya. aduh pantatnya sakit sekali habis digempur tanpa ampun oleh sungchan tadi malam. tidak terhitung berapa lama mereka melakukannya dan tidak terhitung berapa banyak sungchan keluar didalamnya.

"taro." panggil bunda dengan nada khawatir. "kenapa jalannya kok kaya gitu?"

yang ditanya berjengit kaget, tidak kepikiran bahwa ia akan ditanya seperti itu. "aduh, taro jatuh dikamar mandi." sahutnya gugup, berharap sang bunda tidak menyadari kebohongannya.

syukurnya sang bunda hanya mengangguk dan tidak bertanya lebih jauh, jadi ia bisa bernafas lega. kakinya lanjut melangkah untuk mendekati tiga saudaranya.

"weh, njun!" panggil dejun pada renjun yang kini tengah memeluk tubuh nana yang telentang. "njunnn!" panggil dejun lagi, tapi kali ini diikuti dengan goyangan kaki dejun dibahu renjun.

renjun yang pusing dan merasa terganggu pun memukul kaki dejun dengan kuat. "apa sih?!" kesalnya galak.  wajahnya yang memerah dan mata tertutup itu terlihat lucu dimata keduanya.

dejun tertawa, "galak amat neng." ejeknya.

lelaki mungil itu memilih untuk tidak meladeni keduanya. ia kembali memeluk nana dan mendusel dileher kembarannya itu.

tidak membuang kesempatan, shotaro mengambil ponselnya dan merekam momen ini. soalnya renjun itu nggak pernah bersikap kaya gini ke siapapun kalo dia lagi sadar, kecuali ke bunda kalo renjun dan bunda cuma berdua.

melihat aksi shotaro membuat dejun tertawa. ia melirik ponsel adiknya yang sedang fokus merekam renjun dan nana yang asyik berceloteh ria secara random.

namun tak lama, matanya menatap sebuah notifikasi diponsel shotaro, dari jung sungchan.

dejun segera menoel bahu shotaro, lantas memberitahu adik ya itu bahwa dia dapat notifikasi dari sungchan, sang pujaan shotaro dari zaman dahulu kala.

shotaro menghentikan rekaman, lantas tertawa canggung, lagi. huh, gara-gara sungchan dirinya jadi canggung karena takut ketahuan oleh keluarganya.

dia segera pamit ke kamar untuk bersih-bersih. nana dan renjun dibiarkan tergeletak didepan tv dengan dejun yang masih setia menunggu keduanya.

shotaro duduk dipinggir kasur, lantas membuka ponselnya dengan sedikit gemetar. soalnya ini notifikasi pertama dari sungchan sejak dari dulu shotaro suka sama lelaki itu.

songchan♡♡
thanks buat semalem
lo enak, kapan-kapan lagi ya.

shotaro mematung ditempatnya, apa yang akan ia katakan? menolaknya demi harga diri shotaro? tapi, masa dia harus menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada untuk mendapatkan sungchan? shotaro yakin bahwa setelah ini sungchan juga akan jatuh cinta padanya. toh, pertama kalinya juga dengan sungchan, jadi ya dia pikir tidak apa-apa jika ia menerima permintaan sungchan.

maka dengan kesadaran penuh, shotaro mengiyakan permintaan sungchan yang sebenarnya terlalu dewasa untuk mereka yang baru tamat sma, apalagi sungchan yang masih sma.

sejujurnya dia takut akan ketahuan oleh keluarganya, apalagi ayahnya. tapi kembali lagi, cinta shotaro pada sungchan itu sungguhan, dia tidak pernah jatuh cinta pada seseorang sedalam dan seserius ini. maka apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan sungchan, ya apapun itu.

ketukan terdengar beberapa kali, lalu pintu kamarnya dibuka dari luar oleh dejun. "dek, mending kamu jujur deh sama kakak."

tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba dejun berkata demikian. shotaro panik, apakah dejun tahu bahwa dirinya having sex dengan sungchan tadi malam?

"so-soal a-apa kak?" sialnya, mulutnya ini tidak bisa diajak bekerja sama. bisa-bisanya ia terbata-bata saat menjawab sang kakak. bisa-bisa kakaknya akan berfikir bahwa ia benar-benar sedang menyembunyikan sesuatu.

dejun masih berdiri didepan pintu kamar shotaro, lalu bersandar pada bingkainya. "kamu pacaran sama sungchan?"

"eh, engga kak!" panik shotaro. apa-apaan? tapi kalau sungchan mau sih, shotaro mau banget.

kakaknya itu tertawa saat mendapati wajah panik shotaro. "santai aja, taro-kun." ujar dejun. kakaknya itu memang suka memanggil dirinya dengan panggilan ala jepang seperti itu. "kamu ditungguin sungchan tuh."

shotaro tampak kaget. benarkah? untuk apa sungchan kesini?

dengan segera ia turun dan pergi menemui sungchan, melambai sebentar pada injun dan nana yang sedang diurus oleh bunda.

"sungchan," sapa shotaro pada sungchan yang duduk di kursi taman halamannya. "ada apa?"

sungchan menoleh pada shotaro, lantas sedikit bergeser dari tempatnya untuk mempersilahkan shotaro duduk. "sini duduk." tangannya menepuk-nepuk tempat kosong disebelahnya.

shotaro duduk didekat sungchan, tapi tak begitu dekat. hatinya masih berdebar. sungchan tidak pernah bersikap sebaik ini padanya, makanya rasanya masih sedikit aneh.

"gue kangen," ucap sungchan tiba-tiba. matanya sama sekali tidak menatap shotaro saat mengatakan kalimat yang tidak pernah shotaro sangka akan keluar dari mulut sang pujaan.

mata shotaro berbinar saat menatap sungchan, namun binaran matanya harus lenyap karena bisikan tiba-tiba sungchan didepan wajahnya.

"kangen sama badan lo."

dasar shotaro bodoh. pantas saja sungchan bilang kangen, bukan untuknya, tapi pada tubuhnya. ya memangnya apalagi? sungchan tidak mungkin jatuh hati padanya hanya dalam satu malam.

"ayo ke hotel." ajak sungchan dengan senyuman lembut. tangan lelaki itu terulur untuk mengusap surai shotaro, membelainya lembut hingga shotaro terbuai.

dan untuk kesekian kalinya, shotaro memilih menjadi bodoh, demi sungchan.

to be continue!

emang agak mature ya, hehe.

by the way, kalian keselnya ke sungchan atau shotaro nih?

complicated ft. sungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang