hope you enjoy this story!
seminggu berlalu pasca hari pernikahan mereka. masih tidak ada tanda-tanda bahwa sungchan akan balas mencintai shotaro.
tapi tak apa, sungguh. sungchan berlaku baik padanya saja shotaro sudah sangat bersyukur. seperti lelaki itu yang rela mengelus perutnya yang keram saat pertama kali mereka berada dikamar yang sama, menemaninya terjaga sepanjang malam meski hanya diam saja, mengambilkan air minum ditengah malam dan banyak lagi kebaikan sungchan yang tidak shotaro sebutkan.
mungkin saja lapak ini tidak akan muat kalau dia ceritakan semua.
mereka masih tetap tinggal di rumah keluarga jung. shotaro sebagai anggota baru keluarga jung benar-benar diterima baik oleh keluarga ini. dia benar-benar diperlakukan seperti layaknya seorang pangeran. tidak boleh ini, tidak boleh itu. semuanya tidak boleh.
kata bubu, karena taro lagi hamil, jadi ga boleh ngerjain pekerjaan berat.
lah, orang shotaro cuma nyuci piring bekas dia makan, masa itu berat? shotaro jadi merasa canggung disini.
di rumah, dia terbiasa mencuci semua piring bekas makan keluarganya. terbiasa membantu bunda di dapur, terbiasa menyapu dan menyiram bunga, ia sudah begitu familiar dengan semua pekerjaan rumah. lantaran, saat bunda minta tolong pada renjun, pasti renjun sibuk dengan buku pelajarannya. dan jika minta tolong nana, aduh, jangan deh. yang ada malah bunda yang nolongin nana.
kalau dejun, hm. kakaknya yang kuliah semester 4 itu terbilang sibuk, jadi jarang sekali di rumah. sekalinya pulang, wajahnya kusut, tidak bersahabat. jadi bunda juga engga minta tolong pada dejun.
jadi shotaro merasa agak asing dengan kebiasaannya yang baru ini. kebiasaannya yang tidak boleh ini, tidak boleh itu.
"pagi kak," sapa beomgyu sembari memeluk shotaro dari samping. lelaki manis bermarga jung itu sudah siap dengan seragamnya, dia sudah rapi dan wangi sekali. shotaro yakin, beomgyu ini tipe orang yang kalo udah lewat, wanginya masih ketinggalan dibelakang.
shotaro tersenyum dan balas memeluk beomgyu. "pagi juga, gyu."
sungchan yang baru saja turun tangga berdecih melihat betapa baiknya semua anggota keluarganya pada shotaro. dirinya tidak mengerti, mengapa lelaki itu begitu dicintai oleh anggota keluarganya.
"masih pagi, uchan." mark yang juga turun tangga menepuk bahu sungchan sekali, sengaja menekankan pada panggilan uchan. mark lebih dari sadar bahwa adiknya itu masih tidak suka pada shotaro. bukan hanya dia, bahkan semua anggota keluarganya yang lain juga tahu. mereka tahu bahwa sungchan kerap berkata dan berperilaku kasar pada shotaro, juga terkadang mereka sering mendapati sungchan yang tengah merutuki shotaro saat lelaki manis itu berbincang dengan salah satu anggota keluarganya.
bukannya tidak ingin menegur sungchan atas perilakunya, hanya saja, bagi mereka semua, tindakan sungchan adalah bentuk dari rasa protesnya pada takdir. dia masih belia, masih tidak terima akan kenyataan bahwa ia telah terikat janji suci diusianya yang bahkan belum genap 18 tahun. selagi sungchan tidak melukai shotaro, mereka akan berusaha untuk diam meski sudah berkali-kali mereka menahan jeno supaya lelaki itu tidak menghajar sungchan.
sungchan melotot saat mendapati abangnya yang memanggilnya dengan panggilan menggelikan itu. dia tentu ingat saat dia memaksa semua orang memanggilnya dengan nama panggilan tersebut. tapi kan posisinya sekarang berbeda. dia tidak mau membuat shotaro salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated ft. sungtaro
Historia Corta[mpreg] [bxb] [romance] taro fell first, but sungchan fell harder.