happy reading and hope y'all guys like it!
lil bit mature ya!
ini pagi kesekian yang shotaro dan sungchan habiskan sebagai pasusu yang jarang sekali berbicara. ini juga sudah minggu kesekian yang mereka habiskan sebagai pasusu yang tidur dikamar terpisah padahal tinggal satu rumah.
iya, sungchan maksa gamau tidur bareng shotaro. jadilah shotaro pindah ke kamar tamu dan sungchan dikamar utama. sekali lagi, shotaro masih cukup tau diri untuk tidak mengganggu sungchan.
meskipun begitu, shotaro tetap memasak sarapan tiap paginya untuk sungchan. tak lupa juga bekal anak smk tingkat akhir semester awal itu. ya meskipun tak jarang sungchan menolak bekal dan sarapan yang shotaro siapkan, tapi tak apa. shotaro akan terus menyiapkannya.
pagi ini, dia menyiapkan sandwich dan susu cokelat untuk sungchan. kata bubu, sungchan tipe orang yang tidak makan berat saat sarapan. jadinya ya sarapan sungchan itu engga ribet, cuma pas makan siang ini. makanan sungchan itu harus lengkap. harus ada karbo, protein dan serat.
bukannya kerepotan, shotaro justru senang. sedari dulu ia ingin sekali memasak dan menyiapkan bekal lengkap yang lucu-lucu untuk seseorang. tapi bunda jelas tidak pernah mengizinkannya. bunda hanya memperbolehkan dirinya untuk sekedar membantu, bukan menyiapkan secara keseluruhan.
dan bersama sungchan, kini keinginannya itu terpenuhi. meski bekalnya selalu berakhir ditempat sampah.
"lo kok engga bangunin gue?!"
teriakan sungchan dari kamar utama terdengar begitu nyaring. shotaro sampai secara reflek menutup perutnya supaya dede bayinya ga denger teriakan sungchan. fyi, perut shotaro itu udah lumayan besar, udah 3 bulan lewat soalnya. dan syukurnya, dia belum pernah ngidam aneh-aneh yang susah untuk dituruti.
dapat shotaro dengar suara berisik dari dalam kamar sungchan. pasti lelaki itu tengah panik karena telat bangun.
shotaro bukan tidak ingin membangunkan sungchan, tapi semalam sungchan sudah berpesan bahwa dia tidak akan ke sekolah karena lelah. makanya tidak shotaro bangunkan. orang hari sekolah saja sungchan marah-marah saat shotaro bangunkan, apalagi kalau memang sungchan tidak niat pergi ke sekolah? bisa mati shotaro dan dede bayinya.
tak lama, sungchan keluar dengan muka bantal dan seragam kusut. jangan hujat shotaro dulu, tolong dibaca baik-baik. bukan shotaro tidak mengurus sungchan dengan baik walaupun dia akui dia tidak mengurus sungchan sebaik bubu, tapi setidaknya dia berusaha. hanya saja, sungchan selalu menolak semua yang dia tawarkan.
"minggir lo," ujar sungchan saat mendapati shotaro berdiri tepat didepan pintu kamarnya. ia menggeser tubuh si manis dengan mudah lalu kembali berjalan sambil sesekali mendumel dan mengancingi seragamnya.
si jangkung sudah akan memakai sepatu saat ia sadar sesuatu. dasinya belum dipakai. "aish!" dumelnya lalu kembali ke kamar, melewati shotaro yang masih diam didepan pintu kamarnya.
"daripada bengong, mending lo pakein dasi gue nih." sungchan keluar lagi sembari menyerahkan dasinya pada shotaro.
tentu saja shotaro tidak bisa menolaknya. dia segera menerima dasi tersebut lalu mendongak, menatap sungchan yang begitu tinggi.
tangannya segera memasangkan dasi dileher sungchan, merapikannya dengan susah payah karena perbedaan tinggi mereka yang begitu kentara.
sadar akan kesulitan yang dialami shotaro, sungchan tersenyum kecil tapi tak terlihat oleh shotaro. si jangkung segera membungkuk sedikit supaya si manis lebih mudah memasangkan dasi dilehernya. tentu saja dengan posisi seperti ini sangat dekat bagi shotaro.
dia sempat terdiam kaku beberapa saat sebelum suara sungchan menyadarkan shotaro. "buruan, pegel gue."
dan wajah shotaro sempurna memerah. jelas sungchan menatapnya, meskipun entah dengan tatapan yang bagaimana. yang shotaro tahu, shotaro hanya harus segera menyelesaikan tugas memasang dasi suaminya dan menjauh dari sungchan sebelum wajahnya meledak saking merahnya.
entah apa yang merasuki sungchan, lelaki itu senang melihat wajah shotaro yang memerah karena malu oleh tatapannya. padahal dia hanya menatap, tidak yang lain-lain.
tapi karena wajah memerah shotaro, sungchan jadi punya niat yang lain-lain.
dia ingin mencium shotaro, tidak apa kan?
dulu saja dia sesuka hati menyentuh bagian mana saja dari tubuh shotaro sebelum mereka menikah. dan sekarang dia malah belum sekalipun menyentuh shotaro sedikitpun.
maka dengan semua pertimbangan dalam kepalanya, tangan sungchan terulur untuk menyentuh dagu si manis. dapat sungchan rasakan tubuh shotaro yang menegang seketika. tapi itu justru menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi si jangkung.
dagu shotaro terangkat, lalu dengan cepat sebuah bibir segera menempel diatas bibirnya.
diam beberapa saat, lalu sungchan mulai melumat bibir atas dan bawah shotaro. bibir shotaro itu indah untuk dilihat dan candu untuk dirasakan. tapi sungchan tidak akan pernah mengatakan kalimat itu, gengsi bre.
tangan shotaro yang semula berada pada dasi sungchan kini telah bertengger dileher belakang si jangkung. lidahnya yang dibelit oleh sungchan menjadi fokus utamanya saat ini.
sudah berbulan-bulan sejak terakhir kali sungchan menyentuhnya. dia pikir dia akan terbiasa saat sungchan menyentuhnya lagi, tapi nyatanya sama saja. dia masih keenakan padahal cuma di cium sama sungchan, dia masih sama gilanya saat di sentuh sungchan. lututnya masih lemas kala sungchan mengobrak-abrik mulutnya, kepalanya masih sama peningnya saat tangan sungchan meremas tiap titik sensitifnya dan desahan serta lenguhannya masih sama kerasnya dengan sebelum-sebelumnya.
shotaro sudah berantakan, begitu pula sungchan. rambut sungchan yang semula berantakan kini semakin berantakan akibat tangan shotaro yang terus mengacak rambutnya.
sungchan menjauh sejengkal, membiarkan shotaro bernafas. pipi shotaro masih memerah, juga bibirnya yang bengkak. si manis itu menunduk, menghindar dari tatapan sungchan.
si jangkung sendiri sudah melepas kancing seragamnya yang tadi susah payah dia pasang. tatapannya masih tak lepas dari bibir shotaro yang bengkak.
usai melepas semua kancing seragamnya, sungchan membuka apron yang digunakan shotaro. saat itulah shotaro baru sadar bahwa sungchan sudah melepas seragamnya, menyisakan kaos putih ketat yang mencetak jelas tubuh sungchan.
shotaro gelagapan. ia berusaha menahan tangan sungchan yang ingin membuka kancing piyamanya. "kamu harus sekolah!" panik shotaro hingga tanpa sadar malah berteriak. ia menjauh satu langkah dari sungchan dengan piyamanya yang sudah terbuka setengah, menampilkan dadanya yang sudah lama sekali tidak sungchan jamah.
lelaki itu berdecih, menepis tangan shotaro yang menahan dadanya dan menarik kembali si manis untuk dia cium. tidak peduli, dia sudah terlanjur nafsu. dia mau tubuh shotaro.
dan untuk kesekian kalinya, shotaro tidak bisa menolak. entah karena saking bodohnya atau karena saking cintanya, shotaro tidak akan pernah bisa menolak apapun tentang sungchan.
to be continue!
ini dihitung double up kaga? kan waktu up-nya deketan, ga jauh-jauh amat.
anyway, bosen ga sama ini cerita yang alurnya lama banget?
KAMU SEDANG MEMBACA
complicated ft. sungtaro
Nouvelles[mpreg] [bxb] [romance] taro fell first, but sungchan fell harder.