1. Awal

751 93 28
                                    

"Suatu hari nanti, makam kosong itu akan terisi jasadku kan bunda?"

Dandelion.

***


Langkah lelaki itu terhenti tepat di sebelah gundukan tanah merah, matanya menatap lekat sebuah nama yang tertera di nisan itu dengan pikiran yang melayang ke masa dimana mereka selalu bersama.

Huft...

Helaan nafas terdengar, matanya mulai berkaca-kaca. Ia rindu, sangat-sangat rindu dengan sosok yang berada di dalam gundukan tanah merah itu.

Ia mulai berjongkok, meletakkan satu tangkai mawar merah di atas pusara itu seraya tersenyum tipis.

"Assalamualaikum dek", tangannya mulai mengusap nisan yang sedikit berdebu itu dengan gerakan lambat.

"Apa kabar? Maaf, Abang baru sempet jengukin kamu." 

"Udah 2 Minggu kamu pergi. Kamu gak rindu Abang dek?"

"Dek---Abang rindu..." lirihnya, kepalanya tertunduk. Tangannya meremas tanah merah itu.

"Sejak hari itu, semua gak baik-baik saja dek..." Cairan bening mulai menetes, membasahi pipi tirus nan pucat milik lelaki itu.

"Andai waktu itu, Abang gak pergi ninggalin kamu. Mungkin kamu masih ada disini bersama Abang."

Ia memukul dadanya dengan kepala yang tertunduk, berharap sesak yang ada disana menghilang. Namun, ketika ia mengangkat kepala dan menatap nisan dengan nama---

Shaka Azzam

Bin

Gutama Andriansyah

Lahir : 30 Desember 2003
Wafat : 04 April 2018

---rasa sesaknya kian bertambah.

***

2016

Shaka, bocah laki-laki yang baru saja genap berusia 13 tahun itu menatap kembarannya yang sedang bercermin dengan tatapan yang sangat sulit di artikan.

Sean, kembaran Shaka, yang lahir lebih dulu 15 menit sebelum Shaka itu tengah bahagia. Bagaimana tidak, dirinya akan menempuh pendidikan baru. yaitu, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA.

Senyum Sean merekah, menatap pantulan dirinya di cermin.

"Menurut Lo, gue cocok ga pake seragam putih biru ini?" tanya-nya kepada Shaka, namun tak ada jawaban sama sekali.

"Ahh, gue gak sabar. Suasana baru, ketemu temen baru. Senang banget rasanya." senyumnya tidak luntur bahkan dari semalam.

"Gue jadi pengen sekolah juga, Se..."

senyum Sean luntur detik itu juga, benar, seharusnya ia tidak terlalu mengumbar kebahagiaannya di depan Shaka, terutama tentang sekolah, karena---

"Jadi kangen sekolah, kangen temen-temen. Terakhir gue sekolah dan ketemu temen-temen itu satu tahun lalu."

"Shak..." lirih Sean, ia jadi tak enak hati kalau begini.

DANDELION (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang