5. Duka

223 55 14
                                    

DANDELION

*
*
*

Happy Reading🤗

💃💃💃

DUKA

.
.
.

Dengan langkah yang sedikit pincang, Shaka mendekati saudara-saudaranya.

"R-raka..." lirihnya, perlahan lelehan bening itu mulai turun dari pelupuk matanya. Ia tidak bertanya apapun, tetapi ia paham apa yang sedang terjadi.

Raka-nya, tidak bernyawa?

"Raka..."

PLAK!

Kepala Shaka menoleh saat sebuah tamparan keras mendarat di pipi kirinya.

Dilihatnya Sean yang kini sedang menatap ke arahnya dengan wajah sembab dan memerah. Dada Sean naik turun, rasa khawatir nya tergantikan dengan rasa amarah.

"Kemana aja lo hah?"

"Se...gu---"

"Lo ninggalin Raka sendirian? Lo gila?"

Shaka menggeleng pelan. "Se, dengerin penjelasan gue dul---"

"Lo sengaja ninggalin Raka? Apalagi lagi alasan lo kali ini? Hah? Gara-gara Lo Raka mati, hiks.." Sean kembali terisak, membuat Shaka pun ikut terisak.

Sementara, ketiga Abang mereka hanya terdiam. Zaki, yang masih setia memeluk kepala Raka dengan erat, Isak tangis sesekali masih lolos dari celah bibirnya.

Liam dan Abi yang hanya tertunduk dalam, seraya menggenggam erat tangan dingin Raka.

"Emang ya, bener apa kata bang Zaki. Kalo lo itu pembawa sial!" setelah mengucapkan itu tubuh Sean meluruh, membuat Shaka ikut meluruhkan badannya juga.

Shaka mencekal kedua pundak Sean, namun Sean segera menepisnya kasar.

"Jangan sentuh gue, hiks.."

"Se..."

"Gue gak mau di sentuh sama orang kaya lo,"

"Maaf, dengerin penjelasan gue hiks..gue mohon."

"LEPASIN GUE!" Sean mendorong tubuh Shaka kencang, ia kembali menangis kencang, meraungkan nama Raka.

"Se, maaf..."

Mendengar itu, Abi bangkit. Ia menghampiri kedua adiknya itu, lebih tepatnya menghampiri Shaka.

Dengan tangan yang mengepal serta rahang yang mengeras, ia mencengkeram baju Shaka.

"Lo.." ucapnya dengan penuh penekanan.

Bugh!

Shaka meringis setelah Abi memukul rahangnya dengan keras. Membuat darah segar mengalir dari ujung bibirnya.

DANDELION (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang