[3] maaf

121 22 4
                                    

"ngapain lu ajak gua ketemuan?"

'bener, aku gatau mau bilang apa'

"aku..."

"mau minta maaf? ga guna, gua juga udah ga cinta sama lu"

Dengan tatapan cueknya dia melontarkan kalimat itu tanpa memikirkan perasaan lawan bicaranya. Rasanya dia sudah muak dengan permintaan maaf ini, karena tidak sekali dua kalian Zaki melakukan ini.

"tapi--.."

Terkunci, Zaki tidak bisa berkata apapun saat Krow sudah didepannya. Bibirnya tak sanggup untuk melontarkan beberapa kata, rasanya seperti di pukul dengan keras oleh perkataan Krow tadi.

"Zaki, sadar."

'bener kata Krow, aku harusnya sadar kalau Krow ga benar-benar jatuh'

"lu harusnya paham kalau gua tuh cintanya sama-"

"aku tau Krow"

Sebelum Krow melanjutkan kata terakhirnya Zaki lebih dulu menyusul dan menghentikannya. Jika tidak ada perlawanan Zaki akan lemah dan bisa saja jatuh karena pukulan keras yang di berikan Krow.

"kalau lu tau kenapa terus ngejar gua?"

"aku cinta"

"alasan lu klasik"

"aku.. jatuh sejatuh jatuhnya sama kamu, Krow."

Zaki kemudian menunduk setelah mengatakan ini, hatinya merasa sedikit tenang karena mengeluarkan kalimat yang sudah ia pendam lebih dari 1 tahun.

"kaya orang tolol tau ga"

"aku emang tolol, tolol banget udah cinta sama kamu. ya kan Krow?"





































....

































"Valo kuy"

"ga dulu"

"tumben, biasanya semangat banget kalau diajak ngegame"

"sekarang aku benci game"

"hah? gua ga salah denger? seorang Zaki yang selalu ngegame sampai mampus bilang gini?"

'soalnya setiap aku main game selalu ingat Krow'

"Jak? ko lu diem aja si??"

"eh iya maaf tadi aku melamun, udah dulu ya kayanya aku ngantuk"

"okedeh, good night"


Zaki meniup telpon kemudian menempatkan ponselnya di nakas samping ranjangnya, dirinya pun ia tempatkan di bibir ranjang dengan lembut dengan tatapan kosong.

"ga ada lagi ngegame bareng, ga ada lagi makan diluar bareng, ga ada lagi ngerjain tugas bareng, dan ga ada lagi yang dengerin cerita aku setiap malam"

Tatapan matanya kini melihat jendela yang diliputi gorden putih dengan terpaaan angin karena Zaki tidak menutup jendelanya.

'sejuk'

"jika memang suatu saat kita harus berpisah kamu tidak perlu khawatir, karena banyak yang sayang sama kamu selain aku"

Tanpa aba-aba kalimat itu melewati pikirannya, sepertinya dunia tidak ingin Zaki melupakan Krow.

'kau tau, aku tidak pernah jatuh cinta selain denganmu'












































...







































"anak mami, kenapa wajahnya?"

Caine, ibunda Zaki yang sangat peka dan sayang kepada anaknya. Memang bukan anak kandung tapi kasih sayangnya sangat tulus adanya.

"gapapa mi, aku capek ngerjain tugas tadi malam"

"hemmm udah pinter boong ya? setau mami kamu tuh paling suka belajar, masa iya kamu capek sama hal yang kamu suka?"

'bener, aku juga tidak capek kalau terus cinta sama Krow walaupun dia tidak cinta'

"yasudah kalau belum bisa cerita sekarang, nanti aja. tapi janji cerita sama mami" Caine mengulurkan tangannya kemudian menunjukkan jari kelingkingnya.

"janji"

"kenapa pada senyum-senyum begini?" Tanya Rion, ayahanda Zaki yang sangat sayang anak, bahkan bisa dibilang lebih dari rasa sayangnya pada dirinya sendiri.

"papi kepo" Jawab Zaki dengan nada meledek.

"ada apa ini masih pagi udah rahasia rahasiaan???"

"adalah" Kata Caine sambil menyendokkan nasi dan lauk untuk Zaki dan untuk suaminya.

Setelah Caine berkata seperti itu Rion tidak lagi membahas hal tersebut. Dia paham kalau mereka tidak ingin lagi membahasnya.

"gimana Zaki belajarnya?"

"aman yon, dia masih juara umum" Caine sendiri yang menjawab pertanyaan Rion, karena dirinya bangga kepada anak manisnya ini. Selalu membawa nama baik keluarga dan tidak pernah berprilaku buruk.

"emang keren anak papi"

"iyadong" Zaki tersenyum dengan bahagianya.

Keluarga kecil yang terlihat sangat bahagia, seakan tidak ada goresan sedikitpun di rumah itu. Rumah yang mereka bangun dan mereka pertahankan dengan penuh cinta didalamnya.





























































"Zaki, lu kenapa sih aneh banget hari ini" Riji bertanya dengan raut wajah khawatir, tidak biasanya Zaki seperti ini.

"gapapa Riji aku aman, kurang tidur aja ini"

"hayoo main game terus sihh"

'padahal aku udah hindarin game selama beberapa hari ini'

"iya, hehe"

"btw bunda nyariin kamu terus katanya 'anak manis itu mana ga kesini?' gitu, bunda gua nyariin lu terus. seakan anaknya lu"

"haha, lucu banget bunda kamu" Zaki tersenyum mendengar cerita Riji.

"nah gitu dong, senyum kan adem gua liatnya"

"hehe, makasih ji"

dirumah dan disekolah Zaki selalu mendapat hal bahagia disetiap momennya tapi entah kenapa setelah satu manusia itu menghancurkannya seakan semua kebahagiaan itu lenyap. Bukan hilang, tapi perasaanya yang hilang.























































bersambung...


haiii cinta cintakuu met malam yaa🤍🤍🤍

aku upload inii karena pada nanyain, jangan lupa vote

Masih Hatiku [KroJaki]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang