Bab 56 Kakak Pemarah dan Melakukan Panggilan Telepon

1 0 0
                                    

"Mengapa kamu pikir aku berbicara tentang Qiu Ziyan?" Su Nuo menatap saudaranya dengan ekspresi terkejut.

"Bukan dia?" Sang kakak menatap Su Nuo dengan tatapan bingung.

TENTU SAJA TIDAK!! Su Nuo merasa seperti akan pingsan saat itu juga.

"Lalu siapa dia?" tanya Han Wei.

".......Jika aku memberitahumu, kau tidak akan benar-benar membunuhnya, kan?" Su Nuo bertanya dengan hati-hati.

"Tidak akan," kata Han Wei sambil tersenyum canggung, berusaha untuk tidak terlihat marah.

Tapi Su Nuo masih sangat gugup! Dia terlalu peduli pada Tuan Direktur!

"Katakan saja." Sang kakak menepuk kepalanya.

"Yah... Itu.....umm..... Ou...." Su Nuo merasa sangat malu.

"Jika kau tidak menceritakannya, aku akan membunuh Qiu Ziyan!" kata Han Wei sambil menggertakkan giginya.

"Kalau begitu, kau bunuh saja dia dulu." Su Nuo kembali ke sudut, "Setelah membunuhnya dan sampai suasana hatimu membaik, aku akan memberitahumu siapa orangnya."

Han Wei sangat marah hingga dia ingin tertawa.

"Kau tidak akan keberatan dengan seksualitasku, kan?" Su Nuo bertanya kepada saudaranya dengan hati-hati sambil menatap matanya yang seperti anak anjing.

Tentu saja aku keberatan!!! Han Wei menggeram dalam hatinya. Namun inti pembicaraan ini adalah untuk mencari tahu siapa orang itu, bukan untuk mencuci otak saudaranya.

Maka si sulung pun meredakan amarahnya dan membuat ekspresi yang sangat ramah, "selama kamu suka orang itu, aku tidak akan menghakimimu." Sungguh munafik sampai-sampai tidak tahan melihatnya!

"Dia sangat baik padaku. Satu-satunya alasan kami putus adalah karena aku." Su Nuo terus ragu.

"Baiklah." Han Wei mengangguk.

"Kamu janji nggak akan marah!" Su Nuo menggenggam tangan kakaknya.

"Berhenti gemetar." HanWei menggertakkan giginya, "Aku janji, katakan saja."

"...... Apakah kamu ingat Grup Renrui... Ouyang...... Long?" Su Nuo sangat gugup hingga dia hampir mati lemas. Suaranya sangat rendah seperti nyamuk.

Namun sang kakak masih mendengarnya, "Ouyang Long?"

Su Nuo mengangguk. Dia menatap Han Wei dengan ekspresi ketakutan.

Momen ini benar-benar menyesakkan.

Kemudian dia melihat mata saudaranya menjadi dingin, wajahnya penuh ekspresi muram.

"Kakak," Su Nuo hampir meneteskan air mata, "kamu bilang kamu tidak akan marah."

"Hewan ini, beraninya dia merayu saudaraku!" Han Wei mengepalkan tangannya, buku-buku jarinya retak.

Su Nuo ketakutan, "Kau..kau..apa yang kau lakukan?"

"Aku akan berbicara dengannya." Han Wei berdiri.

"Tidak!! Kau tidak bisa!" Su Nuo menariknya kembali dengan sekuat tenaga, "Kita...kita sudah putus. Apa urusanmu dengannya?"

"Apakah dia baru saja menghubungimu?" tanya Han Wei.

Su Nuo menggelengkan kepalanya dengan putus asa.

"LALU KENAPA KAMU MASIH MEMIKIRKAN DIA?" geram Han Wei.

Mata Su Nuo langsung memerah.

..........

"Jangan menangis dulu." Han Wei tidak tega melihat Su Nuo menangis, jadi dia kembali berbicara dengan nada lembut.

"Tolong, jangan pergi menemuinya. Biarkan aku menyelesaikan masalahnya sendiri." Su Nuo memohon.

[BL] Tuan ModisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang