🥀09. Berwalang Hati

787 181 21
                                    

• Withered Flowers And Lonely Wolves •

;

"Tuan Renjun!" Beberapa anak berlari menghampiri Renjun, ketika sosoknya yang di kenal sebagai pemimpin wilayah menampilkan diri di sekitar desa guna meninjau keadaan penduduk desa.

Renjun tersenyum tipis menanggapi keceriaan anak-anak desa yang acap kali menyambut kedatangan dengan heboh, tak jarang mereka juga memberikan bunga atau buah yang berhasil di perolehan orang tua mereka dari hutan.

"Bagaimana kabar kalian? Apa ada hal yang mengganggu atau membuat kalian tidak nyaman?" tanya Renjun dengan iris mata memindai satu persatu anak di hadapan.

"Eung! Kami baik-baik saja, ini berkat kemurahan hati Anda, tuan! Terima kasih untuk selimut dan bahan makanannya, berkat itu keluarga kami tidak kedinginan dan kelaparan!" balas seorang anak dengan rambut coklat sebahu, ia menggunakan mantel tebal yang tampak kebesaran, sepertinya itu milik orang tuanya mengingat bahwa udara cukup dingin di luar sini.

"Benar! Ibu bilang kami beruntung, karena Anda telah menyelamatkan keluarga kami!"

"Terima kasih banyak, tuan Renjun!"

Walaupun wilayah ini masih jauh dari kata layak, setidaknya Renjun sudah berusaha keras untuk memberikan bantuan serta perlindungan agar tempat ini dapat ditinggali. Renjun merasakan beruntung sebab orang-orang yang tinggal tak pernah menuntut yang macam-macam, mereka cukup puas dengan tempat untuk bernaung dan makanan ketika lapar. Jika bisnis tambang batu mana yang akan ia kerjakan membuahkan hasil, Renjun berharap bisa sedikit meningkatkan kualitas kehidupan di wilayah ini. Misalnya seperti menyewa seorang tutor untuk membantu anak-anak belajar membaca dan menulis.

Renjun bisa saja melakukannya sendiri, tapi waktu yang ia punya tidak cukup banyak untuk melakukan hal tersebut.

"Syukurlah jika kalian baik-baik saja.. Selalu ingat, jika kalian butuh bantuan, langsung saja datang ke kastil."

"Baik tuan Renjun!!"

Seusai berbincang dengan anak-anak, Renjun melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Di tengah jalan, Renjun menengadah iris mata menatap langit yang tampak mendung dengan butiran salju yang perlahan turun menutupi atap-atap desa serta dedaunan di atas pohon.

Sejak percakapan terakhir kali dengan Jeno, terhitung sudah tiga hari manusia setengah serigala itu tak menujukkan eksistensi. Dari apa yang Renjun dengar, seorang pelayan mengatakan bahwa hari itu Jeno meninggalkan kastil dalam wujud serigala, lantas menghilang dibalik hutan.

Pada awalnya Renjun tidak terlalu memperdulikan hal tersebut, ia berpikir bahwa mungkin saja Jeno sudah tidak membutuhkan tempat singgah dan memiliki tujuan lain. Namun hati Renjun menjadi gelisah ketika ingatan tentang hari mereka berdebat terlintas dalam benak, rasanya tidak benar mengabaikan Jeno setelah pertengkaran kecil mereka.

Jadi Renjun meminta Hyunjin untuk membawa beberapa orang pergi ke hutan untuk mencari keberadaan Jeno. Sayang, Hyunjin kembali tanpa hasil.

"Dasar bodoh! Jika memang sudah tidak mau tinggal, setidaknya ucapkan terima kasih atau selamat tinggal dengan benar!" gerutu Renjun, lantas kembali melanjutkan perjalanan mengingat sebentar lagi hari beranjak gelap dan masih ada beberapa hal yang harus ia periksa.

Sesampainya di kastil, kedatangan Renjun disambut hangat oleh Victoria.

"Saya sudah siapkan air hangat untuk Anda, tuan muda."

"Terima kasih, Victoria.. Tolong bawakan makan malamku ke kamar."

"Baik, apa Anda juga ingin dibuatkan teh hangat?"

Withered Flowers and Lonely WolvesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang