Just Friends (?) || JaemSung 🔞 ✅

Capitolo Tre.

Pagi itu, suasana sekolah masih terasa tenang. Jaemin berjalan santai di koridor kelas 12, tangannya dimasukkan ke saku celana, wajahnya tampak santai seperti biasanya. Namun, matanya waspada, mencari sosok yang selalu ada di pikirannya-Park Jisung. Dia sering muncul tiba-tiba di kelas 11 hanya untuk menarik Jisung keluar dari kelas, mengajaknya cabut, atau sekadar ngerokok di belakang gedung sekolah. Rutinitas kecil ini membuat Jaemin merasa tenang, seakan itu caranya menjaga hubungan mereka tetap 'unik'.

Namun, pagi ini ada sesuatu yang berbeda. Jaemin melihat Jisung dari kejauhan, berdiri di dekat pintu kelasnya. Tapi yang membuat Jaemin sedikit terkejut adalah seseorang yang sedang bersama Jisung- JangYunho, teman sekelas Jisung yang Jaemin kenal. Yunho bukan orang asing bagi Jaemin, meskipun mereka jarang bicara. Tapi Jaemin tahu satu hal tentang Yunho: cowok itu suka sama Jisung.

Jaemin berhenti melangkah, berdiri di sudut koridor yang cukup tersembunyi, memperhatikan dari kejauhan. Yunho sedang bicara dengan Jisung, tangannya menggaruk belakang kepala, ekspresi gugup di wajahnya. Sementara Jisung, seperti biasa, terlihat clueless. Dia hanya mengangguk, tersenyum, dan membalas obrolan Yunho dengan santai, sama sekali nggak sadar kalau Yunho sedang berusaha keras buat mencari perhatian lebih dari sekadar teman.

"Ini anak beneran nggak peka, ya?" Jaemin berpikir sambil memicingkan mata, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh rasa campur aduk. Di satu sisi, dia tahu Jisung nggak akan merespon Yunho lebih dari sekadar teman. Tapi di sisi lain, perasaan cemburu mulai merayap perlahan di dalam dirinya. Jaemin nggak suka ada orang lain yang mendekati Jisung, bahkan jika itu hanya untuk obrolan biasa.

Dari posisinya, Jaemin bisa melihat bagaimana Yunho sesekali mengangkat tangannya, seakan ingin menyentuh bahu Jisung tapi ragu-ragu. Jisung yang polos dan centil itu bahkan nggak menyadari gesture kecil ini. Jaemin menghela napas panjang, matanya tak lepas dari keduanya. Dalam hatinya, ada sesuatu yang mendesak-keinginan untuk menarik Jisung menjauh, untuk memastikan hanya dia yang bisa dekat dengan Jisung seperti itu. Tapi, Jaemin tetap bertahan di tempatnya, memilih untuk tidak bereaksi secara langsung.

"Ngapain gue repot-repot?" pikir Jaemin, berusaha meredam perasaannya. Tapi, semakin dia mencoba mengabaikan, semakin sulit rasanya. Tangan Jaemin mengepal di dalam saku celana, mencoba menahan diri untuk tidak menghampiri mereka. Ia tahu betul, kalau sampai Jisung melihat wajah cemburunya, situasinya bisa jadi rumit. Jisung selalu saja santai dan bebas, dan Jaemin benci kalau tiba-tiba terlihat posesif.

Dia hanya berdiri di sana, memperhatikan dalam diam, membiarkan amarah kecil menggerogoti dirinya perlahan. Bagaimana bisa Jisung sebegitu tidak pekanya? Padahal semua orang di circle mereka tahu kalau Yunho selalu cari-cari kesempatan untuk mendekati Jisung.

Beberapa menit kemudian, obrolan mereka sepertinya sudah selesai. Yunho tersenyum kaku sebelum kembali ke kelas, sementara Jisung tetap di tempatnya, sesekali memeriksa ponselnya dengan ekspresi tenang. Jaemin, yang masih bersembunyi di balik sudut, memutuskan untuk bergerak. Dia berjalan perlahan ke arah Jisung dengan sikap yang biasa, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Nih anak ngapain dari tadi? Kayak ngobrol serius aja," kata Jaemin sambil menyapa Jisung dengan nada santai, meskipun di dalam hatinya masih ada rasa panas.

Jisung menoleh, senyumnya lebar seperti biasa. "Oh, Yunho tadi nanya soal tugas matematika. Biasa, bocah panik kalo mau ujian."

Jaemin mengangkat alis. "Tugas? Dia nggak punya temen lain buat ditanyain?"

Jisung tertawa kecil. "Ya gue kan jago, siapa lagi yang dia tanyain."

"Hmm," Jaemin hanya menggumam, tidak ingin memperpanjang obrolan. Di dalam kepalanya, dia masih menyimpan prasangka, meski tidak ingin menunjukkannya. Bukan soal Yunho yang mendekati Jisung, tapi soal dirinya sendiri-kenapa dia merasa cemburu padahal hubungan mereka tidak pernah diberi label apa pun?