Bab - 1

94 29 15
                                    

Vote + komen yaa Teman-teman

"Dijodohin sama gus? idih najiss... Aku ini harusnya nikah sama oppa oppa Korea"

"Aleena! ga sopan kamu begitu didepan ayah!"

Bentak seorang pria kepada anak perempuannya, sementara anak perempuan itu hanya diam dengan muka marah dan fokus menatap ayahnya dengan tatapan sinis

"Ini itu demi kebaikan kamu Aleena! Patuh sama ayah!"

"Ogah... Siapa juga yang minat nikah sama cowok yang dari kecil di pondok pesantren, mesti ga gaul dan banyak peraturan, bisa juga jelek"

"Aleena mulut kamu!? Ayah ga pernah ngajarin kamu ngomong kaya gitu padahal!"

"Terserah! Yang jelas aku ga mau dijodohin! Aku masih sekolah ayah!"

"Kamu pikir ayah peduli? Kamu lulus langsung ayah nikahin sama gus Rasyid, kamu pikir ayah gabisa keras ke kamu gitu?"

Ayah Aleena yang sudah emosi pun akhirnya menjawab Aleena dengan nada sinis dan nyeleneh

"Aaaaaaa.... Ayah!!"

Aleena yang emosi pun akan memukul ayahnya, tetapi tidak berhasil karena tangan Aleena langsung ditangkap oleh ayah

"Sekarang kamu ganti baju yang sopan, pake gamis sana! Jangan pake celana pendek sama tanktop kaya gitu"

"Mau kemana emang?"

"Tinggal ngikutin omongan ayah, ga usah banyak tanya"

"Tapi aku ga punya gamis sama jilbab"

"Yang waktu itu ayah beliin? Kamu taruh dimana?"

"Aku jual ke temen aku..."

"ASTAGFIRULLAH ALEENA!?"

Teriak ayah yang sudah sangat lelah dan langsung menghela nafas panjang

"Ayah ga peduli, yang jelas sekarang ganti baju yang sopan! Ayah sama ibu tunggu didepan"

"Iya iya!"

Aleena pun pergi ke kamar nya dan langsung mengacak-acak lemari bajunya, dia hanya menemukan dress lengan pendek tapi roknya menutup hingga mata kaki

"Lengan pendek lagi... Alah gapapa lah, ga niat tampil cantik juga"

Selesai bersiap siap Aleena langsung pergi keluar, ayah dan ibu Aleena sudah ada didalam mobil jadi Aleena pun langsung masuk ke mobil tanpa banyak tanya. Saat ayah sudah melajukan mobilnya, Aleena hanya diam karena bingung tentunya. Tetapi dia tidak berani bertanya karena takut ayahnya akan marah, perjalanan itu memakan waktu 6 jam perjalanan dan sesampainya disana sudah sore ternyata

Aleena turun dari mobilnya yang terparkir didepan sebuah rumah kayu yang megah dan besar, rumah itu berada didalam pondok pesantren. Aleena dapat melihat ayah dan ibunya mengobrol dengan seorang wanita berjilbab panjang, disitulah Aleena langsung berjalan menjauh secara diam diam untuk kabur

"Yes akhirnya aku berhasil kabur ju- a**"

Aleena yang berjalan sembari menghadapi belakang, bertabrakan dengan seorang lelaki bertubuh tinggi, putih, dan tampan. Lelaki itu memakai setelan baju koko berwarna abu abu yang sangat cocok dengan kulit putih bersihnya

"Maaf, apa kamu santri baru? saya belum pernah melihat kamu disini dan kenapa kamu tidak memakai jilbab diwilayah pondok pesantren?"

tanya lelaki itu dengan nada rendah dan lembut, tetapi Aleena tidak menjawab apapun dan malah terpukau dengan ketampanannya

"Iihh ganteng banget kamuu, santri dari wilayah mana iniii"

Aleena tiba-tiba mencubit pipi lelaki itu dengan gemasnya, tanpa meminta izin terlebih dahulu

"Astagfirullah, maaf saya gus disini... Bukan santri"

"Hah!? Gus!?

Aleena langsung melepaskan tangannya dan tersenyum malu

"Aduh... Maaf yaa gus ganteng, aku izin pergi dulu ya"

"Tidak"

Saat Aleena akan berjalan menjauh, Lelaki itu sudah terlebih dahulu memegang lengan Aleena dan menggenggamnya kuat. Lelaki itu juga nampak sedikit kesal dan wajahnya memerah

"Kamu ikut saya ke orang tua saya"

"Hah!? Saya salah apa gus!?"

Aleena yang ditarik hanya bisa diam karena tubuh lelaki itu sangat kekar dan lebih besar darinya, selain itu Aleena juga tidak bisa menolak kalau dia ditangkap oleh lelaki setampan ini

Saat Aleena memperhatikan lagi ternyata, Aleena dibawah kerumah yang tadi dia berhenti. Saat Aleena masuk bersama lelaki itu, lelaki itu langsung memberi salam

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarokatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh"

Jawab orang tua lelaki itu dan orang tua Aleena? Ayah Aleena yang melihat Aleena digenggam kuat oleh lelaki itu langsung tertawa

"Baru saja ayah akan mencari kamu, ternyata kamu malah ditemukan oleh Gus Rasyid"

"Jadi ini anak om? Dia menabrak saya tadi didepan masjid dan mencubit pipi saya tiba tiba"

Mendengar ucapan Rasyid, ayah Aleena langsung membelalakan matanya dan melotot ke arah Aleena

"Astagfirullah, maafkan anak om ya Rasyid.. Dia memang terlalu aktif"

"Tidak apa apa om, dan ada keinginan apa om kesini? Jarang jarang sekali om datang kesini"

Tanya Rasyid nampak curiga dan ayah Aleena hanya tertawa, yang membalas pertanyaan Rasyid malah Abi Zubair yaitu ayah Rasyid

"Kamu akan dijodohkan dengan Aleena, Gadis yang abi ceritakan kemarin "

Rasyid dan Aleena langsung terkejut dan saling bertatapan

"Saya dijodohkan dengan gadis tengil seperti ini? Apa abi tidak salah?"

"Dih kocak! Apa kagak kebalik itu? Gue juga ga mau kali sama cowok jelek, sok cakep kaya lo! Sok sopan banget lagi tadi"

"Dari tadi saya memang sopan, kamu yang tidak sopan"

"Gue? Gue ga sopan!? Gilaa ye lo, gue dari tadi sopan sama kalem gini"

"Iyakan saja, takut ngamuk"

"Idih idih, lepasin tangan lo! Najis"

Aleena menampar tangan Rasyid dan menatap Rasyid sinis

"Maafkan anak om ya Rasyid, dia memang sedikit nakal"

"Tidak apa apa kok om"

"Jadi kamu terima perjodohan ini Rasyid?"

Rasyid langsung terdiam, tetapi dia langsung menjawab pertanyaan itu dengan sopan dan tersenyum

"Boleh saya minta waktu? Mungkin saya harus berdiskusi dulu dengan Aleena tentang hal ini?"

Orang tua Rasyid dan Aleena langsung terdiam, mereka seperti bimbang saat Rasyid bilang akan berdiskusi dengan Aleena

"Hal yang paling sulit adalah permintaan orang tua, mungkin terlihat ringan tapi belum tentu kita bisa melakukan nya"
- Fathir hanafa'ta Al-rasyid

Al - Rasyid?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang