3. Kehidupan baru.

381 35 13
                                    

suasana diluar ruang ICU sangat tenang, tak banyak orang berlalu lalang. rasa yang cukup untuk menggambarkan kegelisahan yang tak jelas seperti pengidap alexithymia, pria tampan itu menatap kosong kearah pintu kaca yang menutup ruang ICU.

tangan nya meremat sebuah map yang sudah kotor terkena darah dari sosok yang tengah ia tunggu didalam ruang ber cat putih dengan suasana yang semakin mencekam kala suara monitor yang samar-samar terdengar di pendengaran nya sudah tak lagi terdengar.

rasa bersalah seolah muncul begitu saja, tenggelam dalam fikiran nya Pond reflek berdiri ketika pintu ruang ICU terbuka menampilkan seorang dokter bernama Jimmy yang usianya sepantaran dengannya.

"b-bagaimana keadaannya?"

pertanyaan dengan seribu rasa kegugupan kala melihat ekspresi yang sulit ditebak dari pria berjas putih yang berdiri tak jauh dari posisinya.

"Jim, bagaimana kondisinya?"

"dia baik-baik saja kan?"

Jimmy menepuk bahu kokoh Pond, seolah memberikan kekuatan kepada pria tampan itu.

"aku minta maaf Pond, Tuhan lebih menyayangi keduanya. a-"

"m-maksudmu apa?" tukas Pond, menatap lekat Jimmy.

pria berpakaian dokter itu membuang nafas berat. "istri dan anak mu tidak bisa diselamatkan." ucapnya sendu membuat pria tampan itu terdiam kaku, pikiran nya melayang jauh tidak bisa mencerna perkataan dokter itu, yang mengatakan 'istri dan anak mu.'

"a-anak?" tanya Pond memastikan. Jimmy mengangguk, ingin kembali bersuara namun pria tampan itu lebih dulu masuk keruangan ICU.

hatinya mencelos menggelengkan kepalanya saat memasuki ruang ICU pandangan tertuju pada tubuh istrinya yang tertutup rapat dengan kain putih. langkahnya ia dekatkan, tangannya menarik pelan kain putih yang menutup wajah ayu Dunk. ia mematung menatap pucat pria manis yang berstatus istrinya terbujur kaku.

dengan gemetar, Pond mengusap pelan wajah istrinya yang sudah memucat dingin lalu beralih mengusap perut Dunk. air matanya luruh, mengingat bahwa pria manis itu tengah mengandung dan membawanya pergi.

memori dikepalanya kembali memutar kejadian buruk dari perilaku yang ia berikan kepada sang istri disetiap harinya.

"Dunk maafkan aku."

sungguh pria tampan itu tak bisa menahan tangis sesak didadanya, pikirannya tak bisa tenang, bayang-bayang kesakitan atas siksaan yang ia berikan kepada istrinya seolah mengingatkan untuk menyesali perbuatannya. perbuatan bejatnya 2 minggu lalu membuahkan hasil, seolah tidak menerima jika janin itu berada didunia, istrinya membawanya pergi bersamanya.

Pond Naravit, dengan langkah berat memasuki rumahnya, setelah satu minggu kepergian istrinya ia tak kembali kerumah yang istrinya tempati dan tak jarang ia kembali kerumah itu, dimana rumah itu yang disetiap harinya ada siksaan menyakitkan.

dengan hati-hati ia langkahkan kakinya menuju ruang utama, pandangan nya menelisik ruangan luas itu yang terlihat masih sama, rapih.

ia langkahkan kembali kakinya kearah tangga menuju kamar istrinya. suasana yang begitu sepi dan dingin karena pemiliknya sudah tidak ada, Pond mengamati ruangan ber cat putih yang benar-benar tak memiliki isi banyak, bayangan istrinya terlintas begitu saja membuat sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum namun begitu terasa menyakitkan.

tak banyak hal yang bisa ia kenang tentang kehidupan istrinya yang begitu singkat, tak banyak kebahagiaan istrinya yang bisa ia rasakan selama satu tahun lebih menyandang sebagai istri dari pemilik marga pria Lertratkosum itu.

permintaan maaf yang begitu terlambat membuat rasa penyesalan menyelimuti kehidupan pria tampan itu.



3 years passed.
kehidupan yang begitu menyakitkan sudah mulai pudar dalam langkah seorang pria tampan yang kehidupannya hanya diisi dengan pekerjaan. semata kesibukannya untuk mengisi waktu kosong dan menghindari dari stres.

pandangan nya menatap lekat pada sebuah bingkai foto berukuran 10r yang berada disudut meja kerjanya. foto itu, foto pernikahan dirinya bersama mediang istrinya.

"sayang, apa kabar." gumam Pond, tangannya mengusap foto Dunk, yang tersenyum begitu manis.

"aku merindukan mu."sambungnya.

lama berceloteh bersama foto istrinya, Pond reflek menghentikan kegiatan nya pada saat pintu ruang kerjanya diketuk.

Parn, wanita cantik itu memasuki ruangan nya dengan langkah pelan. kondisi wanita cantik itu tengah mengandung.

"pak maaf, ada tamu." ucapnya memberi tahu.

"tamu? hari ini bukan nya kosong untuk temu dengan klien atau..." Pond menjeda ucapnya, dirinya sedikit bingung pasalnya hari ini begitu free, tidak ada jadwal untuk bertemu dengan klien atau rapat bersama rekan bisnis.

"betul pak, hari ini kosong. namun dia bukan klien maupun rekan bisnis anda."

"lalu siapa?" tanya Pond penasaran.

"teman anda." jawab Parn.

kembali Pond dibuat bingung. "tapi saya tidak memiliki janji...suruh masuk saja keruangan ku." titah Pond, Parn mengangguk dan hendak keluar namun Pond memanggil nya.

"Parn."

"iya pak, ada apa?" Parn berbalik menatap Pond yang juga menatap nya.

"setelah ini kau pulang, istirahat lah jangan terlalu aktif, kau harus ingat dengan kandungan mu."

"t-tapi pak itu akan membos-"

"jika kau bosan, aku akan menyuruh bi lili menemani mu, sepertinya dia juga bosan sendirian menjaga rumahku."

"tapi pak say-"

"tidak banyak tapi, kau harus menurut. bulan depan aku akan mengajukan cuti untuk mu dan suamimu agar dia menjagamu."

Parn tersenyum tipis, rasanya aneh melihat atasannya yang sifatnya perlahan berubah menjadi sangat ceria dan ya posesif?. astaga bahkan terlihat rewel, sebetulnya yang mengandung dirinya atau atasan nya itu. batin nya.

setelah itu Parn memanggil seseorang yang mengaku sebagai teman atasan nya agar langsung bertemu dengan Pond. dan setelah itu dirinya memutuskan untuk pulang sesuai dengan perintah atasannya yang mendadak menjadi sangat rewel.


"teman ku siapa?" tanya Pond, pada dirinya sendiri.

"hm, apa aku memiliki teman yang terlupakan?" sambungnya bingung.

larut dalam rasa bingung, dirinya berjalan kearah pintu ruang kerjanya berniat keluar dari sana untuk mengecek siapa seseorang yang mengaku sebagai teman nya, keniatan nya ia urungkan pada saat ketukan lebih dulu berbunyi, pikiran nya memastikan jika itu seseorang yang tadi Parn katakan.

"iya, siap-" ucapan nya terpotong setelah membukukan pintu. pria tampan itu memasang ekspresi terkejut kala melihat seseorang yang tengah berdiri didepan pintu ruang kerjanya.

"POND NARAVIT, AKU MERINDUKAN MU." teriak orang itu menghambur ke pelukan nya.















THE NEXT PART








kura-kura siapa teman nya Pond? warnain bintangnya (vote) ya seng.

Wife, My Friend | PONDPHUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang