2.

4 2 0
                                    

"Kenapa sih Ansel selalu belain Laura ketimbang belain gue." Ucap Delancy dengan cemberut sambil melipat kedua tanganya.

"Emang bener-bener tuh si Ansel udah jelas disini yang jadi korban kan elo, lagian kenapa juga sih lo masih aja ngejar-ngejar Ansel kaya ga ada cowo lain aja." ucap Dinda. Sahabat terdekat Delancy.

"Ya lo tau sendiri kan Ansel tuh cinta pertama gue dari masih jaman smp ga semudah itu buat lupain dia"

"huftt, gue cuma bisa doain yang terbaik buat lo deh. yaudah yuk ke kelas." Dinda berkata sambil mengalungkan salah satu tanganya ke lengan Delancy.

•••

"Baik anak-anak pelajaran hari ini cukup sampai disini silahkan kalian bisa berkemas kemas" ucap bu Resti selaku guru mereka.

"Gilakk mubal banget kepala gue, emang matematika tuh cuma bisa bikin pusing" Ucap Dinda sambil memasukan buku bukunya ke dalam tasnya.

"Makanyaa belajar dong yang rajin biar kaya gue. Udah cantik, pinter lagi siapa sih yang ga mau sama gue." ucap delancy dengan nada sombongnya sambil mengibaskan rambutnya.

-eitsss jangan salah ya, selain dikenal dengan julukan antagonis. Delancy ini juga merupakan anak yang cerdas lohh.-

"heleh, gitu-gitu si Ansel juga kaga mau sama elu tuh." Dinda berkata sambil menoyor kepala Delancy

"Ck, ya jangan langsung di ulti gitu dong. Udahlah gue mau nyamperin my bubub dulu, bye" setelah berkata seperti itu, Delancy langsung pergi dengan terburu-buru menuju parkiran untuk menemui sang pujaan hatinya.

Setibanya ia di parkiran, Delancy melihat Ansel yang sedang memakai helm bersiap untuk pulang.

"ANSELL" Delancy berkata sambil berteriak.

Mendengar teriakan tersebut Ansel tetep terlihat cuek karena ia sudah hapal betul darimana suara cempreng tersebut berasal.

dengan nada manjanya Delancy berucap "Ansel hari ini aku pulang bareng kamu yah." 

"Ga" Singkat padat dan nyelekit.

"ihhh, kalau kamu nolak aku bilangin Bunda Jelita" ancam Delancy

Mendengar ancaman Delancy yang akan mengadukan ke bundanya jika ia tidak menuruti permintaanya, hanya bisa berdecak. Bukan apa, tapi Ansel selalu di ceramahi oleh bundanya jika tidak mengabulkan permintaan Delancy dan itu membuatnya sangat jengkel.

"Naik" Delancy yang kegirangan dengan semangat 45 langsung naik ke atas motor Ansel, setelah itu Ansel melajukan motornya dengan kecepatan normal.

Ditengah tengah perjalanan, Ansel tiba tiba memberhentikan laju motornya di pinggir trotoar. Ternyata oh ternyata Ansel mendapat telepon dari seseorang.

Delancy bingun awalanya kenapa Ansel tiba-tiba berhenti di tengah jalan tapi, setelah tau, ia menunggu dengan sabar.

'Turun" dengan tegas Ansel menyuruh Delancy untuk turun. "Hah?, gimana?" Delancy nampak bingung kenapa tiba tiba Ansel nyuruh dia turun.

"Ck, gw bilang turun." Jawab Ansel dengan malas.

"Tapii kenapa sell?." tanya Delancy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DELAFAELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang