Prologue : Four Season

401 38 13
                                    


"Aku sudah bilang padamu, waktu itu aku salah orang saat menyatakan perasaan. Jadi bukan dirimu yang ku cintai, melainkan-"

"Mungkin kesalahanmu adalah takdir"

***

"Mengapa kau menerima perasaanku saat itu?"

"Karena kau menyatakan perasaanmu padaku"

***

"Aku bingung, kita tidak saling menyukai bukan?"

"Aku tidak pernah membencimu"

***

"Aku ingin kita selesai dengan semua ini"

"Aku bahkan belum memulai apa-apa"

***

"Sebenarnya dirimu benar-benar menyukaiku atau tidak?"

"Hm? Aku suka, karena dirimu tidak bising seperti yang lain"

***

"Jika aku hilang, apa kau akan mencariku?"

"Alam semesta ini akan ku belah jika mereka berani menyembunyikanmu"

***

"Hei, apa kau mencintaiku?"

"Bagaimana dengan dirimu?"

***

"Sepertinya sekarang dirimu lebih sering pulang"

"Karena ada dirimu disini"

***

"Tidak bisa kah kau mengatakan hal-hal manis padaku?"

"Aku bukan Kakashi"

***

"Mengapa kau tidak pernah menciumku?"

"Aku tak mau membuatmu risih"

***

"Aku ingin menjadi bulan"

"Aku akan menjadi langit malam untukmu"

***

"Aku juga ingin menjadi bintang"

"Maka aku akan menjadi bulan"

"Kenapa?"

"Supaya bisa terus dekat denganmu"

***

"Mengapa dirimu hanya kembali saat musim berganti?"

"Aku ingin cintamu selalu bermekaran di antara indahnya bunga-bunga, dan ku pastikan cintamu tidak akan berguguran seperti daun yang berubah warna. Aku juga akan menjadi selimut yang mendekapmu di kala dingin menyerang, dan saat suhu bumi meningkat, aku akan selalu hadir untuk menghangatkanmu"


Meski hanya satu hari, aku akan selalu pulang padamu.

Menciptakan kenangan yang imortal dalam pikiranmu.

Ku harap saat kau merasakan kehangatan, kegembiraan, kehilangan, dan kesedihan...

Aku selalu ada untuk menyalurkan afeksiku padamu.

Semi, panas, gugur dan dingin.

Di empat musim yang berbeda dalam tiga ratus enam puluh lima hari, aku berjanji pada langit untuk membuatmu selalu merasakan cinta.

Cinta yang tetap ada bahkan jika kita sudah mati.

Cinta yang perlahan penuh seperti fase-fase bulan.

Cinta yang selalu menghiasi sanubari bagai bentangan langit malam yang ditaburi gemintang.

Cinta yang bercampur seperti kedua warna yang dikombinasikan sehingga menghasilkan warna baru.

Cinta yang menyatukan tumbukan lempeng tektonik dan menciptakan gunung.

Juga cinta yang akan selalu terhubung. Tak peduli sejauh apa takdir memisahkan, tak peduli entah dimana dirimu berada, dan tak peduli seberapa lama waktu berjalan tak berniat mempertemukan kita.

Karena aku tahu, namaku selalu terukir indah di hatimu, dan bayang tentangmu selalu menemani perjalanan panjangku.

Aku mencintaimu di setiap musim yang silih berganti.



Prolog End.

Seasonal AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang