Musim dingin, 31 Desember.
"Woi bocah! kembalikan!"
"Tidak mau, wlee!"
"Astaga, kage bunshin no jutsu!"
"Waaa!!!"
"Yaampun si Naruto itu" Shikamaru menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya.
"Dia tidak pernah berubah ya" Ino menggigit dango-nya yang berwarna merah muda.
"Dia akan menjadi dewasa saat bersama Sakura-chan saja" Tenten terkekeh setelah berhasil menggoda Sakura.
"I-itu sama sekali tidak benar! Dia memang tidak pernah berubah" Sakura meminum tehnya.
Orang-orang yang berada di kedai dango tersebut tertawa dan percaya dengan hal itu.
Di hari terakhir pada tahun ini, mereka memutuskan untuk kembali berkumpul untuk bercengkrama walau tidak lengkap, menyadari di tahun berikutnya mereka mempunyai waktu yang lebih sedikit untuk sekedar bercakap-cakap.
"Bukankah waktu berjalan lebih cepat? Rasanya baru kemarin kita merayakan tahun baru" Sakura kembali membuka percakapan.
"Benar, rasanya realita terlihat lebih jelas sekarang" Tenten menimpali.
"Bagaimana? Sudah ada kah mimpi kecil kalian yang tercapai?" Shikamaru menghisap kembali rokoknya.
Mendengar hal itu aku menunduk dan tersenyum kecut, bahkan mimpiku yang setinggi rumput pun tak mampu ku gapai.
"Pertanyaanmu menusuk sekali Shikamaru, obaa-chan, dango-nya satu lagi!"
"Itulah realitanya Chouji, kita sering sekali bertahan hidup demi mengejar keinginan kita, lalu ketika tujuan tersebut sudah tercapai? Kita malah bingung dengan langkah selanjutnya yang akan kita ambil, pada akhirnya melanjutkan hiduplah satu-satunya jawaban yang kita punya" Shikamaru meminum teh yang sudah dingin di depannya.
"Perayaan tiap tahun ini rasanya seperti sedang merayakan diri kita untuk semakin dekat dengan kematian, bukan semakin dekat dengan tujuan"
Suasana menjadi lengang, merenungi kalimat ketua klan Nara yang sangat realistis. Terkadang percakapan seperti inilah yang membuat hati saling mendekat dan mengerti.
Alunan lagu baru dari sebuah band ternama membuat keadaan semakin tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Menjadi dewasa itu menakutkan"
Aku menoleh pada Sai yang baru saja bersuara, apa yang ia katakan seratus persen benar. Dewasa benar-benar menakutkan.
Pikiranku terlalu dangkal menganggap dewasa adalah kita yang akan menemukan jati diri, sembuh dari trauma masa kecil kemudian menikah dengan orang yang kita cintai. Pemikiran yang terdengar sangat bodoh, bahkan satu pun tak ada yang tercapai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seasonal Affection
Fiksi Penggemar[Canon] Aku ingin cintamu selalu bermekaran di antara indahnya bunga-bunga, dan ku pastikan cintamu tidak berguguran seperti daun yang berubah warna. Aku juga akan menjadi selimut yang mendekapmu di kala dingin menyerang, dan saat suhu bumi meningka...