Kayaknya Aldric beneran udah gila. Gimana enggak, kalau di sela-sela kesibukannya, dia jadi kebayang mulu sama Evelyn—cewek yang baru beberapa kali dia temui. Deket aja enggak, kontakan sama Evelyn juga apalagi. Tapi kenapa gitu, kepalanya akhir-akhir ini suka melayang, membayangkan cewek itu.
Aldric pikir setelah mereka jelasin kesalahpahaman di mobil waktu itu semuanya bakalan selesai gitu aja, dia bisa jalanin hari-hari kayak biasanya. Tapi justru setelah dia ketemu Evelyn, ada sesuatu yang bikin rasa penasaran Aldric mencuat. Cara Evelyn menyikapi skandal mereka dengan nggak ikut koar-koar di media sosial dan melindungi identitasnya sewaktu satpam komplek meminta KTP-nya cukup bikin Aldric impress sama Evelyn. Fakta kalau Evelyn juga salah satu fans-nya bikin tanda tanya di kepala Aldric terus muncul, seolah minta sebuah jawaban. Kalau kayak gini terus dijamin dia nggak bakal bisa kerja.
Suara pintu terbuka bikin Aldric sadar dari lamunannya. Dia buru-buru pura-pura fokus menatap layar komputer di depannya padahal pikirannya lagi melayang ke mana-mana. Kenjiro berjalan santai masuk kayak biasa, tapi pandangan matanya langsung mengarah ke Aldric yang keliatan nggak tenang di tempat duduknya.
"Ngapain lo?" suara Kenjiro bikin Aldric sedikit tersentak.
Masih berusaha menutupi, Aldric mengetik sesuatu di keyboard yang dari tadi nggak menampilkan apa-apa. "Kerja." jawabnya asal.
Kenjiro langsung menyipitkan mata, curiga. Dia jalan mendekat dan melirik layar Aldric yang kosong. "Kerja apaan? Monitor lo aja polos begitu," nada bicaranya penuh ejekan, sambil melipat tangan di dada.
Aldric berdecak, memalingkan muka dari Kenjiro. "Gue lagi mikir."
"Mikir apaan? Lagu lagi? Kan udah dibilang kalau emang lo kesusahan kasih ke gue aja." meskipun mereka nih sering adu bacot, tapi Kenjiro masih punya hati buat nggak biarin Aldric stress sendirian karena kerjaan. Apalagi dia baru aja terjebak skandal beberapa waktu lalu dan masalah lagu mereka juga belum menemukan titik final bikin Kenjiro juga menaruh simpati sama Aldric.
"Nggak gitu, gue cuma nggak enak aja kalau nggak ngerjain apa-apa." jawab Aldric singkat. Sengaja nggak mau bicara terus terang tentang apa yang sebenernya dia pikirkan bukan cuma beban kerja yang nggak kunjung selesai, tapi lebih dari itu.
"Yaelah, lo kayak sama siapa aja sih? Lagian kita tuh berempat, bukan cuma lo doang." Kenjiro jadi gemes karena Aldric selalu keras sama dirinya kalau menyangkut kerjaan. Padahal dia cuma manusia, bisa ngerasain yang namanya capek.
"Gue bisa handle, serius. Cuma gue butuh banyak waktu buat mikir karena gue lagi mentok banget sekarang."
Kenjiro akhirnya cuma bisa hela napas, Aldric emang selalu bebal kalau dikasih tau. "Terserah deh, tapi kalau ada apa-apa buruan kasih tau kita bertiga. Jangan lo telen sendiri."
"Iya." balas Aldric cepat nggak mau memperpanjang ini sama Kenjiro.
"Oh iya, gimana sama tuh cewek?" Kenjiro tiba-tiba nanya lagi, bikin Aldric kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Find Love
FanfictionKatanya cinta itu nggak perlu dicari, because it will happen when you least expect it. Kita bakalan ketemu sama orang yang tepat di saat kita lagi nggak berniat mencari-cari cinta tersebut. Menginjak umur dua puluh satu, di sela-sela jadwal padatny...