21. Akhir

1.6K 132 39
                                    

Jangan lupa vote comment and follow me
.
.
.
.
.

Sebelum lanjut entah ini bakal berfungsi atau enggak aku harap kalian bacanya sambil nyiapin tisu yaaa(* ̄∇ ̄)ノ


Kelopak mata itu terbuka secara perlahan saat merasakan cahaya yang begitu terang mengusik dirinyanya.

Langit yang biru di sertai dengan ribuan awan menghiasi dan udara hangat di hamparan pegunungan penuh rumput hijau dan bunga mawar putih dan merah.

Tubuh itu berdiri dan melihat sekeliling berusaha mencari jawaban mengapa ia ada disini.

Mata itu menangkap tubuh seseorang yang sedang menggendong sesuatu.

Perlahan kaki itu melangkah mendekati orang tersebut. Seorang pria dengan pakaian serba putih menggendong seorang bayi laki-laki yang amat tampan membuatnya makin ingin segera cepat menghampirinya.

Tangan itu memegangi pundak si pria membuat si empu berbalik, seketika lelehan air mata keluar membasahi pipinya.

"Hai sayang, kau sudah bangun ternyata" suara itu teramat lembut menyapa dirinya.

"Ji-jisung" lirihnya sambil memeluk tubuh hangat sang penjaga hati.

Setelah beberapa saat berpelukkan Chenle melepaskan pelukannya dan menatap dalam wajah yang hampir membuat dirinya ingin mati.

Mungkin jika Jisung menghilang ia tidak akan bisa bertahan hidup, ia tidak bisa di tinggal lagi oleh suaminya.

Lalu mata itu menangkap seorang bayi laki-laki yang amat tampan menatap dengan mata berbinar padanya.

Jisung yang menyadari hal itu langsung tersenyum melihat interaksi keduanya akan sangat baik nantinya.

"Ini Jichen, Jung Jichen. Malaikat kecil kita" seketika Chenle terkejut bukan main.

Bukankah bayi yang dirinya kandung belum lahir?! Lalu kenapa bayi yang di hadapannya ini seperti sudah berumur enam bulan.

Chenle menatap Jisung dengan raut yang amat bingung namun namja itu hanya menatapanya balik dengan senyuman yang amat tulus.

"Jisung" Panggil Chenle dan namja tampan itu hanya membalasnya dengan senyuman manis.

"Gendonglah dia" ucap Jisung sambil memberikan Jichen kepada Chenle.

Dengan hati-hati Chenle mengambil Jichen, bayi mungil itu tersenyum cerah saat berhasil masuk kedalam dengkapannya membuat hati Chenle terasa hangat melihat senyuman manis putranya.

Chenle tersadar dan mendongak saat merasakan sebuah elusan lembut pada kepalanya, kedua mata itu saling beradu.

Ketulusan hati, kemurnian, dan cinta yang damai ada di sana. Chenle dapat merasakan semuanya.

"Jaga dia dan berbahagialah" ucap Jisung yang hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Chenle.

Mata itu sudah berkaca-kaca. "Jangan pergi, kumohon" Chenle sadar jika sekarang ia sedang bermimpi namun jika mimpinya seperti ini ia akan memilih untuk tidak bangun.

Jisung berbalik lalu mencium kening Chenle cukup lama lalu mencium pipi Jichen. "Aku mencintaimu Jung Chenle. Aku akan selalu ada di sampingmu jadi jangan khawatir" ucap Jisung yang mencoba membujuk Chenle.

Jisung hendak pergi kembali namun ucapan Chenle menghentikannya. "Tidak! Kau bohong! Hiks kau bohong! Kumohon hiks aku tidak bisa hidup tanpamu!" Chenle sudah tersungkur kebawah dengan air mata yang terus keluar.

Oeee

Oeee

Keadaan makin runyam saat Jichen juga ikut menangis. Jisung tidak memiliki pilihan lain selain menenangkan terlebih dahulu dua kesayanganya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Future 2 [Jichen]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang