Teman Lama?

35 5 2
                                    


-selamat membaca-

"BARIS CEPET!! UPACARA AKAN SEGERA DIMULAI!! CEPET, CEPET!!"

Mendengar suara yang menggelegar dari para OSIS, semua murid segera berbaris pada barisannya termasuk dua murid bernama Medi Janardana Harsa dia adalah murid dengan tinggi 175 cm, kulit sawo matang, dan memiliki postur tubuh yang tidak terlalu besar, dia ceroboh, terkadang usil tetapi dia juga memiliki sisi dewasanya. Saat ini dia memiliki seorang kekasih, tetapi hubungannya sedang tidak baik-baik saja, Medi menduga bahwa kekasihnya itu sedang selingkuh dengan lelaki lain.

Sedangkan teman yang berada di sampingnya bernama Hammid Arga Dirgantana. Dia mempunya tinggi 2 cm di bawah Medi, yaitu 173 cm, kulit yang tidak terlalu putih. Ia sebenarnya memiliki wajah yang tampan, tetapi setiap ada wanita yang mendekatinya, dia selalu menolak. Hammid memiliki sikap yang, usil, blak-blakan (asal ngomong), humble, dan bahkan dia adalah salah satu murid pintar di kelasnya, cuman terkadang kepintarannya itu tertutup dengan rasa malas yang dia miliki.

"Med, sumpah gue males banget cok upacara, panas, mana gue belum makan dari malem." Hammid terus mengibaskan kerah bajunya.

"Sabar lah! gue juga males, cuman mau gimana lagi," sahut Medi.

Tiba-tiba saja Hammid merangkul bahu Medi dengan cukup keras, hingga membuatnya sedikit tersentak. "Gue ada ide, sekarang gue butuh kerja sama dari lu," bisik Hammid.

Alis Medi tampak bertaut. "Maksud?"

"Gue mau pura-pura pingsan, tapi plissss gue butuh banget bantuan lu. Bantu, ya? hari ini aja." Hammid menatap mata Medi dengan tatapan memelas.

Medi yang tidak setuju lalu melepaskan rangkulan temannya itu. "Ga! gue ga mau, jangan bikin malu dah," sentak Medi.

"Ck, lama lu," decak Hammid.

Tanpa aba-aba, Hammid langsung menjatuhkan tubuhnya agar terlihat seolah-olah dirinya pingsan. Hal tersebut membuat Medi terkejut dan mau tidak mau harus menuruti temannya yang sangat aneh itu. Sungguh, jika saja Medi jahat, dia tidak akan membantunya dan pura-pura tidak kenal saja.

"Hammid juancuk!" ucap Medi dengan nada yang pelan.

Tidak lama kemudian, Medi memanggil murid yang bertugas sebagai tenaga medis atau biasa disebut PMR.

"Kak! tolong kak, temen saya pingsan," Panggil Medi kepada PMR.

Mendengar hal tersebut, mereka lalu menandu Hammid menuju ruang UKS. "Awas aja lu, di kelas nanti gue gedig pala lu," batin Medi yang merasa jengkel dengan kelakuan temannya itu. Setelah Hammid ditandu, situasi kembali normal tanpa ada kegaduhan sedikit pun saat sedang melakukan upacara senin.

Dengan hati-hati PMR menandu Hammid menuju ruang UKS. "Anjay, mereka percaya kalau gue pingsang, hihihi," batin Hammid sembari menunjukan senyum tipis.

"Fre! ini ada murid pingsan,"

"Yaudah, tidurin aja di brankar,"

Alis Hammid sedikit berkerut dalam "pingsannya". "Fre? kok gue kayak asing sama namanya, ya? atau guenya aja yang keseringan maen sama si Memedi? ah, udahlah, ntar juga tau."

Setelah dirasa dirinya masuk ke dalam ruangan, Hammid kembali menetralkan ekspresi wajahnya.

"Makasih, ya? kalian balik lagi aja ke lapangan," ucapnya, diangguki para murid yang sudah menandu Hammid.

Kau RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang