Kesalahpahaman

19 4 9
                                    

-selamat membaca-

[klab klib klub]

Cepio
Sore semuanya, pertama aku
Mau minta maaf, karena kegiatan
nginep besok dibatalin, kita
ga dapet izin dari pihak sekolah.
Sebagai gantinya besok
Kalian bawa alat dan bahan
Buat bikin kostumnya, kita bikin
Setengahnya dulu, baru saat hari
Libur kita dateng ke sekolah lagi.
Gimana?

Dedel [membalas Cepio]
Sore juga. Gapapa banget kok, Ce.
Jadi aku malemnya bisa jalan
Sama Fatur 😋

Sore, Ceeee. Ga jadi nginep, ya?😔
Tapi, gapapa kok, Ce. Aku ngikut
Apa kata ketua aja

Cepio [membalas anda]
Maaf ya, Van. Lain kali kita nginep
Bareng

Farhan [membala Cepio]
Aman

Farhan [membalas Dedel]
Iya deh, yang punya pacar

Rizky [membalas Cepio]
Sore juga, Ce. Ga masalah kok,
Soalnya aku malemnya mau
Ngerjain tugas lainnya juga

Dedel [membalas Farhan]
Eh, tua! Sirik aja lu, makanya
Punya pacar! Tua-tua

Rizky [membalas Dedel]
😬

Farhan [membalas Dedel]
🖕

__________________________

"Hehehe," kekeh Revan yang sedang duduk di kursi belajarnya. "Si Dedel nyalinya gede juga ternyata." Revan lalu mendengar notifikasi dari laptopnya, ia lalu membuka laptop dan mengeceknya.

Revan tersenyum senang, karena akhirnya ada yang memesan jasa menggambarnya. Terlihat ada 3 pesanan, tetapi saat melihat pesan ketiga, ia langsung memasang muka malas.

"Si tolol, kan udah jelas di description jangan minta gambar Hent*i, hadehhh." Revan lalu menolaknya dan meminta agar requestnya diganti. Namun, pelanggan tetap bersikeras dengan permintaannya itu, pada akhirnya Revan menolaknya dan hanya ada 2 orderan untuk hari ini.

"Dah bodo amat, gamau balik lagi juga ngga peduli gue." Revan mengambil kertas dengan ukuran A4, tentu saja untuk mengerjakan orderannya, ia juga mengambil alat menggambar lain.

"Tunggu?" Revan menghentikan bokongnya yang akan menyentuh kursi. "Apa gue siapin dulu buat bikin costum besok, ya?" Revan melihat ke arah jam dinding. "Masih ada waktu, yaudah, orderan gambar masih bisa nanti malem." Revan membatalkan niat awalnya dan beralih untuk membeli bahan dan alat untuk besok keluar.

Di sisi lain, di dalam kamar yang cukup luas ada pemuda yang membaringkan tubuhnya di atas kasur, dirinya hanya melamun menatap atap kamar. Dia adalah Medi.

"Kok gue masih kepikiran sama Revan pas sakit kepala itu, ya?" monolognya dalam hati.

Suasana hening menyelimuti seisi ruangan. Tiba-tiba saja ia mengingat sesuatu, Medi langsung bangkit dari tidurnya, dan mencari sesuatu dengan tergesa-gesa. Setiap laci sudah ia buka, tapi tidak menemukan apapun, Medi beralih ke lemari bajunya, dia juga tak menemukan apapun. Namun, matanya tertuju pada kotak yang berada di sudut dalam lemari.

Kau RumahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang