Part 2

168 20 3
                                    

Tanaman lidah mertua yang tumbuh terawat dengan indah tampak menjadi pemandangan yang memanjakan mata Ify dan Mami Gina. Sebenarnya Ify penasarsn mengapa tanamanyan berbentuk pedang itu disebut "lidah mertua". Ah, sudahlah. Ia fokus pada Tante Gina yang duduk di kursi berbatas meja di antara keduanya.

"Berarti benar, kan Fy... Mala itu anaknya Ratih dan Rio? Cucu Tante?"

Gemuruh kemarahan hadir begitu saja menghampiri hati Ify. Wanita cantik berambut panjang sebatas punggungnya itu membuang tatapan dari Mami Gina yang menatapnya dengan berderai air mata. Entah air mata bermakna apa itu.

"Setelah apa yang Tante dan Rio lakukan pada Ratih belasan tahun yang lalu, Tante masih menganggap Mala sebagai cucu? Bukannya kalian nggak menganggap kehadirannya? Kalian enggak mengharapkan anak dari Ratih?"

"Bukannya Tante dan Rio yang mengabaikan Mala begitu saja. Tega membuangnya begitu Ratih tutup usia? Bukannya Tante yang belasan tahun lalu mencerca saya dengan ungkapan kalau Ratih hamil dan melahirkan anak dari selingkuhannya?"

Air mata dibalas air mata. Layaknya Mami Gina, Ify pun sudah membasahi pipinya dengan bulir bening yang tidak bisa lagi ditahan. Ia rela mengorbankan cintanya pada Rio demi Ratih yang ternyata juga mencintai Rio.

Ify ingin sahabatnya bahagia bersama Rio tapi ternyata Rio dan Mami Gina tidak menginginkan Ratih menjadi bagian dari keluarga Atmajaya. Sejak saat itu hati Ify hancur karena ia harus kehilangan sahabat terbaiknya, pun ia tidak bisa bersama laki-laki yang ia cintai. Pengorbanannya berakhir sia-sia.

"Sahabat saya, Ratih bukan perempuan yang sehina itu, Tante. Saya nggak bisa lari dari kenyataan. Mala adalah anak Rio dan Ratih. Tapi bukankah Tante dan Rio meragukan semua itu? Bukannya kalian kekeuh atas tuduhan kalian kalau Ratih selingkuh dari pernikahannya? Saya menjadi saksi bagaimana Ratih menelan pahitnya fitnahan kalian."

Mami Gina mengusap pipinya sebelum menekan dada yang terasa sesak. Mengingat apa yang sudah ia lakukan pada mantan menantunya. Melihat wajah Mala tadi, Mami Gina sadar jika wajah jelita itu adalah perpaduan antara wajah Ratih dan putra tercintanya.

"Fy, Tante mohon maafkan Tante. Maafkan___,"

Mami Gina tidak melanjutkan ucapannya karena melihat Ify yang menggeleng berkali-kali.

"Kata maaf Tante nggak bisa membuat sahabat saya hidup lagi, Tan. Kata maaf Tante sekarang nggak bisa membuat ibu dari Mala hadir kembali. Mala tetaplah gadis piatu yang sangat saya sayangi," ujar Ify dengan terisak pedih.

Apa yang Ify utarakan adalah ungkapan hatinya. Ia kehilangan sahabatnya dan parahnya, mertua juga suami dari Ratih telah menuduh Ratih pada hal yang tidak dilakukan oleh Ratih.

"Oke, saya memang nggak punya hak apa pun atas Mala yang merupakan darah daging Rio tapi Mala butuh orang yang tulus sayang sama dia. Maaf Tante, Saya harus pulang. Terima kasih karena sudah mengobati luka di kaki Mala," katanya sebelum menghela panjang.

"Mala itu cucu Tante, Fy__,"

"Iya. Dia memang cucu Tante. Cucu yang tidak Tante akui!"

"Kamu tau kan apa alasan Tante untuk tidak pernah suka pada Ratih? Tante ingin kamu yang jadi menantu Tante, bukan dia! Kamu dan Rio juga saling mencintai tapi kenapa kamu meminta Rio untuk menikahi wanita yang tidak Rio cintai? Meskipun sudah menikah tapi hati Rio masih untuk kamu, Fy."

Hati Ify berdenyut nyeri mendengar ucapan demi ucapan Mami Gina. Ya, Ify pun akui dulu ia dan Rio saling cinta dan keinginan terbesar mereka adalah ingin hidup bersama tapi ada saja ujian untuk hubungan mereka sampai akhirnya Ift rela melepas Rio demi kebahagiaan sahabatnya yang juga menginginkan Rio.

Berdetak Untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang