Chapter 2

74 12 2
                                    

Happy reading, manteman! 😼 Jangan lupa tinggalkan vote kalian! Tysm! ❤️

Happy reading, manteman! 😼 Jangan lupa tinggalkan vote kalian! Tysm! ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Paginya, Apo tersentak kaget karena diciumi bibir pria. Dia bangun karena terganggu sekali. Lalu menampar-nampar muka Mile brutal. "MEOWW!"

Arrrrrghhhh! Sudah cukup dengan pelecehan seksualnya! Hei! Hei! Heeeeeeeeeeeeeeiiiiii! Tidaaaaaaak! Jangan ciuuuum! Tubuh suciku ini harus dihormati, tolooooooooong!

"Meooowwww! Meoooow! Meooow! Meooooowwww!"

Apo pun kelimpungan, walau pusingnya sudah menghilang. Tamparan paw-nya malah berbuahkan tawa Mile, jadilah Apo terlolong memandangi wajah itu.

"Pagi, kitten," sapa Mile sambil menindihnya. Apo pun berdebar hingga tak bisa bergerak. Sebab ketampanan pria ini mendadak berlipat ganda. "Kau sudah baikan rupanya. Tidak panas, hm? Daddy senang sekali tahu."

"Meow?"

Apo pun terpejam saat lehernya disayang brutal. Dia ditubruki bibir, tapi kaki berbulunya hanya bisa menendang.

Ahhh! Geli! Geli! J-Jangan lakukan itu, Mile! Kumohon! Kau ini homo ya? Arrghhhhhhh! I-Ini adalah pelanggaran hak asasi perkucingan!

Mile pun puas usai menggigit pipinya. Dia membuat Apo tersengal. Lalu mendengkur protes ketika dicium di bibir. Cup. "Cantik."

"Grrrr, grrr."

"Kau ini benar-benar kitten menawan."

Apo pun rasanya ingin pingsan saja. Sayang tubuh berbulunya ternyata suka dimanja. Dan dia menggeliat saat di-sun sayang berkali-kali. "Meeeow~ meoww!" Apo pun melenguh ala kucing, apalagi Mile gemar meremas dada berbulunya. "MEOW!" Tapi Apo pun hanya bisa menjerit, capek sendiri. Baru ditinggalkan di ranjang begitu saja.

Apa? Astaga, barusan apa yang terjadi?!

"Baiklah, baiklah. Breakfast time. Daddy akan siapkan makanan untuk kalian," kata Mile sambil melangkah ke kasur pet-nya. "Ah, Paopao. Sampai kapan kau mau tidur? Ayo, Baby, bangun. Baumu ternyata acem sekali. Habis ini grooming ya? Daddy nanti antar ke tempatnya Uncle Dylan."

Serius, ya. Apo serasa baru diperkosa luar dalam.

Hei! Bedebah! Mana bisa begitu?!
KAU SEENAKNYA MAIN DADA LALU MENCAMPAKKANKU DI SINI?! ARRRGHHHHHHH!

Apo pun berguling mengulat dalam selimut. Sepenuh bingung karena krisis identitas. Padahal dia benci disentuh, tapi entah kenapa lebih benci jika dicampakkan.

Apakah semua kucing asli begitu? Mental Apo pun ikutan hancur. Bahkan dia merasa tidak perjaka lagi.

Oke, kutarik kata-kataku. Tidak ada ada bagusnya jadi tawanan! Persetan ada tuan asli atau tidak. Jangan-jangan dia mesum juga seperti si Mile ini. Argh! Pokoknya aku harus pergi saat ada kesempatan.

Paw Apo pun mencengkeram selimut dengan kuku, tapi tubuhnya sudah diangkat lagi ke lantai agar sarapan. Mile memaksanya menghadapi Paopao. Diajak kenalan dengan kucing asli itu, tapi Apo takut saat ditatap matanya.

"Meooww, meooow," kata Paopao sambil mendekat.

Belum habis rasa ternoda Apo karena Mile, dia kini merinding oleh Paopao yang tampak bernafsu padanya.

"Meoow! Meoooow!" balas Apo mundur-mundur. Di pun mengayunkan paw-paw ke udara, nyaris ditabrak--untung Mile sudah kembali saat Paopao ingin kawin.

"Paopao! Daddy datang!! Hei, bagaimana menurutmu? Sudah kenalan dengannya? Cantik kan? Kalian boleh kok berteman sebelum dia kupulangkan."

Cih, berteman baik? Plis!

Apo bersumpah penis berbola Paopao ingin ditancapkan pada bokongnya!

"Meoooow!" rajuk Paopao sebelum berbalik. Tampaknya kasih sayang Mile lebih dia butuhkan, sehingga Apo dicampakkan untuk kedua kalinya pada pagi itu. "Meoww! Meow! Meow!" katanya ingin dimanja. Paopao pun diangkat Mile ke gendongan. Diciumi juga, lalu Apo sadar bukan cuma dia kucing yang merana karena dilecehkan oleh manusia.

Kalau menyentuhnya maka jangan menyentuhku, Mile. Ck, bodoh!

Apo pun menahan rasa kesal sambil makan lahap-lahap. Dia menyusruk sarapan pemberian Mile, karena merasa butuh tenaga sebelum pergi. Apo menanti-nanti momen Mile bersiap latihan renang. Sesekali juga mengawasi Mile yang menelpon rekannya.

"Iya, Bib. Aku nanti gaya punggung 100 meter. Besok lah, kita medley lagi. Kapan-kapan gantian aku gaya bebas."

"Oke, Mile."

"Sip, begitu ya," kata Mile sambil memasang sepatu. Dia mengapit ponsel pada bahu dan telinga, lalu menali sambil fokus ke obrolan. "Tapi, Bib, menu latihan kita yang dulu masih ada kan? Aku butuh print terbaru buat para junior sekarang."

"Ada, Mile."

"Bagus. Tapi, lebih baik nama ketua-nya diganti. Karena aku tidak lagi menjabat di sana."

"Ha ha ha ha. Aku sebenarnya tidak memusingkan hal itu."

Mile pun mengomeli temannya yang bernama Bible. Dia ingin mengukuhkan posisi sebagai ketua senior, sekaligus tak mau berurusan di tempat yang dulu. Mile rasa Bible cukup untuk menangani para perenang junior. Toh dia ingin meluangkan waktu bermesraan dengan Paopao.

"Baby-ku sebentar lagi ulang tahun yang ketujuh, ya. Aku tidak mau melewatkannya seperti tahun lalu."

"Hmm, iya. Iya. Kalau begitu salam untuk Paopao-mu itu. Bilang kapan-kapan mau tidak ketemu perawanku di sini."

"Ha ha ha ha ha."

Bersambung ....

𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐄𝐃 𝐈𝐍𝐓𝐎 𝐏𝐄𝐑𝐒𝐈𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐓𝐄𝐍 [𝐍𝐞𝐰]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang