Chapter 8

35 10 1
                                    

Happy Reading, yah! Jangan lupa tinggalkan jejak! 😉👌

Happy Reading, yah! Jangan lupa tinggalkan jejak! 😉👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sejak hari itu, Apo lihat Mile menata kehidupannya. Namun, dia tidak menemukan satu pun foto Gulf di rumah. Kemungkinan Mile mengumpulkan semuanya di dalam kotak. Menutupnya rapi. Lalu menyimpan benda itu dalam gudang. Mile juga membalik lemari berisi penghargaannya, agak muak. Bahkan Apo berpikir Mile takkan melihat hasil prestasinya lagi. Mungkinkah Mile kecewa?

Sedikit banyak dia pasti merasa berdosa, padahal fokus ke impian bukanlah hal salah. Apo tebak Mile berpikir kurang perhatian pada kekasihnya, dan kepergian Gulf memang terlalu mendadak. Mile sering merenung, tetap rajin hingga pekerjaan rumah cepat selesai, lalu main gitar sepulang dari bekerja.

Paopao bilang, Mile kini menjadi waiter Mixue di dekat kampus. Dia pernah menguntit sang Daddy pergi, dan Paopao melihat Mile tersenyum kepada pelanggan. Kerjanya cekatan, memang. Tapi Mile tak tampak bahagia. Mungkin Alpha itu hanya ingin membunuh waktu daripada gelisah setiap hari. Mile pernah jalan-jalan di trotoar sepulang kerja, tanpa tujuan. Lalu kembali ke penjual balon saat mendengar bocah menangis. Dia memberikan dua utas tali warna kuning. Memberikannya. Lalu pergi setelah si bocah tersenyum. "Terima kasih, Uncle!"

"Iya, sama-sama."

Mile seperti ingin mencari harapan hidup, pertanda Gulf betul-betul berharga baginya. Apo ikut Paoapao menguntit lagi pada keesokan hari. Lalu keduanya berjalan dari atap ke atap.

Paopao dan Apo sempat dikejar orang aneh --mungkin karena imut-- tapi mereka berhasil lolos. "MEOOOOOOWW!! HISSSSSSSSSSHH! HISSSSSSSH!" teriak Paopao setiap ada ancaman. Dia menjadi guardian untuk sang kekasih, tapi Apo menolak di belakang terus. Dia ikutan maju untuk melawan si oyen kampung. Tidak mau kalah. Lalu lanjut lari setelah berhasil melewati hambatan.

"Ayo! Ayo! Cepat, Natta!"

"Ahh! Iya, Paopao. Tunggu, buluku rasanya berat sekali! Kena air!"

"Ha ha! Semangat! Semangat! Ayo!"

Keduanya seperti kucing Persia rumahan umumnya. Punya KTP dan lisensi untuk berobat di klinik hewan, tapi setiap ada orang asing Apo tetap menjauh. Dia tak suka aroma mereka, padahal Mile sudah memberi tubuhnya detector seperti Paopao.

"Kita sebenarnya mau kemana, Paopao? Hosh, hosh, hosh."

"Sudah dekat! Sangat dekat! Aku tadi lihat Daddy Mile chattan sama Omega baru! Mungkin mereka mau ketemu, Natta!"

"Apa?"

"Ha ha ha ha! Kau kotor tapi kenapa cantik sekali--ah! Hampir sampai!" kata Paopao tak singkron.

𝐑𝐄𝐈𝐍𝐂𝐀𝐑𝐍𝐀𝐓𝐄𝐃 𝐈𝐍𝐓𝐎 𝐏𝐄𝐑𝐒𝐈𝐀𝐍 𝐊𝐈𝐓𝐓𝐄𝐍 [𝐍𝐞𝐰]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang