Bisa Tanpamu (b)

25 5 0
                                    

Beberapa hari setelah Chenle sadar dia sudah diperbolehkan pulang, tapi tetap saja dia masih berada di masa penyembuhan. Chenle masih dilarang untuk melakukan aktifitas berat dan memikirkan hal-hal berat lebih dahulu, semua itu demi kesembuhan Chenle. Siang itu Chenle tampak memainkan game sambil tidur di sofa, pemuda Zong itu menjadikan paha Renjun sebagai bantal.

" Kamu sering banget main kesini? Ngga bosen ketemu aku terus? " Tanya Chenle pada Renjun, sementara yang ditanya hanya tersenyum tipis dan memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Chenle.

" Ren... Dua hari lagi kan Ningning ulang tahun, anterin cari kado ya, aku mau buat ulang tahun Ningning kali ini spesial, kamu pasti bantu aku kan? " Tanya Chenle, kali ini Renjun tidak tersenyum tapi juga tak tahu harus menjawab apa. Chenle meletakkan handphone miliknya dan kini bangkit, dia menatap Renjun penuh harap.

" Ren... Bantuin ya! Bunda bilang beberapa ingatanku hilang, aku takut kalau malam dimana aku kecelakaan itu, sebenarnya aku ingin bertemu Ningning tapi aku mengacaukannya. Dia pasti sudah lama menunggu aku untuk bangun. Aku merepotkan kekasihku itu.... "

" Ummmm Ren... Kalau aku melamar Ningning bagaimana menurutmu? Aku tidak akan membiarkan dia kesepian lagi... Aku akan menjadikan dia milikku " sungguh Renjun tak ingin mendengar lebih banyak lagi tentang ini, air matanya sudah berlomba ingin jatuh tapi sebisa mungkin ia tahan saat berada di hadapan Chenle. "Bukan Ningning Le, tapi aku yang malam itu berniat kau lamar, tapi sekarang kenangan itu sudah kau lupakan dan digantikan dengan orang baru"

" Ren... Kamu mendengar ku kan? "

" Maaf Chenle-ya aku sedang banyak pikiran... Dan mungkin sedikit kurang sehat, aku... Aku ingin pulang... "

" Hey... Aku yang harusnya minta maaf, apa aku merepotkan mu? Perlu aku antar ke dokter? "

" Terimakasih Chenle-ya, aku hanya perlu istirahat... Mengenai rencanamu, besok aku temani mencari kado untuk Ningning, tentang melamar... Aku akan beri tahu yang lain, kami akan membantu "

" Terimakasih Renjuna " kata Chenle yang langsung memeluk tubuh Renjun. Pemuda manis itu membalas pelukan Chenle, rasa rindu yang selama ini ia simpan sudah tak bisa ia bendung lagi, air mata Renjun deras mengalir tapi dengan cepat ia seka agar Chenle tidak melihatnya. Setelah itu Renjun memutuskan untuk pulang, kembali memeluk semua luka yang ia miliki dan ia rasakan sendiri.

'''

Entah bodoh atau memang Renjun ingin lebih banyak dekat dengan Chenle, ia saat ini tengah membantu Chenle mencari tas di salah satu toko merk ternama untuk ia berikan pada Ningning. Renjun sendiri tidak mengerti dengan gadis itu, awalnya dia terlihat tertekan dengan sandiwara ini tapi semakin kesini Renjun merasa jika gadis itu mulai menikmati perannya sebagai kekasih Chenle.

Renjun meraih salah satu tas yang cukup menarik perhatiannya, tas itu cukup menarik. Baik pria maupun wanita sepertinya bisa memakai tas tersebut. Renjun tersenyum sambil memperlihatkan tas tadi. Sepertinya Renjun menyukai tas tersebut. Chenle yang tadi juga bingung memilih tas untuk Ningning mendekati Renjun dan memperhatikan tas yang berada di tangan Renjun.

" Cantik... " Puji Chenle yang langsung membuat Renjun menoleh pada Chenle

" Ummm.... Ningning pasti suka " jawab Renjun, Chenle menerima tas tadi dengan tersenyum manis. Melihat senyum Chenle dan tatapan mata pemuda itu saat melihat tas yang Renjun pilih membuat Renjun paham, seberapa dalam Chenle mencintai Ningning. Apa sebaiknya dia menyerah saja? Chenle tidak akan mengingat dirinya lagi. Renjun mengikuti langkah Chenle menuju kasir.

" Saya ingin tas ini " kata Chenle pada sang kasir

" Baik tuan sebentar " sang kasir tadi tampak memeriksa sesuatu di komputer miliknya

About US [ChenRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang