Pagi-pagi sekali Jisung sudah berada di kantor cabang Busan dengan membawa semua barang yang Chenle minta. Jisung nampak cukup ngos-ngosan setelah berlari dari parkiran menuju ruang kerja karyawan. Jika ada yang melihat Jisung seperi ini pasti mereka akan panik, apa yang membuat General manager perusahaan pusat di Seoul itu sampai berlari di kantor cabang Busan?. Sementara Jisung yang masih mencoba menormalkan deru nafasnya, Chenle sudah tampak berdiri di depan pintu ruang kerja karyawan dengan tatapan intimidasinya yang kuat.
" Jika bukan orang yang membayar gajiku sudah ku lempar kau dari lantai gedung ini " kesal Jisung sambil memberikan barang yang Chenle minta, Chenle hanya tersenyum tipis setelahnya dia meraih paper bag yang Jisung bawa, mengeluarkan setelan jas miliknya dan meletakkan setelan jas lain di dekat Renjun yang masih tertidur, Chenle juga meninggalkan paket sarapan lengkap dengan catatan yang ia tulis pada note dan ia tempelkan pada kotak bekal paket sarapan tadi.
" Habiskan sarapannya Hyung, makanlah perlahan dan jangan khawatir akan apapun " kata Chenle sambil mengusap rambut Renjun lembut
" Pantas saja kau menolak di jodohkan dengan Ningning, orang yang kau taksir tak kalah cantik dari Ningning" ucap Jisung yang ternyata mengikuti Chenle ke meja kerja miliknya. Chenle menatap Jisung tajam, oh ayolah Jisung hanya memuji dia tidak ada niat mengambil Renjun dari Chenle.
" Kau ingin aku melanjutkan perjodohanku dengan Ningning? " Tanya Chenle sambil menyeringai
" Kau mau bertukar kekasih? Aku tidak masalah menikah dengan pemuda cantik itu, lanjutkan saja dengan Ningning dan dia akan menjadi milikku... Oke... Oke... Aku bercanda, tahan tatapanmu tuan muda Zong... Jangan sampai bola matamu lompat keluar... Aku mencintai Ningning... Aku juga tidak ada niat merebut pemuda cantik yang sayangnya belum jadi kekasihmu itu "
" Kau sungguh ingin mati Park? "
" Kau tidak bisa diajak bercanda sekali sih... Sudah ayo ganti bajumu sebelum Jeno atau karyawan lain datang " Chenle mengangguk, ia kembali menatap Renjun dan mengecup puncak kepala Renjun singkat.
" Akan aku urus semuanya hari ini, nikmati tidurmu Zong Renjun" setelah mengatakan itu Chenle langsung menarik jas yang Jisung kenakan untuk membawa pemuda tinggi itu menjauh dari Renjun.
Matahari semakin naik beberapa karyawan juga sudah datang, Renjun perlahan membuka matanya dan tak menemukan Chenle didekatnya, ia hanya mendapati paper bag di meja miliknya yang berisi setelan jas baru dan sekotak paket sarapan. Renjun meraih note yang ditinggalkan di kotak bekal tadi. "Ganti baju dan makan perlahan Hyung, jangan khawatir akan apapun calon suamimu sedang mengerjakan tugas penting, aku akan segera menemuimu setelah ini". Renjun tersenyum lebar dan memeriksa isi kotak bekal tadi.
" Wahhh ada yang menginap di kantor lagi sepertinya... Kau sungguh ingin terus hidup seperti ini Renjunie? " Tanya Yangyang sambil memeriksa isi paper bag dimeja milik Renjun, pemuda Liu itu selalu datang pagi karena jarak rumahnya yang cukup jauh, dia tidak ingin gajinya di potong karena terlambat.
" Jeno yang membelikan ini? " Tanya Yangyang
" Kenapa kamu bisa berfikir si brengsek itu yang membelikan ini untukku? "
" Injunie pakaian ini bukan pakaian murah... Ini dari brand ternama yang harganya bisa puluhan juta selain Jeno siapa yang punya uang untuk membeli pakaian ini " Renjun terdiam sejenak, benarkah pakaian ini memiliki harga puluhan juta?
" Kau menghabiskan malam dengan Jeno? Setelah sekian lama kau menolak akhirnya kau menerima Jeno dan menghabiskan malam panas di kantor? Wahhh apakah lembur hanya akal-akalan mu saja? Sebenernya kau selalu bersama Jeno? Dimana kalian melakukan itu? Apa dia mencium mu dahulu atau kalian langsung main ke inti? Bagaimana Jeno apa dia tangguh? "
KAMU SEDANG MEMBACA
About US [ChenRen]
Fiksi PenggemarHallo semuanya ini Planet_Mars bukan Ellen_Rue. aku cuma pinjem akun dia aja buat post book ini. Kebetulan yang punya akun masih dalam masa Hiatus dan entah sampai kapan aku juga ngga tahu, tanya sendiri aja ke Ellen_Rue Book ini berisi One Shoot y...