Hadiah (b)

23 5 0
                                    

Chenle dan Renjun telah tiba di kediaman Chenle, rumah besar itu tampak sepi karena memang hanya ditinggali oleh Chenle. Kedua orang tuanya tinggal di rumah utama yang ada di pusat kota sementara Chenle memilih untuk tinggal sendirian di rumah ini, tidak ada maid yang tinggal bersamanya, Chenle hanya akan memanggil orang untuk bersih-bersih jika memang diperlukan, dan untuk makan Chenle lebih suka membeli daripada memasak atau memanggil orang untuk memasak.

Renjun mengernyit tak nyaman ketika masuk kedalam rumah Chenle, rumah ini bisa dibilang dua kali lebih besar dari rumah yang ia tinggali dengan sang kakak tapi ternyata dua kali lebih kotor dari kandang kelinci miliknya. Renjun bahkan berfikir apakah ini bisa disebut rumah? Sedangkan keadaannya lebih mirip kandang.

" Rumah ini cuma punya dua kamar, yang ada stiker bola basket itu kamar gue dan sebelahnya kamar kosong yang bisa Lo pake... Ini udah malem Lo istirahat aja! Besok Lo baru pulang buat ambil baju-baju Lo di rumah. Halte bus cukup jauh dari sini, kalau Lo mau kerja Lo bisa pake motor gue yang lain di garasi. Gue ngga pernah masak jadi kalau Lo laper, Lo bisa pesen makan sendiri. Jangan masuk kamar gue tanpa izin dan jangan ikut campur urusan gue! Satu lagi, gue ngga suka diatur dan jangan sok akrab sama gue kalau ketemu. Ngerti! " Renjun hanya mengangguk mengerti, meski sebenarnya dia tidak mengerti sama sekali kenapa dia berada di sini, yang ia tahu dia adalah hadiah yang kakaknya berikan pada Chenle karena berhasil mengalahkan Mark dalam balapan.

Chenle tak mengatakan apapun lagi dan memilih masuk kedalam kamar miliknya, sementara Renjun yang tidak tahan dengan ruangan yang berantakan memilih untuk membersihkan rumah Chenle terlebih dahulu sebelum dia istirahat. Cukup lama Renjun bersih-bersih sampai saat ini rumah Chenle sudah bisa disebut rumah dan bukan kandang, Renjun melanjutkan untuk memeriksa dapur. Dapur pemuda itu adalah tempat yang jauh lebih bersih dari ruangan lainnya jika Renjun mengabaikan tumpukan piring kotor yang entah sudah dari kapan. Renjun memeriksa isi kulkas yang memang kosong, daripada memesan makanan dia memilih untuk memesan bahan makanan, beruntung ada supermarket yang buka 24 jam. Sambil menunggu pesanannya datang Renjun mulai memakai sarung tangan untuk mencuci piring dan mencuci semua piring yang menumpuk.

Tepat setelah semua piring bersih pesanan Renjun datang, dia langsung menata semua bahan makanan tadi di kulkas agar tetap segar. Ia melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, ia bahkan belum tidur tapi ini sudah pagi. Renjun dan Chenle memang tiba di rumah sudah lewat tengah malam, jika ditambah membereskan rumah Chenle sangat wajar jika sekarang sudah pagi. Tak ambil pusing Renjun memilih untuk membuatkan sarapan sederhana untuk Chenle, hanya roti gandum bakar dengan isian sederhana, biasanya dia membuat menu ini untuk Mark, bicara soal Mark, Renjun jadi berfikir apakah sang kakak sudah makan? Atau apakah sang kakak bisa tidur semalam? Akhirnya Renjun membuat roti isi lebih yang akan dia bawa pulang untuk sang kakak nantinya.

" Lo masak? " Tanya Chenle yang entah kenapa hari ini ingin bangun pagi dan sudah menemukan Renjun di dapur, pemuda cantik itu tampak menata roti isi di kotak makan.

" Ummm... Ini buat kamu, jangan terlalu sering beli makan di luar, boros " jika biasanya Chenle akan membantah dengan kalimat "meski dia beli makanan setiap menit sekalipun, dia tidak akan jatuh miskin" tapi kali ini dia memilih duduk sambil menikmati roti isi buatan Renjun, padahal roti ini hanya berisi timun, telur dan daging slice panggang tapi entahlah untuk Chenle ini adalah roti isi terenak yang pernah dia makan. Renjun juga memberikan segelas ice lemon water pada Chenle.

" Lain kali letakkan pakaian kotor ditempat yang seharusnya, kau tahu karena pakaian kotor milikmu rumah ini jadi seperti kandang, lagipula kau bisa sakit jika terus seperti itu, oh itu baju yang kamu pakai semalam? Letakkan di keranjang cuci sebelum pergi bekerja akan aku cuci, untuk bajumu yang berserakan sudah ku cuci dan keringkan, hanya sepertinya aku tidak punya cukup waktu untuk merapikannya, pakailah baju yang ada, setelah pulang nanti akan aku rapikan " sekali lagi Chenle hanya mengangguk, eh tunggu siapa tuan rumahnya sekarang kenapa dia jadi begitu menurut pada Renjun?.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About US [ChenRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang