Ketika lagu favorit mereka diputar, Ben dan Sean berlari ke lantai dansa, melupakan segalanya. Dalam kebisingan dan euforia, mereka terjebak dalam momen yang tidak terduga. Tarian mereka semakin intens, dan ketika Ben tidak sengaja menarik Sean lebi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah club di tengah perkotaan bergetar dengan energi liar. Suasana terasa panas seolah setiap nafas menjadi lebih berat. Musik techno menghentak, memaksa tubuh untuk bergerak mengikuti ritme yang menggugah semangat. Lampu strobo menyala dengan cepat, menciptakan bayangan yang berpindah-pindah di antara kerumunan yang menari.
Orang-orang berdesakan di lantai dansa, wajah-wajah penuh keceriaan dan kebebasan, sementara peluh mengalir di dahi mereka. Aroma alkohol dan parfum menyatu, menciptakan atmosfer yang menggoda dan intim. Di bar, gelas-gelas bergetar saat bartender menuangkan minuman, menambah suasana yang sudah semarak.
Di sudut yang lebih gelap, beberapa pasangan saling berbisik, sementara tawa dan jeritan kebahagiaan mengisi ruangan. Di tengah semua kekacauan ini, Sean dan Ben merasakan ketegangan yang tak terelakkan, terjebak dalam momen liar di malam yang penuh kemungkinan diluar dugaan.
. *2 jam yang lalu* .
Ethan berinisiatif mengajak Ayden untuk melepaskan kesedihan dan melupakan pacar yang telah menyelingkuhinya, tentu saja dengan memaksa Ben ikut serta untuk menghibur sahabat kesayangannya itu.
Malam semakin larut, kesadaran mereka sudah hampir hilang, Ben memutuskan untuk duduk di meja depan bartender, tiba-tiba seseorang dengan wajah familiar mendekat tanpa ragu dan duduk disampingnya. "Hei, gua Sean! kita pernah sekelas bareng kan?" Ben terkejut tetapi langsung tersenyum. "Oh iya! gua Ben. Nice to meet you!"
Percakapan antara keduanya mulai mengalir, dengan saling memperkenalkan teman mereka masing-masing yang sedang mabuk bersama. Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan menari dan menikmati minuman, suasana yang membuat mereka semakin akrab. Setelah beberapa gelas, keduanya mulai merasakan efek dari alkohol, tawa dan candaan semakin menjadi-jadi.
Ketika lagu favorit mereka diputar, Ben dan Sean berlari ke lantai dansa, melupakan segalanya. Dalam kebisingan dan euforia, mereka terjebak dalam momen yang tidak terduga. Tarian mereka semakin intens, dan ketika Ben tidak sengaja menarik Sean lebih dekat, tubuh mereka bersentuhan.
Dalam keadaan mabuk, segala sesuatu terasa lebih intens. Keduanya saling menatap, terjebak dalam tatapan yang membawa mereka ke dalam keadaan penuh ketegangan. Sean dan Ben berdiri berdekatan, terhanyut dalam irama musik yang menggelegar. Suasana yang gelap dan berkilau membuat mereka merasa terasing dari dunia luar. Dengan senyum nakal, Sean mendekatkan wajahnya dan dalam sekejap bibir mereka bertemu.
Ciuman yang dimulai dengan lembut, perlahan membara seiring keduanya saling menghisap, melumat tidak mau kalah dan semakin tenggelam dalam pagutan. Tangan Sean meremas pinggang Ben, sementara Ben membalas dengan menyentuh wajah Sean, menambah kedalaman keintiman mereka. Lampu warna-warni berkilauan di sekitar mereka, menciptakan suasana magis hingga mereka melupakan para teman yang sedang menatap kaget dalam keadaan setengah sadar dan hanya fokus pada satu sama lain.
Sean menggenggam tangan Ben, menuntunnya keluar menuju apartemennya yang tidak jauh dari situ.
Di dalam lift, ketegangan terasa di udara. Sean mencuri pandang ke arah Ben, melihat senyumnya yang penuh harapan. Begitu pintu apartemen terbuka, Sean membiarkan Ben masuk terlebih dahulu, merasakan aura keintiman yang segera menyelimuti mereka.
Dengan lembut, Sean menutup pintu dan berbalik, menemukan Ben sudah menantinya dengan tatapan penuh gairah. Tanpa kata, mereka saling mendekat lagi, bilah bibir keduanya menyatu kembali, kali ini lebih mendalam dan penuh semangat.
Sean menuntun Ben ke sofa dan saling berpandangan, ketegangan di antara mereka semakin nyata. Sean menggenggam tangan Ben, menariknya lebih dekat. "lanjut atau stop?" bisiknya, matanya penuh hasrat.
Ben merespon dengan senyuman menggoda, lalu membalas ciuman Sean, lidah mereka saling bertemu dengan berani. Setiap ciuman semakin dalam, seolah mengungkapkan semua yang tak terucapkan.
Sean merasakan aliran panas saat ia menjelajahi punggung mulus milik Ben, menariknya lebih dekat. Mereka semakin terbenam dan tidak ingin ada yang mengganggu kedekatan yang baru saja ditemukan, dan mereka tahu bahwa malam ini adalah awal dari sesuatu yang menggairahkan.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lee Heeseung as Ethan Lee (Ethan)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.