I see u.

1.1K 145 95
                                    

Malam tetap malam, dia tidak membutuhkan matahari sebagai penerangan. Yang dia butuhkan adalah bulan.

|First Love|

— Pain merasakan rasa besi darah di mulutnya, tinju Sasuke memang bukan main-main.

Matanya menatap nyalang Sasuke yang kini memeluk Hinata erat dan hati-hati seolah sedang memegang harta Karun paling berharga di dunia.

"Sharingan? Uchiha ya?" Pain mengerutkan kening. "Adik Itachi ternyata, ingin berlagak menjadi pahlawan desa juga?"

"Mau kau menghancurkan desa ini menjadi debu pun aku tidak peduli, satu-satunya kesalahanmu adalah menyentuh milikku." Sasuke mengusap lembut pipi Hinata yang memiliki goresan, kilatan membunuh yang tajam melintas dimatanya. "Beraninya menggunakan dua tangan biadabmu untuk menyakiti istriku."

Hinata dalam keadaan lemah, berpikir saja dia hampir tidak mampu. Kedatangan Sasuke sungguh sebuah kejutan namun entah kenapa Hinata tidak merasa seterkejut itu, hatinya seperti sudah yakin pria berambut hitam ini akan datang kapanpun dia membutuhkan pertolongan.

"Aku baik-baik saja Uchiha-san, ta-tapi Na-Naruto.."

"Sebut satu nama orang lain, dia akan menjadi orang kedua yang mati setelah Akatsuki itu." Sasuke mengancam, dia sudah berusaha semaksimal mungkin menenangkan gemuruh amarah sekaligus api cemburu dalam hati melihat Hinata rela melindungi Naruto bahkan dengan nyawanya.

Mau ditambahkan bahan bakar berupa nama ia dan Naruto justru dipanggil secara berbeda oleh bibir yang menjadi candu oleh Sasuke? Sebaiknya Konoha menyiapkan dana untuk membangun ulang desa dari dulu.

Hinata seketika bungkam, dia memilih diam. Napasnya masih menderu tidak beraturan, diam-diam ia mengintip ekspresi Sasuke. Ah, Uchiha bungsu itu marah. Bahkan pelukan tangan kanan yang melingkar erat erat di pinggangnya mengatakan seberapa besar emosi Sasuke sekarang.

Hinata ingin menenangkan, tapi.. bagaimana caranya?

"Sasuke-kun!" Sakura berlari, hendak memeluk Sasuke. Tetapi Sasuke secepat kilat menghindari, masih dalam posisi memeluk Hinata. "Ah.." Sakura menarik kembali kedua tangannya.

"A-aku merindukanmu Sasuke-kun."

"Hn," Sasuke menjawab dengan dengungan tidak jelas. "Minggirlah, aku akan menghajar bajingan itu."

Hati Sakura terasa di palu dengan batu, hancur berkeping-keping mendengar ucapan Sasuke. Apa dia benar-benar tidak ada Dimata Sasuke? Setidaknya dia bisa menanyakan kabar Sakura dulu kan?

Sakura, kau sedang ada dimedan bertarung sekarang kalau kau lupa.

"Aku akan membantumu melawannya." Sakura bertekat akan mendekatkan dirinya lagi pada Sasuke, dia tidak pernah menyerah selama tiga tahun ini mencari Sasuke kemana-mana. Jika hasilnya dia tetap gagal, setidaknya Sakura sudah berjuang sampai tidak menyisakan penyesalan.

"Tidak usah," Sasuke langsung menolak. "Aku akan menghabisi bajingan itu sendirian."

"Hahahaha! Klan uchiha memang sombong sekali ya!?" Pain tertawa keras. "Majulah."

"Juugo, Karin, Suigetsu, jaga Hinata untukku. Sedikit saja lukannya bertambah, kalian tau akibatnya apa kan?"

Bulu kuduk ketiga orang dalam tim Sasuke meremang seketika, mereka semua mengangguk cepat. Ugh, mereka tidak mau membuat asura yang penuh niat membunuh mengarahkan katananya pada mereka bertiga.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang