Diluar ruangan, Lisa masih duduk dengan posisi memegang kepalanya. Salah satu yang dimaksud tentang darah lebih kental dari air adalah ini, meskipun dia tidak pernah memperlakukan adiknya dengan baik, ketika sesuatu yang buruk terjadi seperti ini, tentu saja dia merasa hatinya hancur dan tidak berdaya, apalagi dia seakan masih mendengar Orm memanggilnya tadi sambil menangis. Tanpa terasa, airmata itu akhirnya menetes, tapi Lisa dengan cepat menghapusnya.
Ketika dia bangkit berdiri untuk pergi, Robert keluar dari ruangan lalu memegang lengannya. Pikirnya Robert akan mengamuk padanya, tapi yang terjadi adalah;
“Aku mohon padamu, berhentilah dengan hidupmu yang sembarangan, pulanglah ke rumah, bantu aku menjaga adikmu. Lisa, jika aku memiliki salah, atau melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hatimu, aku minta maaf. Aku tidak akan memaksamu untuk mengambil alih bisnis, aku hanya minta agar kau berhenti berbuat onar, selebihnya aku tidak masalah. Tolong, kali ini saja dengarkan aku, apakah kau tidak menyayangi Orm? Apakah kau lupa bagaimana dulunya kau sangat bersemangat ketika mengetahui kalau Ibumu mengandung anak perempuan? Doamu terjawab, kenapa kau begitu asing padanya?”
Pemicu ini berhasil menyentuh titik terdalam dihati Lisa, pria itu terduduk dilantai dengan lututnya, dia meraung dalam tangisan dengan pilu. Robert berhasil membawa ingatannya ke masa itu, masa dimana dia menemani ibunya saat sedang mengandung adiknya.
FLASHBACK ON…
Lisa yang sudah berusia 3 tahun ini, sedang duduk bersama Ibunya di ruang dokter. Pria kecil ini terlihat sangat menggemaskan, cara duduknya yang sopan saat mendengarkan keterangan dokter, membuat dokter tidak bisa menahan diri saat dia mulai mencubit hidungnya yang mancung.
“Katakan padaku, kau menginginkan adik perempuan atau laki-laki?” Dokter bertanya.
Sang Ibu hanya menatap Putranya dengan senyum bahagia. Pria kecil ini dengan bahasanya yang masih sedikit terbata-bata, melarang Ayahnya untuk meninggalkan pekerjaan, dia meminta agar dia saja yang menemani sang ibu untuk memeriksa kandungan. Lisa kecil sangat excited untuk memiliki seorang adik.
“Perempuan dokter, aku akan melindunginya dengan baik.” Jawab Lisa dengan semangat.
“Doamu terjawab, kau akan segera memiliki adik perempuan.”
Mendengar ini, Lisa bertepuk tangan dengan meriah, pria kecil itu turun dari kursinya, lalu melompat dengan girang di samping Ibunya. Melihat reaksi ini, Nyonya Manoban tidak bisa menahan airmatanya, tapi dia harus cepat-cepat menghapusnya, takut Lisa melihat dan berubah sedih.
“Eomma, ayo pulang. Appa pasti senang.”
FLASHBACK OFF…
Hanya sebatas itu tapi Lisa bisa menangis sangat pilu selama beberapa menit, dia tidak bisa menutupi dirinya lagi. Selama ini, dia begitu dingin pada Orm, karena dia menyalahkan adik perempuannya tersebut, dia menganggap kalau dia kehilangan Ibunya karena sang ibu memilih untuk berkorban asalkan adiknya bisa terus hidup. Pendarahan hebat membuat Ibu kandungnya tidak berdaya sampai akhirnya pergi.
Lisa ingat bagaimana Ibunya sangat bahagia dengan kehamilan keduanya, dia tiba-tiba terpikir kalau perbuatannya selama ini untuk Orm pasti membuat Roh ibunya tidak tenang, sang mendiang Ibu pasti kecewa padanya.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Lisa berdiri dengan susah payah, masuk ke ruangan yang ditempati oleh Orm, duduk disampingnya, memegang tangannya, menemaninya disana sampai gadis itu bangun.
Robert merasa sedikit lega, setidaknya ada satu langkah baik yang putranya pilih. Dia pun menatap Lingling yang sampai saat ini masih berada disana, tatapan itu penuh rasa terima kasih.
