5.

388 117 2
                                    

Robert mendengar apa yang terjadi dari Lingling, tentu saja Lingling harus melapor tentang alasan dirinya memberikan pelayanan gratis pada pengantin baru, hanya karena staf Front Office tidak ada di tempatnya.

“Apakah kau mengatakan bahwa mahasiswa yang bernama Jennie ini melakukan hal tersebut? Dia pergi tanpa peduli kalau Ms Jung tidak kembali tempat waktu?” Robert bertanya.

“Yee Sajangnim, ketika aku pergi ke ruang para staf biasanya beristirahat, Jennie sedang makan tanpa peduli untuk memberitahu Ms Jung. Bagaimana menurutmu, Sajangnim? Dia masih berusia 20 tahun tapi dia sangat menghargai waktu. Jika berkenan, aku ingin mengambilnya untuk menjadi staf kita.” 

Robert menemukan kalau Jennie cukup menarik. Dia sangat menyukai orang-orang yang seperti ini, serius dalam bekerja, tapi tidak membiarkan diri mereka dipermainkan hanya karena sekutunya bertindak semena-mena.

Robert pun melihat biodata dari Jennie, seperti yang tertulis disana, gadis ini mengambil jurusan pariwisata, dia menguasai beberapa bahasa, dan menjadi salah satu mahasiswa terpintar di angkatannya, hanya saja Jennie tidak pernah mengambil bagian dalam kegiatan apapun di kampus. Menurut Robert, dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh Jennie, setidaknya dia bisa menjadi ketua dari salah satu organisasi penting di kampus, paling tidak dia mengikuti lomba mewakili kampusnya sampai ke luar negeri. 

Robert terus focus melihat informasi tentang Jennie, dan dia menemukan sesuatu yang membuatnya mendesah. Jennie menolak tawaran pertukaran mahasiswa ke Inggris beberapa kali. Bukan hanya itu, beberapa profesor yang sangat di hormati sampai mengejarnya untuk menjadi asisten mereka, tidak peduli berapa biaya yang akan mereka berikan padanya, Jennie menolak semuanya.

“Panggil Jennie untuk menghadapku sekarang.” 

Robert penasaran, apa yang membuat gadis ini bertingkah tidak normal seperti ini? Dia memiliki banyak peluang untuk sukses dalam waktu singkat, tapi semuanya di tolak. Robert ingin tahu impian gadis ini.

Sesaat kemudian, pintu ruangan di ketuk, Sekretarisnya memberitahu kalau Jennie sudah tiba. Segera, Robert memintanya untuk masuk.

“Sajangnim, apakah aku membuat kesalahan sehingga harus berurusan denganmu?” Jennie bertanya tanpa rasa takut.

Dia tahu, untuk sampai menghadap pendiri hotel besar ini, pasti ada sesuatu yang sangat penting, karena menurutnya, jika dia berbuat kesalahan, ada Lingling yang bertanggung jawab untuk menangani, tidak perlu sampai kepada pria paru baya ini.

Sejujurnya, Robert terkesan dengan keberanian gadis muda ini, tidak tampil palsu hanya untuk mendapatkan kesan baik.

“Duduklah Jennie, aku hanya ingin berbincang sebentar denganmu.”

Meskipun bingung, Jennie masih mengangguk sopan lalu duduk di depan meja pemilik Elite Global tersebut.

“Daripada membuatmu penasaran, aku akan langsung saja. Aku sudah mendengar tentang apa yang terjadi antara kau dan Ms Jung, aku juga sudah melihat beberapa catatan tentangmu, aku ingin tahu, apa cita-citamu?” 

Dengan santai Jennie menjawab, “Tidak ada Sajangnim.”

Tentu saja Robert tertegun dengan jawabannya. Apakah masih ada manusia yang tidak memiliki cita-cita? Jawaban ini mengejutkan, sekaligus membuat Robert semakin penasaran dengan gadis ini.

“Jika kau tidak memiliki cita-cita, kenapa kau kuliah?” Pertanyaan dasar dilontarkan.

“Hanya untuk mengisi waktu Sajangnim. Sejujurnya, aku tidak mau diperbudak oleh orang lain, aku juga tidak mau memperbudak orang lain. Tapi karena hidup juga butuh uang, terpaksa aku harus bekerja untuk membeli kebutuhan bulanan, seperti membayar sewa rumah, listrik, air, dan makanan.”

UNKNOW. (JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang