3.

468 132 4
                                    

Di dalam ruangannya di Elite Global, Robert sedang mendengarkan laporan kepala pengawal mengenai Lisa.

Meskipun hatinya sedih, dia masih harus tega seperti ini.

“Tetap halangi dia setidaknya sampai 1 minggu, jika dia kembali lagi, bawa dia di depanku.” Keputusannya.

“Kau boleh pergi.”

Ketika kepala pengawal pergi, Robert berdiri menghadap keluar jendela yang menjulang tinggi ke langit-langit. Dia tidak bisa focus bekerja, pikirannya benar-benar dipenuhi oleh anak sulungnya. Ini bukan pertama kalinya Lisa berbuat ulah, tapi baru sekarang dia benar-benar meletakkan focusnya pada si sulung, selama ini dia membebaskan Lisa, menyelesaikan kekacauan yang ditinggalkan, dengan satu harapan bahwa Lisa akan menyadari perbuatannya, setidaknya itulah yang Robert yakini selama ini, pada akhirnya dia harus menyesali pemikirannya yang dangkal karena Lisa semakin berulah dengan seenaknya, dan kali ini korban kekerasannya bahkan belum sadar.

‘Jane, apakah kau kecewa denganku? Aku tidak berhasil mendidik Lisa dengan seharusnya, tolong berbisik padaku, apa yang harus aku lakukan agar dia mau menjalani hidup dengan baik? Aku tidak mengharapkan apapun, aku hanya ingin dia menjalani hidup dengan normal, tidak merugikan pihak manapun, termasuk dirinya sendiri.’ keluhan batin seorang Ayah.

Mungkin langit bisa merasakan bagaimana hatinya saat ini, langit itu tiba-tiba mendung, dan beberapa detik kemudian, hujan turun dengan sangat deras.

Saat itu juga, airmata Robert mengalir di pipinya. 

Dengar, tidak peduli seburuk apa orangtua kita, entah itu seorang Ayah maupun seorang Ibu, mereka tetap layak untuk dihormati. 

Jika airmata Robert menetes karena Lisa bersikap kurang ajar, maka Lisa harus waspada, karena airmata ayahnya tidak jatuh ke lantai, itu ditampung dalam kirbat sang Pemilik Kehidupan.

Tidak ada cara lain, Lisa harus berbalik, kalau perlu bersujud di kaki Ayahnya, meminta ampun, dan memperbaiki diri menjadi lebih baik, jika tidak demikian — semua pintu yang terbaik untuk masa depannya akan tertutup.

Alasan kenapa Robert melakukan batin pada Istri pertamanya yang sudah pergi, itu karena Robert tidak pernah membahas apapun mengenai asuhan seorang anak dengan Istrinya yang sekarang. Bukannya dia tidak mau, tapi dia menyadari kalau hubungan Lisa dengan Istrinya ini tidak berjalan baik, setidaknya itu dari sisi Lisa, karena Hana selalu berusaha bersikap layaknya seorang Ibu untuk Lisa, penuh kelembutan, penuh kasih sayang, hampir sering membela anak itu, bahkan beberapa kali memarahi Robert jika kedapatan pria ini memarahi Lisa. 

Dia merasa tidak enak hati karena Lisa selalu memperlakukan Hana seperti wanita itu tidak pernah ada, tidak peduli bagaimana baiknya Hana. Pada akhirnya, Robert hanya akan berbicara dengannya ketika keputusan sudah diambil.

TOK! TOK! TOK!

CEKLEK!

Sebelum Robert berbalik untuk melihat Sekretarisnya melangkah masuk, dia dengan cepat menghapus airmatanya.

“Sajangnim, para mahasiswa yang akan magang sudah menunggu di ruang pertemuan.” Lapornya.

“Aku sedikit kurang enak badan, minta Ms Kwong untuk menangani mereka.” Balas Robert.

Sekretaris itu mengangguk sopan lalu melangkah keluar. Sebenarnya, hari ini ada beberapa mahasiswa beasiswa dari salah satu kampus milik pemerintah akan menjalani magang di Elite Global, awalnya Robert senang dengan itu, dia membuka pintu bagi siapa saja yang ingin belajar untuk bekal masa depan mereka, tapi sekarang semangat itu sudah patah. Seperti yang kita tahu, Lisa membuat hatinya tidak mood lagi.

UNKNOW. (JL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang