Gio?

51 5 0
                                    

Tiga hari setelah kejadian itu, Dara dan juga Gio sama-sama terlihat saling menjaga jarak. Di dalam kelas atau dimana pun yang mengharuskan mereka bertemu, keduanya tampak saling menghindar. Mungkin mereka masih sama-sama malu dengan apa yang terjadi malam itu.

Saat ini, mereka sedang ada kelas dengan Pak Tiko yang mengajar mata pelajaran Kesenian. Pak Tiko memberikan mereka tugas praktek untuk ujian akhir nanti yaitu tampil bernyanyi dengan formasi duet, dan pasangan duet ditentukan dengan mengambil nomor yang sudah ditulis pada kertas dan kertas itu digulung, lalu di kocok dan di ambil secara acak oleh masing-masing murid. Bagi siapa yang mendapatkan nomor yang sama, itulah pasangan duetnya.

Setelah semua murid memegang gulungan kertas masing-masing, selanjutnya Pak Tiko menyebutkan nomor. Kemudian bagi murid yang merasa nomornya disebutkan harus mengangkat tangan agar bisa diketahui siapa yang menjadi pasangannya di tugas kali ini.

Sudah ada 8 pasangan, sekarang giliran pasangan nomor 9 yang disebut oleh Pak Tiko. Dan ada 2 orang murid yang mengangkat tangannya karena mereka lah yang mendapat gulungan kertas dengan tulisan angka 9 disitu. Bisa kalian tebak siapa kedua orang itu?

Ya, benar sekali. Mereka adalah Dara dan Gio. Ternyata mereka mendapatkan nomor yang sama, itu artinya mereka berpasangan dalam tugas praktek duet ini.

"Haduuhh.. Kenapa harus sama dia sih? Kayak gak ada orang lain aja buat jadi pasangan gua.." ucap Dara dalam hati setelah mengetahui bahwa Gio yang menjadi pasangan duetnya.

"Sstt,, Daraa.. Ciiee.. Pasangan Lo Gio noh. Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya." bisik Vany ke telinga sahabatnya itu.

"Iiss.. Kalau boleh milih juga gua gak mau ya sama dia. Mending gua berdua sama Lo." jawab Dara.

"Loh, kenapa? Harusnya Lo seneng dong, ini bisa bantu Lo buat melancarkan rencana Lo itu." kata Vany yang dibuat bingung oleh Dara. Harusnya kan sahabatnya itu senang karena akan lebih mudah untuk mendekati Gio.

"Lo gak tau aja Van, apa yang udah gua sama Gio lakuin." tidak..tidak. Itu hanya Dara jawab di dalam hati, tidak mungkin dia mengatakan itu kepada Vany.

"Yaudah, iya..iya.." jawab Dara seadanya.

Lain halnya dengan Gio, lelaki itu justru tersenyum dalam hati merasa senang dipasangkan dengan Dara. Selain karena gadis itu memiliki suara yang indah, Gio juga merasa nyaman berada di dekatnya. Apakah benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Gio? Hanya Gio yang tau ya guys..

-----------------------------

(Di parkiran sekolah)

Gio sudah berada di atas motornya, dan siap untuk segera pulang. Tetapi matanya tak sengaja melihat Dara sedang berjalan ke arah mobil Vany, bersama Vany tentunya.

Gio sebenarnya ingin bertanya kepada Dara mengenai tugas duet mereka, tapi Ia tidak berani memanggil Dara. Jadilah Gio hanya dapat menyaksikan mobil yang ditumpangi Dara berjalan meninggalkan sekolah.

"Woyy!! Bengong aja, Bang! Kenapa belum pulang Lo?" tanya Juna membuyarkan lamunan Gio.

"Junaaa..!!! Sehari aja Lo gak ngagetin gua emang gak bisa ya?" ucap Gio dengan penuh penekanan.

"Sorry brodii.. Lagian Lo kenapa sih bengong di parkiran, udah di atas motor tapi gak jalan-jalan. Kesambet Lo?"

Ucapan Juna hanya di anggap angin lalu, karena kini Gio sudah menjalankan motornya meninggalkan Juna yang ternganga melihat sahabatnya pergi tanpa membalas perkataannya.

"Gii.. Lo mau kemana woy?!! Anj! Main ninggalin aja tu bocah, sabar banget gua, Ya Tuhaannnn.. punya sahabat begitu.." kata Juna sambil mengelus dadanya. Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan parkiran untuk kembali ke rumahnya.

Tak Ku Duga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang