Usaha Pertama Yang Gagal

55 2 0
                                    

"Hai , Gi! Kusut amat muka Lo." ucap Juna yang mengagetkan Gio.

"Lo bisa gak sih datang gak ngagetin gua?!" jawab Gio dengan kesal.

"Gio..Gio.. Sesekali hidup itu dibawa becanda biar seru, jangan terlalu serius bro!"

Gio diam tak menjawab perkataan Juna, dan itu hal biasa bagi Juna. Sahabatnya itu memang minim ekspresi. Juna sendiri bingung, kenapa dia bisa betah bersahabat dengan manusia kulkas ini. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau Gio sahabat yang baik buat Juna. Walaupun dingin, tapi ketika Juna butuh Gio selalu ada.

"Ah, gua jadi laper liat lu diam mulu. Ikut gak ke kantin?" ajak Juna.

"Hhmm.." jawab Gio singkat, padat, tidak bermakna.

(Di Kantin)

"Penuh banget nih kantin, duduk dimana ya kita?" ucap Juna sembari matanya mencari tempat untuk mereka duduk.

"Lo cari dah tempatnya! Gua pesan makanan dulu. Lo mau apa?" tanya Gio pada Juna.

"Gua pesen mie ayam sama es jeruk deh."

Setelah itu mereka pun melaksanakan tugasnya masing-masing. Gio memesan makanan, dan Juna mencari tempat duduk.

"Nah, itu kayaknya masih kosong deh. Kebetulan banget lagi semeja sama dua bidadari surga, bisa sekalian pdkt nih." ucap Juna yang melihat masih ada 2 bangku kosong di meja Dara dan Vany dan menghampiri kedua perempuan itu.

"Hai dua bidadari surga, gua boleh gabung gak disini? Gua berdua sama temen gua, lagi mesan makanan tapi. Kantin penuh banget, sampai susah nih nyari tempat duduknya. Untung ini masih ada yang kosong." ucap Juna panjang sambil mendudukkan pantatnya.

Dara dan Vany saling menatap, mereka bingung kenapa Juna ngomong panjang kali lebar, padahal kan tinggal bilang "Gua duduk disini, ya"

"Oh, iya duduk aja gapapa." jawab Dara memecahkan keheningan diantara mereka.

"Thank you, Dara cantik." Juna berterima kasih sekalian sedikit menggoda Dara.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya pesanan Gio selesai. Dia mencari-cari dimana Juna berada. Juna yang melihat Gio pun langsung memanggilnya untuk bergabung.

"Gio, gua disini. Kita duduk disini ya, cuma ini bangku yang masih kosong." panggil Juna.

Gio pun berjalan menghampiri Juna dan kedua perempuan yang duduk bersama Juna.

"Nih, makanan Lo." ucap Gio dan setelahnya langsung melahap makanan yang dia pesan.

Dara dan Vany kembali saling tatap, melihat Gio yang lagi dan lagi selalu bersama Juna.

"Ni orang emang gak punya temen lain ya selain si Juna?" tanya Dara dalam hati, ia pun tak sadar sedari tadi menatap Gio.

Gio yang tau kalau Dara menatapnya pun risih, "Lo bisa gausah natap gua kayak gitu?" ucapnya dingin.

Dara yang tersadar pun seketika malu, "Dih, biasa aja kali. Lagian siapa juga yang natap Lo?" kata Dara mengelak.

"Udah..udah.. Makan aja, gausah ribut. Bentar lagi jam istirahat nya habis." lerai Vany sebelum terjadi keributan.

Di sela-sela makan, Dara teringat akan idenya tadi pagi. Sepertinya ini kesempatan yang bagus untuk Dara mulai menjalankan misinya.

"Ehheemm.. Gio, gua boleh minta tolong ambilin tisu di deket Lo itu gak?" ucap Dara minta tolong kepada Gio.

Tapi sialnya Gio hanya diam tak menghiraukan permintaan tolong Dara.

"Lo budek apa gimana sih? Gua ngomong tapi Lo malah diam aja." Dara sedikit kesal karena Gio mengacuhkannya.

"Lo punya tangan, ambil sendiri!" jawab Gio sedikit tegas.

"Udah ya, nih biar gua yang ambilin buat ayang Dara." ucap Juna sambil memberikan tisu kepada Dara.

"GAUSAH!! Gua bisa ambil sendiri." tolak Dara mentah-mentah.

"Daritadi kek." gumam Gio yang ternyata masih dapat didengar oleh ketiga orang disitu.

Vany melihat Dara dengan tatapan kasihan. Baru usaha pertama udah gagal aja, pikirnya. Kalau Vany yang digituin jujur Ia mana sanggup, apalagi harus menghadapi Gio si manusia dingin dan kaku ini.

Bel berbunyi tanda jam istirahat telah selesai. Mereka berempat pun kembali ke kelas. Ya, mereka satu kelas. Itu pula yang membuat Dara tidak menyerah untuk mendekati Gio. Karena sekelas jadi tidak akan terlalu sulit, pikirnya.

=============================
(Di dalam kelas)

"Dara, Lo masih tetap menjalankan ide gila Lo itu?" tanya Vany pada Dara.

"Iya Van, gua bakalan usaha terus sampai tu cowok yang mohon-mohon ke gua. Kesel banget gua tadi dicuekin." jawab Dara sambil menggerutu.

"Gua kasihan banget liat Lo tadi, baru usaha pertama udah gagal aja. Kalau gua mana kuat digituin. Mending mundur aja." balas Vany memilih mundur seandainya dia diposisi Dara.

"Gua sebenarnya kesel banget. Tapi Lo tenang aja, seperti kata gua tadi. Gua bakalan buat Gio mohon-mohon ke gua!" ucap Dara dengan penuh keyakinan.

"Yaudah deh, good luck Dara!" Vany memberikan semangat kepada Sahabatnya itu.

(Di meja lain)

"Lo kenapa sih? Gak bisa gitu jawab yang baik, apalagi kalau sama bidadari surga kayak Dara." ucap Juna menasehati Gio.

Namun seperti biasa, Gio hanya diam tak menjawab.

"Sabar Juna, sabar... Untung Lo sahabat gua. Gua udah sangat terbiasa menghadapi Gio si manusia kulkas!" kata Juna.

=============================
Hai hai guyss..
Ketemu lagi nih kita ^_^
.
.
Gimana nih? Kalau kalian diposisi Dara sedih gak sih? Gak enak kan kalau dicuekin..
.
.
Gio juga dingin banget, kayaknya orang yang dekat dia bakalan beku sangking dinginnya, canda gengss✌️
.
.
Masih pada mau tau kelanjutan cerita Gio dan Dara kan? Maaf ya kalau sekiranya cerita ku ini membosankan, atau kalian gak suka sama ceritanya. Kalian boleh kok buat gak lanjut baca lagi..
.
.
Disini aku bener-bener baru banget belajar nulis guys, jadi harap maklum yaa. Aku akan selalu usahakan buat bikin cerita yang seru dan bisa menghibur kalian yang baca..
.
.
Terimakasih buat yang masih setia membaca dan support cerita aku, sayang kalian 💙

Tak Ku Duga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang