'mampus' batin Kana ketika dia berpapasan dengan salah satu orang yang harus dihindarinya.
Orang tersebut berlari mengejar Kana yang juga berlari didepannya. Pandangan itu tak luput dari perhatian sikembar. Melihat ada yang tidak beres mereka pun mengikuti Kana diam-diam.
Kejar-kejaran tak dapat terelakkan. Hingga akhirnya Kana sampai dipojok dinding depan perpustakaan, Kana sudah terjebak dengan orang berbadan lebih besar didepannya. Sedangkan sikembar bingung karena tidak dapat menemukan keberadaan Kana tadi.
"Ampun bang ampun" kata Kana histeris sambil menautkan kedua tangannya membentuk permohonan dengan kepala menunduk tidak ingin bertatap muka dengan orang tersebut.
"Mana Marlo? Mana si superhero kau itu!" Sahut orang tersebut membentak Kana dengan mulut menyembur mengenai rambut Kana.
Kana hanya bisa menunduk takut. Orang tersebut adalah Linggar; musuh bebuyutan Marlo.
Kana bukannya tak bisa melawan, namun melihat tubuh Linggar yang tinggi menjulang serta gempal membuat Kana ciut seketika."Aku gatau bang, aku belum ada ketemu Abang Marlo" sahut Kana lagi masih sambil menunduk.
"Halah, dasar bocah tengik! Jangan beraninya kau bohong sama aku! Mana dia? Kau itu kan selalu nempel sama Marlo seperti parasit!" Sambung anak yang bernama Linggar itu sambil mendorong Kana.
Kana yang badannya tidak seimbang karena kelelahan habis berlari pun jatuh akibat dorongan kuat dari Linggar.
"Aduh! Shh...sakit" kata Kana pelan. Dengan mata berkaca kaca, ia melihat telapak tangannya yang mengeluarkan sedikit demi sedikit darah.
"Jangan nangis! Dasar anak cengeng! Laki bukan? Gitu aja nangis" kata Linggar sambil melipat tangannya angkuh.
Kana hanya bisa menunduk menahan tangisnya, demi apapun tangannya sakit sekali. Pasir pasir kecil yang menempel dipermukaan telapaknya menambah perih lukanya.
"WOII! NGAPAIN TUH?" Teriak Nanda dari kejauhan. Akhirnya mereka menemukan keberadaan Kana setelah tersesat tadi. Kana yang mendengar suara yang familiar langsung mengangkat kepalanya lalu senyum kecil langsung terbit di wajahnya.
"NANDAAA! TOLONGIN AKU. AKU DISERANG BIAWAK BESAR" sahut Kana ikut teriak.
"Wah berani ya kamu sama aku" balas Linggar lalu mendorong Kana lagi hingga Kana tengkurap di ubin perpustakaan.
"Aduh! Sakit... sakit sekali..." erang Kana, suaranya tertahan. Ia menggenggam tangannya yang terluka, wajahnya meringis kesakitan dan air mata mulai membasahi pipinya.
"Kana!" Panggil Neno emosi.
Dia berlari dengan kencang disusul Nanda dibelakang.Neno lalu menghantam wajah Linggar dengan satu pukulan kuat, meski dia harus mengangkat tangannya tinggi-tinggi karena postur Linggar yang jauh lebih besar. Lalu, tak mau kalah, Nanda pun ikut menendang kaki Linggar dengan sekuat tenaga. Sayangnya, Linggar hanya bergeser sedikit sambil meringis dengan kaki kiri diangkat karena tendangan perih dari Nanda, Dia juga memegangi pipinya yang baru saja dipukul Neno. Namun dia segera menutupi kesakitan nya.
"DASAR BOCAH!" Linggar berteriak marah, wajahnya memerah. Ia langsung menarik kerah baju Neno dan Nanda dengan kedua tangannya yang besar, membuat mereka terangkat sedikit. Keduanya berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan genggaman Linggar, tapi sia-sia. Linggar itu selain bertubuh besar, tenaganya juga tak kalah besar. membuat mereka tak berkutik, seperti anak kecil yang terjebak dalam cengkeraman raksasa.
"Lepas! Lepasin!!" Kata Neno dengan menarik narik tangan Linggar di kerah bajunya.
"Kamu gak boleh bully anak kecil! Pamali kalau kata Redo!" Sahut Nanda ikut teriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
jangan percaya! Nominhyuck
FanfictionLika-liku kisah Kahuna kecil dan kedua 'teman' kembar-nya warn! bxb haechan centric; harem Jn, jm = 🔝 Hc = ⬇️