Sepeda baru!

182 34 9
                                    

"eh anak bunda udah pulang, mandi dulu ya! Terus turun kebawah buat makan. Bentar lagi papa pulang, katanya ada bawain hadiah loh buat kalian" sapa si-ibu kepada kedua anaknya yang sibuk menyeka keringat habis lari-larian, pasalnya selepas perpisahan dari Kana mereka mengadakan lomba lari dadakan.

"Eh bundaa, hadiah apa Bun? Perasaan gada yang ulang tahun deh Bun" balas Nanda sambil menyalim ibunya diikuti Neno.

"Gausah banyak nanya hih, kalau bunda kasih tau ya namanya bukan hadiah lagi lah Nan" jawab ibu sambil menjawil hidung anaknya lalu dikecupnya sesaat. "Yaudah sana mandi dulu makanya! bau keringat kalian ini!"

Nanda melirik Neno sesaat lalu melihat ibunya "Hehe okedeh bunda, Nanda keatas dulu ya Bun" balas Nanda sambil memeluk tangan ibunya lalu pergi keatas.

"Aku juga keatas ya bunda" kata Neno sambil menaiki tangga kamar mereka.

"Iya sayang" balas bunda.

"hadeh punya anak dua kok kayak punya anak satu ya...yang abangan gada excited nya sama sekali".

Sesampainya di kamar, mereka pun berganti baju sambil memulai perdebatan kecil.

"Bang Neno, kok nggak cemburu aku dicium sama bunda? Kok nggak minta cium bunda juga?" kata Nanda sambil memakai kaus oblongnya.

"Ngapain cemburu deh? Kayak anak kecil aja. Aku kan dah besar, dah kelas 5 loh!" Balas Neno sambil memilih milih celana pendek.

"Tapi!! Kok Abang cemburu setiap aku sama Kana? Setiap Kana gandeng aku, Abang pasti minta gandeng Kana juga! Aku kira Abang naik kelas 5 ini jadi cemburuan karena bawaan beranjak dewasa" balas Nanda melirik abangnya.

"Apa jangan jangan.....Abang suka sama Kana ya??" Tuduh Nanda sambil masih melirik abangnya.

"Apasih! nuduh gabener gitu! Lagian yang cemburu siapa ih? Aku nggak cemburu! Aku hanya minta keadilan. Kita kan kembar!" Balas Neno dengan kupingnya yang memerah.

"Halah bohong! Keadilan apa? Buktinya bunda cium aku tapi Abang ga minta dicium juga tuh sama bunda, kan itu termasuk ga adil ya..." Sahut Nanda lagi dengan muka menahan tawa.

"Kan udah biasa juga aku dicium bunda, hampir tiap hari! Sedangkan digandeng Kana kan baru sesekali. Nanti juga aku gabakal minta gandeng lagi kalau udah sering" balas Neno dan ingin keluar kamar setelah memakai celana pendek dan kaus oblong seperti Nanda.

Nanda pun terkekeh lalu ikut keluar dari kamar dan turun kebawah.
"Alesan aja tuh si cipit, aslinya mah suka pasti" kata Nanda dalam hati.

Setelah mereka turun dan berkumpul di meja makan barulah ayah mereka pulang dengan wajah sumringah.

"Halo anak-anak papa! Tebak papa bawaain apa untuk kalian?"

"Em...sate ya pa?" Tanya Nanda.

"Bukan!" balas ayahnya.

"Baju couple anak usia 12 tahun?" Celetuk Neno.

"Hahaha bukan sayang! Hadiahnya didepan tuh coba liat" kata papanya sambil menyuruh anaknya kedepan.

"Makan dulu ih" kata bunda.

"Nanti ya Bun, liat hadiahnya dulu ya Bun! Habis ini kita langsung makan kok" sahut Kana dan dibalas helaan nafas dan anggukan kepala dari bunda.

Mereka pun berlari ke halaman rumah mereka dan terlihatlah sebuah sepeda warna merah terparkir indah disana.

Si-kembar pun kegirangan dengan Nanda yang teriak heboh dan Neno yang memandangi sepeda tersebut dengan wajah tidak percaya dan mulut membentuk huruf O.

"Ini beneran untuk kita pa?" Tanya Nanda masih tidak percaya, dan dibalas anggukan serta kedua jempol papanya yang naik. Ini adalah janji papanya waktu si-kembar kelas 3 SD dulu. Kedua bersaudara itu mengeluh cape berjalan kaki dan mereka berharap dibelikan satu saja sepeda agar mereka bisa bergantian membonceng satu sama lain. Namun papanya mengatakan akan membelikan mereka jika sudah cukup umur dan naik kelas 5. Mereka bahkan sempat lupa akan janji papanya ini.

jangan percaya! NominhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang