BAB II || Shopping with Full of Drama

2 0 0
                                    

SELAMAT PAGI DUNIA!!

SELAMAT PAGI PEMBACA!!

MARI AWALI CERAHNYA HARI DENGAN MEMBERI BUNGA👉👉

SIIPP TERIMAKASIH😌

SILAKAN MEMBACA💋

BAB II || Percobaan

***

Sepulang kuliah, Renata toko alat dan bahan kue untuk membeli perlengkapan dan bahan-bahan untuk bakal bisnisnya. Dengan berbekal uang seadanya, iya seadanya, karena dia itu crismon women yang bermodalkan nekat dan keteguhan hati untuk mendirikan sebuah bisnis kecil-kecilan.

Sudah jangan hujat Renata yang nggak ada pengalaman, pengetahuan, ataupun relasi untuk berbisnis dan dengan tololnya ingin berbisnis cuma dengan angan-angan bisa menjadi seorang enterpreneur berjaya, punya bakery yang cabangnya dimana-mana, diliput berbagai media, dan digilai banyak pria. Asekasekasek.

Pokoknya jangan hujat Renata yang membuat kue saja entah berhasil atau gagal tapi halunya udah kayak orang skizofrenia.

Awas aja kalo kalian sampai hujat Renata yang isi dompetnya tinggal 2 lembar uang warna biru sama 2 lembar uang 2 rebu-an buat bayar parkir tapi gaya-gayaan beli bahan roti di toko gedongan.

"Beli yang penting-penting aja. Beli yang penting-penting aja." Selama berada di dalam toko, perempuan itu terus mengingatkan diri supaya tidak kalap karena melihat harga-harga bahan yang terpampang cukup membuat dompetnya menangis pilu.

Bisa gawat kalo dirinya khilaf dan uangnya tidak cukup untuk menukar bahan yang dibelinya. Satu, bisa mau, eh, malu tujuh turunan delapan tanjakan sembilan tikungan kalo itu sampe terjadi. Dua, bisa nggak jadi bisnis kalo bahan buat kuenya aja nggak ada.

Masa iya, cuma karena nggak ada bahan, niat mau jadi pengusaha sukses harus dimakamin? Yee, rugi, dong!

"Kalo tepung nggak usah beli 'lah, Mama udah punya di rumah," gumamnya melihat all-purpose flour merk King Arthur yang harganya cukup untuk membeli harga diri Lucinta, jablay di depan rumahnya yang tergila-gila pada sepupunya. Itupun masih dapat kembalian yang bisa untuk membeli panci di abang-abang tukang perabot yang lewat depan rumahnya setiap sabtu sore.

Akhirnya Renata hanya membeli Buttercup Margarine yang berukuran 500 gram dan lemon california 1 kilogram.

"Kagak lagi, dah, gue beli di toko ini," gumamnya miris melihat dompetnya kini hanya berisi 2 lembar kertas berwarna hijau dan 2 lembar kertas berwarna abu-abu. Ini pun yang 1 lembar abu-abu bakal jadi rezekinya tukang parkir. Ck, nasibnya gini amat.

Sibuk meratapi dompetnya yang kurang gizi, Renata tidak sadar kalau ada seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya. Dan,

Wing, wing~

Bruk!!!

"Innalillah!" Renata berputar dua kali dan terjengkang setelah tubuhnya ditabrak seseorang. Sangat tidak estetik sekali posisi jatuhnya, pemirsah!

Bokongnya mencium lantai, kacamatanya melayang entah kemana, tubuhnya telentang di jalanan, dan lemonnya menggelinding kemana-mana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Metamorfosis RenataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang