Bab 4

13 3 2
                                        

Clem tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis saat mendengar pria bertudung hitam itu berkata kalau dia sedang tidak berada di dunianya. Di satu sisi, dia tidak ingin percaya. Tidak mungkin seseorang berpindah tempat ke dunia lain. Itu seperti mitos baginya, hanya berada di dalam film atau cerita fantasi yang jelas hanyalah mimpi. Tapi, di sisi lain, ada sebagian dari dirinya yang percaya. Apa yang dia saksikan di depan matanya beberapa menit lalu tampak sangat nyata, begitu pula dengan rasa sakit di lutut serta lengket di permukaan kulitnya.

Menurutnya, hutan tempat dia berada masih terlihat normal. Bahkan sekte tadi pun masih terbilang normal, bukan hal yang mustahil. Di dunia nyata pun ada sekte yang menyebarkan ajaran sesat dengan simbol-simbol meresahkan. Penampilan pria bertudung hitam itu mungkin aneh, tapi terkadang ada orang yang lebih aneh darinya di internet. Justru, satu-satunya hal yang tampak asing dan cocok dengan deskripsi dunia lain adalah kekuatan miliknya yang tidak bisa dijelaskan dengan nalar. Tidak ada satu pun manusia yang memiliki kekuatan seperti itu. Jika saja dia tidak melihatnya menghentikan panah di udara dan menggerakkan ranting dengan tangan, mungkin dia akan menolak secara terang-terangan kalau dirinya berada di dunia lain.

Clem mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk yang kesekian kalinya, jantungnya semakin berdegup cemas. "Kalau aku tidak berada di duniaku, lalu di mana aku?" tanyanya dengan suara lirih. Angin yang berhembus membelai kulitnya terasa dingin.

Pria bertudung hitam itu tetap berdiri diam tidak jauh di hadapannya dengan kedua kaki yang kokoh, tidak pernah bergerak barang satu senti pun sejak pertarungan berakhir. Kalau orang melihatnya dari kejauhan, mungkin mereka akan mengira kalau dia adalah patung atau hantu penunggu hutan ini. Dia berdiri tegak di sana, seolah dia menunggu sesuatu untuk terjadi.

"Sayangnya, hutan ini tidak memiliki nama," jawabnya, suaranya tanpa intonasi. "Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya padamu. Tapi tempat ini bukan bagian dari duniamu, jadi aku tidak bisa memberimu petunjuk tentang di mana letaknya. Jika itu masuk akal bagimu," dia berkata sambil menatapnya, memastikan bahwa dirinya memahami kenyataan tersebut.

Tidak, itu tidak masuk akal bagi Clem. Tidak sama sekali.

Tidak memiliki nama? Sepertinya dia benar-benar terdampar di entah berantah sekarang, dan dia akan tamat jika tidak segera kembali ke rumahnya dalam waktu dekat. Bagaimana kalau semakin banyak orang berpenutup mata yang mengejarnya sambil mengacungkan senjata? Kalau mereka saja bisa mengetahui dia berasal dari dunia luar, tidak menutup kemungkinan bahwa orang lainnya juga bisa menyadari dan mengincar nyawanya dengan alasan yang sama.

"Kalau begitu, apa kau bisa membantuku pulang atau pergi dari sini?" cicit Clem, tangannya yang berkeringat tanpa sadar meremas ujung gaunnya yang kusut.

Pria bertudung hitam itu tidak mengatakan apa pun selama beberapa saat, pandangannya beralih ke hutan yang terbentang luas di hadapannnya, entah apa yang dia pikirkan. Clem dapat melihat perubahan raut wajahnya saat bibir miliknya tidak lagi sedikit tertekuk ke atas, ekspresi ramahnya pudar. Pria itu tampak tidak senang dengan apa yang dia dengar, atau mungkin dia tahu kalau dia akan mengatakan hal yang tidak akan membuat lawan bicaranya senang.

"Aku harap aku bisa. Tapi, kau yang datang sendiri ke sini. Hanya kau yang tahu bagaimana caranya pulang," katanya, kembali menatap Clem tepat di mata. Ada sedikit kekecewaan yang hampir tidak terasa dalam suaranya, kecewa pada dirinya sendiri.

Mustahil, batin Clem, menolak kenyataan.

Masalahnya, dia sama sekali tidak tahu kenapa dia bisa terbangun di sini.

Kalau dia berada di hutan dan satu-satunya orang yang dia temui tidak tahu jalan pulang, mungkin semuanya akan baik-baik saja. Dia bisa terus berjalan sampai dia menemukan petunjuk atau setidaknya sesuatu yang berguna, seperti jalan setapak atau sebuah gubuk kecil tempat dia bisa menemukan telepon atau alat komunikasi lainnya guna meminta bantuan. Setidaknya, dia masih berada di dunia yang sama, atau bahkan kota yang sama.

Sink Your TeethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang