7. Mie ayam

125 27 1
                                    

Sejak itu Karin selalu papasan sama Winsa kalau disekolah sekarang, ntah di kantin, di lorong sekolah atau pas pulang sekalipun.

Pas papasan juga Winsa lebih murah senyum ke Karin, walau kadang masih keinget kelakuan aneh Karin waktu itu.

• • •

Winsa sore ini dateng ke sekolah buat eskul badminton, berbarengan sama Karin yang ikut eskul dance.

Di pagar mereka berdua ketemu, seperti yang dilakukan winsa kemarin kemarin, ia senyum ke arah Karin.

"Kamu gak kerja, Win?" Karin nanya, Winsa yang emang eskulnya mulai masih lama, milih buat nanggepin Karin.

"Iya kak, hari ini libur dulu."

"Oh... Masih lama tau eskul badminton mah."

"Iya, tadinya mau makan dulu sama Raya cuman dianya ada urusan."

"Yaudah, makan sama aku aja mau gak?"

Winsa menggaruk leher belakangnya "Dimana... Kak? Tapi akunya gak enak sama kak Karin."

Karin gemes sama Winsa, dia senyum tipis.

"Kamu ada tempat bagus gak?"

"Ada sih, cuman tempatnya di pinggir jalan gitu kak.. Emang gapapa?"

"Gapapa Win, ayo!"

• • •

Di sini lah Karin, duduk anteng di jok belakang motor vespa matic milik Winsa. Kurang bahagia apalagi Karin?

Winsa seperti paket lengkap, perhatian sekali. Tadi Winsa menyuruh Karin memeluk perutnya agar aman, pas naik footstep motor juga Winsa turunkan.

"Kak, emang kak Karin eskul apa?!" Tanya Winsa agak berteriak.

"Aku dance, Win! Kadang nari tradisional juga."

Winsa mengangguk mengerti "Keren dong, bisa ngedance!"

"Enggak juga, ah!" Karin jawab sambil terkekeh.

• • •

"Bang, mie ayam nya dua."

"Siap!"

Karin dan Winsa duduk di kursi."Ini mie ayam enak banget, deket sama kost juga aku kak."

"Oh kamu ngekost deket sini?"

Winsa mengangguk. "Iyaa, jackpot banget kan nemu mie ayam enak terus deket lagi. Apalagi kalo mie nya di tambahin saus...-".

Karin terkekeh lucu membiarkan Winsa mengoceh, Karin tatap muka Winsa... Cantik dan ganteng secara bersamaan, kok bisa?!

"Kak? Aku ngomong panjang kali lebar tadi malah ditinggal bengong."

"Hehe maaf, abis kamunya lucu sih."

Winsa terkejut, wanita di depannya ini tak segan ternyata... Pujian kecil Karin membuat telinga Winsa sedikit memerah. "Hehe... Iya makasih kak."

Setelah makanan sampai, Winsa dengan semangat mengambil handphone nya lalu memotretnya. "Kamu suka foto makanan juga ya?" Tanya Karin.

Winsa menggeleng sambil tersenyum. "Engga, cuman ke makanan yang menurutku enak aja." Karin mengangguk mengerti.

Saat mereka mulai makan, Winsa memperhatikan Karin. "Itu sayurannya gak di makan, kak?"

"Aku kurang suka sayuran ini, Win... Pait."

"Ohh... Bilang dong." Kata Winsa lalu dengan hati hati mengambil sayuran di mangkok punya Karin.

Karin tersenyum malu, ia merasa sedikit diperhatikan sama Winsa. Walau Winsa memang hanya berniat baik.

"Win, aku mau nanya deh. Kok kamu bisa kerja di cafe sana? Maksud aku... Kamu masih terlalu muda buat kerja Win."

Winsa tersenyum sejenak, lalu menatap Karin.

"Sengaja kak, aku disini kan tinggal sama kerabatku. Aku gak mau nyusahin mereka. Itu juga kerja dibantuin sama Raya."

Karin mengangguk mengerti, ia tidak mau bertanya terlalu banyak... Takut menyinggung Winsa.

"Makanan kak Karin biar aku aja yang bayarin." Winsa berkata sambil tersenyum lalu pergi membayar.

Setelah selesai membayar, Winsa dan Karin kembali ke tujuan awal, sekolah. Seperti yang tadi Winsa lakukan... Ia meminta Karin untuk berpegangan dan menurunkan footstep motornya.

"Kak... Pegangan." Kata Winsa ketika gak merasa tangan Karin menyentuhnya.

"Hah? Ngomong apa Win?"

Tanpa banyak omong Winsa mengambil dan melingkarkan sendiri tangan Karin ke perutnya. "Aku bilang pegangan... Kak." Kata Winsa dengan suara lembut.

Karin? Mleyot.

Selama perjalanan Karin senyum senyum sendiri, senang karena sedari tadi Winsa selalu perhatian. Biarlah kalau di bilang dia geer, yang penting Karin senang.

TBC.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Come. (Winrina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang