Karin juga anak bunda...

Bab 8: "tuhan tolong Karin."

di malam hari Karin terbangun karna ia merasa tubuhnya
seperti di siram oleh air, ia pun membuka matanya dan
saja jika sang ibunda sedang mencipratkan air ke wajahnya

"sudah bangun?" tanya Lena dengan sedikit ketus menatap
wajah Karin yg kini sedikit basah

"b-bunda udah pulang?" tanya Karin dengan pelan
ia mengira jika keluarga nya datang akan lebih lama
dan ia lupa membuat makan malam

Lena dengan amarah menggebu gebu langsung menarik
rambut sang anak ia. ia menyeret Karin keluar kamar
dengan cara ia Jambak rambut panjang Karin yg bagus
Lena langsung mendorong Karin ke hadapan Edrick
yg berada di ruang tamu

tubuh karin seketika membeku ia ketakutan saat ia di bawa
ke hadapan sang ayah ia berusaha menormalkan nafasnya
ia gemetar saat sang ayah mulai bicara dengan tegas namun
penuh tekanan

"nyenyak tidur mu? nona Karin?!" Edrick menarik dagu Karin
dengan kasar membuat Karin sedikit merintih

"a-ayah Karin minta maaf Karin lupa buat mak-" belum selesai
Karin bicara wajahnya langsung tertoleh ke samping karna
tamparan dari sang ayah yg keras.

PLAKK!

edrick dengan amarah yg menggebu gebu langsung menyeret
Karin ke dalam gudang yg kosong,

tubuh Karin gemetar kini tempat yg sangat ia takuti ia masuki
kembali dan akan menerima hukuman yg sangat menyakitkan
dari sang ayah

Edrick melepas ikat pinggang kulitnya yg berada di pinggangnya
ia langsung melayangkan cambukan demi cambukan ke tubuh
sang anak dengan keras hingga baju yg di kenakan Karin sedikit
koyak ia tak perduli dengan teriakkan sang anak

CTAKK!!

CTAKK!!

cambukan demi cambukan Edrick layangkan ke tubuh mungil
yg kini terbaring di lantai dengan darah merah pekat yg sudah
menembus bajunya

"DASAR TAK BERGUNA!! MATI KAMU J*LANG!!"Edrick mencambuk
anaknya sembari melontarkan kata kata yg menyakitkan bagi
sang anak tapi Edrick tak perduli

"a-a-ayah Karin minta maaf..." beribu ribu Karin meminta maaf
kepada sang ayah namun sayang sekali itu sama sekali tak di
dengar sang ayah

edrick mendorong Karin hingga kepala Karin membentur ujung
meja yg berada di gudang itu, setelah itu ia pergi meninggalkan
sang anak yg terbaring tak berdaya di lantai, Edrick. mengunci
Karin di gudang sendirian dengan gelap gulita

***

joevano baru saja pulang kerumah ia bingung dengan rumah nya yg sedikit berantakan, Tanpa ia tau bahwa sang adik yg ia benci baru
saja di siksa habis habisan oleh kedua orangtuanya

"bunda" panggil joevano ke sang bunda yg sedang memasak di dapur
dan sang ayah yg duduk di meja makan

"iya joe?"

"dimna anak sial itu??" tanya joevano menatap Sang ayah sembari
duduk di kursi meja makan

"papa kurung di gudang, Tidak usah di buka biarkan saja ia mati"
joevano sedikit tersentak tapi ia membiasakan wajahnya dan ia
mengangguk sembari ber oh saja

Lena mulai berbicara ke joevano mengenai tentang kedua Abang
mereka yg akan datang

"kedua Abang kamu bakal balik lagi" ucap Lena membuka joevano
sedikit kaget dan yg ia tau bahwa Abang pertamanya sangat
menyayangi Karin tapi ia tak peduli tentang itu

btw di keluarga ini berisi 4 saudara dan Karin adalah anak terakhir

"papa berencana akan mengusir anak sial itu" joevano yg mendengar
itu langsung terbatuk batuk

uhuk!!uhuk!!

joevano tak menyangka jika sang ayahnya akan berencana seperti
itu ia masih tak menyangka jika sang ayah akan sejauh itu untuk
menghilangkan Karin dari hadapan nya.

"pa tapi menurut joe itu berlebihan" joevano mulai sedikit membela
Karin dan ia langsung di tatap tajam oleh sang ayah membuat
joevano langsung terdiam

"diam! tidak usah membahas dia saya muak!" edrick sangat kesal
saat nama Karin di bahas saat ia sedang makan.

***

malam hari pukul 00:00 joevano masuk ke kamar sang ayah
untuk mengambil kunci gudang, setelah dapat ia mengendap
ngendap pergi ke gudang

ia membuka kunci gudang, di gudang sangat gelap gulita seperti
tak ada kehidupan, ia mengambil senter dan mulai menghidupkan
hal yg pertama ada di depan mata joevano adalah tubuh sang adik
yg sudah terkapar di lantai dengan penuh darah.

joevano Langsung mendekati tubuh Karin ia sedikit menginjak
jari sang adik ia ingin mematahkan jari sang adik tapi saat ia
sadar apa yg ia lakukan, ia langsung sedikit menjauh dan keluar
dari gudang

"g-gila.. apa gua lakuin?.." joevano tak mau ambil pusing ia langsung
masuk ke dalam kamarnya dan tidur.