2 hari obrolan ku bersama nata terus berlanjut tanpa aku rencanakan,
memasuki hari ke 3 aku merasa nata mulai mengungkapkan ketertarikannya,
aku gelisah, bingung, marah dan sekaligus bahagia diwaktu yang bersamaan,
gelisah dan bingung karena tidak tau harus berbuat apa,
marah karena pada akhirnya mungkin aku akan mengecewakan nata untuk yang pertama kalinya ,
tapi tidak bisa aku bohongi kalau akupun tentu bahagia karena nata menunjukkan perasaan nya padakuaku meminta maaf kepada nata karena tidak bisa menjadikannya sebagai pacarku kala itu,
demi tuhan, aku bersedia menyambut nya di hidupku,
namun untuk memulai hubungan baru ditengah rasa trauma besarku sebelum nya bukanlah hal yang mudah untukku,
aku menjawab nata dengan mata yang bergelimang menahan isinya agar tidak tumpah membasahi pipi ku,
ini adalah hal yang selalu aku takutkan sedari dulu,
ku beri penjelasan sebaik mungkin kepada nata agar dirinya tidak merasa kecil hati atas keputusan ku.
aku memberinya pilihan,
tetaplah bertahan dan kita berjalan bersama tanpa ikatan sebuah hubungan, atau
pergilah kemanapun kamu inginkan untuk mencari pengganti kuaku mengungkapkan ketakutan ku kepada nata, ku jawab dengan jujur bahwa aku belum siap jika harus menjalin hubungan yang memiliki status lagi kala itu,
namun aku juga tidak mau egois memaksa nata untuk berada disisi ku,
jadi kupersilahkan nata untuk mengambil keputusan nya sendiridan pada akhirnya....
aku dan nata berjalan bersama tanpa ada ikatan apapun.
....
untuk nata :
nat,
maafkan atas keputusan ku yang terbilang egois,
aku membentengi diriku karena tak ingin menyeret orang lain didalam luka ku,
cukup aku nat,
aku tidak ingin melukaimu.berjalanlah bersamaku,
tetaplah disampingku nat,
aku berjanji akan mencintaimu dengan setulus hatiku,percayalah padaku nat,
aku akan buktikan jika masalalu ku tidak akan bisa menghancurkan masa depankuku pastikan kamu menjadi satu-satunya yang ada dihatiku nanti
karena bagaimana pun aku sangat menantikan perjalanan cinta kita akan seperti apa