2

109 14 0
                                    

Setelah kejadian memalukan di lokasi syuting, Sasuke merasa dirinya semakin terpuruk. Gangguan dari leluhurnya semakin intens dan tak tertahankan. Setiap kali ia mencoba fokus, sosok-sosok itu muncul di hadapannya, membuatnya tak bisa berkonsentrasi. Ketakutan itu mulai menguasai pikirannya, membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Dengan tangan gemetar dan wajah pucat, Sasuke segera mengambil ponselnya. Ia tahu bahwa ia tidak bisa menunggu hingga malam bulan purnama untuk melakukan ritual yang disarankan oleh Sakura. Ia harus melakukan sesuatu sekarang, atau karier dan kewarasannya bisa hancur total. Tanpa berpikir panjang, ia langsung menelepon Haruno Sakura.

Ponsel berdering beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara tenang dari seberang sana. "Sasuke?" suara Sakura terdengar lembut, tetapi ada nada kekhawatiran di dalamnya. "Ada apa? Apa gangguan dari arwah leluhurmu semakin parah?"

"Sakura, aku tidak bisa menunggu sampai malam bulan purnama," kata Sasuke dengan suara putus asa. "Mereka terus menggangguku, aku tidak bisa bekerja, aku bahkan tidak bisa berpikir jernih. Tolong, katakan padaku apa yang harus aku lakukan untuk menangkal mereka, setidaknya untuk sementara waktu."

" Aku mengerti Sasuke, tapi ini pertemuan kita ke dua kali meski tidak secara offline. Tapi, kau belum menjadi pelanggan ku...'

Sasuke tanpa sadar mendecih. " Kau butuh uangkan? Berapa yang ingin kau inginkan, wanita memang sama saja." Jawabnya.

" Hei! Sasuke.. Apa maksud mu mengejek wanita sama saja? Aku ini partner untuk membantu membasmi kutukan mu, lawannya nyawa! Harusnya kau tau itu  "  Terdengar suara Sakura nyaring dan keras nampaknya sedang kesal.

" Baiklah! AKu mengerti, aku sudah mentransferkan uang untuk pertemuan sekarang dan selanjutnya sampai kau mampu menyelamatkan ku dari kutukan lelehur."

Sasuke mulai mentrasferkan uang yang lumayan banyak untuk dukun cantik itu. Lalu memberikan bukti Sms kepada Sakura. .

" Aku sudah mentrafernya! Jika kau gagal, maka kembalikan uang ku."

" Jika aku gagal, maka kau bisa melakukan apapun pada ku termasuk tubuh ku"

"Ck. Apa yang menarik dari tubuh mu Sakura? Dada datar dan jidat lebar, bukan tipe ku sekali"

"PELANGGAN BAJINGAN! MATILAH KAU DISANAAA!!!" Sakura berteriak.

Sasuke menjauhkan ponselnya. " Oi. Oi, Kau boleh marah saat semuanya sudah selesai, bagaimana penangkalnya?"

Sakura terdiam sejenak, seolah sedang memikirkan solusi terbaik untuk membantu Sasuke. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya bagi Sasuke, ia akhirnya berbicara lagi.

"Ada beberapa bahan yang bisa kau gunakan untuk membuat jimat penangkal sementara," kata Sakura serius. "Kau membutuhkan garam laut, segenggam bunga lavender, lilin putih, dan kain hitam kecil untuk membungkus semuanya. Tempatkan jimat itu di dekat tubuhmu, terutama saat kau tidur atau saat kau merasa terancam. Itu seharusnya bisa mengusir arwah-arwah itu untuk sementara waktu, sampai kita bisa melakukan ritual penuh di malam bulan purnama."

Sasuke mendengarkan dengan cermat setiap kata yang diucapkan Sakura. "Di mana aku bisa mendapatkan bahan-bahan itu?" tanyanya buru-buru.

"Semuanya bisa kau temukan di toko barang spiritual atau pasar tradisional," jawab Sakura. "Kau harus cepat, Sasuke. Jangan biarkan rasa takut menguasaimu. Arwah-arwah itu hanya akan semakin kuat jika mereka merasakan kelemahanmu."

Mbah Dukun, Tolong Saya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang