7

48 8 0
                                    

Guys Jangan lupa dukungannya di karyakarsa ya dan komen di jalan cerita serta vote.

Supaya Jae bisa mengembangkan cerita Sasusaku setiap harinya 😇

.

.

.

Happy Reading






Sakura mengambil napas panjang setelah mendengar penuturan Mikoto. Dia tahu bahwa berbicara dengan Sasuke tentang masalah ini tidak akan mudah, terutama mengingat tekanan yang sudah dia hadapi selama ini. Namun, dia juga memahami pentingnya menyampaikan pesan ini kepada Sasuke dengan cara yang tepat.

Beberapa hari kemudian, Sakura menunggu momen yang tepat untuk berbicara dengan Sasuke. Saat mereka duduk bersama di ruang meditasi kecil yang disiapkan Sakura, Sasuke tampak lebih tenang dari sebelumnya, meskipun masih ada beban di matanya. Sakura memutuskan bahwa inilah saatnya untuk mengungkapkan apa yang harus dia sampaikan.

"Sasuke," kata Sakura perlahan, menarik perhatian pria itu. "Ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu. Ini tentang mimpinya Mikoto-san, ibumu."

Sasuke menatap Sakura dengan sedikit kebingungan. "Mimpi ibu? Apa maksudnya?" tanyanya, meskipun ada nada kekhawatiran dalam suaranya.

Sakura menatap Sasuke dengan serius, memastikan bahwa dia memahami betapa pentingnya apa yang akan dia katakan. "Dalam mimpinya, Mikoto-san melihat para leluhur Uchiha, termasuk Madara, dan mereka menyampaikan pesan yang sangat jelas. Mereka mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk benar-benar menghapus kutukan ini adalah dengan melanjutkan garis keturunanmu. Kau harus memiliki keturunan, Sasuke. Darah baru itulah yang bisa menghancurkan kutukan ini."

Sasuke terdiam, matanya terbuka lebar, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Dia menundukkan kepalanya, seakan-akan mencoba memproses informasi itu. "Keturunan?" gumamnya, suaranya penuh kebingungan. "Apakah itu benar-benar satu-satunya cara untuk mengakhiri semua ini?"

Sakura mengangguk pelan, mencoba menenangkan hatinya sendiri saat melihat reaksi Sasuke. "Dari apa yang kami pahami, ya. Keturunan baru dari garis darahmu bisa menjadi harapan untuk menyalurkan energi positif, sesuatu yang bisa menyeimbangkan kebencian dan dendam yang dipegang oleh roh Madara. Ini bukan hanya tentang melanjutkan garis keturunan Uchiha, tetapi juga tentang membawa kehidupan baru yang bebas dari kutukan tersebut."

Sasuke menarik napas panjang dan mengusap wajahnya, jelas sekali bahwa ini adalah beban baru yang tidak dia duga. "Sakura, kau tahu bagaimana hidupku selalu dipenuhi oleh konflik dan kehancuran. Sekarang aku diminta untuk memulai keluarga? Bagaimana mungkin aku bisa melakukan itu di tengah semua ini?"

Sakura menyentuh bahu Sasuke dengan lembut, memberikan dukungan yang dibutuhkan. "Aku tahu ini tidak mudah bagimu, Sasuke. Aku mengerti betapa sulitnya keputusan ini. Tapi ketahuilah bahwa kau tidak sendirian. Kami semua di sini untuk mendukungmu, termasuk ibumu, dan aku."

Mata Sasuke beralih ke arah Sakura, ada kehangatan di dalam tatapannya yang seolah baru tersadar. "Sakura... aku tidak pernah berpikir jauh tentang masa depanku. Aku selalu terjebak dalam masa lalu dan berjuang untuk keluar dari bayangan itu. Tapi jika memiliki keturunan adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan kutukan ini, mungkin aku harus memikirkan untuk mencoba."

Sakura menatap Sasuke dengan senyum lembut, meskipun hatinya ikut terenyuh. "Kau selalu menjadi orang yang kuat, Sasuke, lebih dari yang pernah kau sadari. Aku percaya bahwa kau bisa membangun kehidupan baru yang lebih baik, kehidupan yang tidak lagi dihantui oleh bayangan Madara dan kutukan Uchiha."

Mbah Dukun, Tolong Saya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang