04 bertemu

257 33 6
                                    

pukul 9 pagi naren sudah bersiap dengan menggunakan jaket hitam serta celana hitam, dia tidak lupa juga menyemprotkan parfum di tubuhnya.

"siap"

setelah selesai dia keluar menuju ke garasi lalu mengambil motornya, gevano dan Kalingga sedang berkunjung ke rumah grandma bersama dengan Kean.

naren mulai menjalankan motornya menuju ke rumah sakit.

di perjalanan menuju ke rumah sakit jalanan terlihat ramai mungkin karena pada liburan kali.

sampai di rumah sakit naren memarkirkan motornya lalu turun dan masuk ke lobby rumah sakit.

"ruangan nomor 205, ck. males banget gua"

naren mencari nomor kamar yang di tempati oleh anak sahabat bunanya kalau bukan karena buna vano yang menyuruh dia juga tidak akan mau repot repot datang kesini.

"nah itu"

naren membuka pintu dan menghampiri pemuda yang sedang berbaring sambil bermain ponsel, pemuda itu menghadap ke tembok membelakangi naren.

naren berjalan mendekat lalu menaruh buah buahan di nakas dengan sedikit kasar.

pemuda itu yang mendengar suara berisik menoleh ke belakang dan..

"naren?!"

"si boncel?!"

Zoya berdecak mendengar panggilan dari naren, dia punya nama ya dan namanya bukan boncel!

ya walaupun dia pendek tapi kan...

"ngapain kamu?!" ucap Zoya sinis.

"ternyata lu yang sakit? sakit apa lu"

"bukan urusan kamu!"

naren membuang napasnya panjang, "lu marah mulu, pms ya?"

"aku cowo mana bisa pms!"

"gua kesini jenguk lu, baik baikin ke bukan malah di marahin" ucap naren, Zoya mempoutkan bibirnya membuat naren terkejut.

"minta di cium hm?"

Zoya menggeleng ribut, "tidak mau!"

naren terkekeh dengan tingkah lucu Zoya, sialan ini lucu sekali bangsat.

naren duduk di kursi dekat ranjang lalu menatap wajah Zoya dengan bertumpu pada tangannya membuat yang ditatap merasa malu.

"k-kenapa?"

"....."

"a-apa sii?!"

"gak lu lucu saja" ucap naren sambil mencubit pipi Zoya membuat anak itu memekik sakit.

"swakwit nwaren!"

"ish emang kamu pikir tidak sakit?!"

"maaf" ucap naren dengan lembut.

"ini makan dulu buahnya biar cepet sembuh"

"potongin.. pliss" ucap Zoya dengan mata bobanya, naren menggigit pipi dalamnya.

"bangsat lucu banget anjing!"

"i-iya sudah jangan seperti itu nanti gua kelepasan"

"kelepasan memangnya apa?"

"polos"

"gak sudah ini makan" ucap naren lalu menyuapi Zoya dengan buah apel yang sudah dia iris.

"enak?"

"eum! enak"

naren tersenyum gemas lalu mengusak rambut halus milik Zoya.

G𝐚𝐥𝐚𝐤 || 𝐨𝐧𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠 [mpreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang