Part 4

993 168 15
                                    

Indah kembali mengusap pipinya sendiri yang hingga saat ini masih terasa panas jika mengingat kejadian tadi siang di kamar apartemennya. Meskipun sudah berjam-jam yang lalu, namun rasa deg-degannya masih begitu nyata.

"Lama-lama bisa gila, kalo kayak gini caranya," ucap Indah lirih, berusaha mengusir perasaan aneh yang sejak tadi menghantuinya, "lagian kak Oniel ada-ada aja deh omongannya, asbun banget."

Gerutuan kecil Indah itu berhasil di dengar oleh Marsha yang baru saja memasuki dapur untuk mengisi ulang botol air minumnya di dispenser touch screen terbaru milik jeketi.

"Kenapa kak Indah?" Tanya Marsha yang berhasil membuat gadis cantik asal Jambi itu hampir terlonjak karena terlalu kaget, "eh sorry sorry kak Indah, aku gak sengaja ngagetinnya."

Sementara Indah sudah mengusap dadanya berkali-kali, berusaha menenangkan detak jantungnya yang semakin berpacu cepat, "astaga Marsha, bikin kaget aja yaampun, hampir aku jantungan," jawabnya dengan ekspresi yang masih menyiratkan keterkejutan.

"Kamu lagi ngelamunin apa sih emang?" Tanya Marsha sembari mendudukkan dirinya di samping Indah, "lagi banyak pikiran ya kamu, kak Indah?"

Indah menggeleng pelan kemudian tersenyum, berusaha menunjukkan jika dia baik-baik saja agar gadis cantik asal Manado itu tak khawatir. Tapi, yang sedang bertanya padanya kali ini adalah Marsha, salah satu sahabat terdekatnya di sini yang sudah hampir lima tahun mengenalnya.

Jadi mana mungkin bisa dibohongi semudah itu.

"Kamu udah gak percaya sama aku kah kak Indah?" Tanya Marsha sembari menatap sendu gadis yang sudah dia anggap kakak sendiri itu.

Indah langsung menggeleng panik, "gak gitu Macaaa, noo, aku percaya sama kamu," balasnya sembari menarik gadis anime itu ke dalam pelukannya, "mana mungkin aku gak percaya sama adikku yang paling manis ini."

"Terus kenapa gak mau cerita?" Tanya Marsha sembari melingkarkan tangannya d perut dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Indah.

Sementara Indah menghela napas berat, "aku cuma lagi banyak pikiran aja Machaa, tapi gapapa kok, aku masih bisa selesain semuanya sendiri," balasnya sembari mengeratkan pelukan mereka.

"Beneran gak mau cerita nih?" Tanya Marsha sekali lagi dan dapat di rasakan gelengan dari gadis yang lebih tua, "yaudah kalo gitu, tapi kamu inget ya Kak Indah, kapanpun kamu butuh aku, aku bakal selalu ada buat kamu, oke?"

Indah melepaskan pelukan untuk menatap wajah Marsha, kemudian mengangguk sebagai jawaban, "pasti, kalo emang aku udah ngerasa gak bisa selesain ini semua sendiri, aku bakal sharing sama kamu dan atin," jawabnya yang dibalas senyum puas oleh Marsha.

"Ajak Ashel sekalian gak sih, kasian dia gak diajak mulu sekarang," ucap Marsha sambil terkekeh.

Indah yang mendengar itu juga ikut terkekeh pelan, "iya sekalian Ashel juga, kan KAMI forever." Dan setelahnya mereka berdua kembali berpelukan, menyalurkan rasa kasih sayang antara satu sama lain.

"Kak Indah, aku mau minta saran sama kamu deh," ucap Marsha setelah pelukan mereka diakhiri, "boleh gak?"

"Boleh, mau minta saran apa?" Tanya Indah sembari menatap ke arah Marsha.

Sementara gadis berdarah Manado itu mulai mendekat ke arah Indah dan berbisik, "menurut kak Indah, Ashel masih sayang gak sama Adel?" Tanyanya yang berhasil membuat Indah hampir tersedak karena ludahnya sendiri.

Astaga.

"Kenapa kamu nanya gitu?" Tanya Indah dengan nada bingungnya, "emang ada apa?"

Marsha menghela napas dalam kemudian memajukan dirinya lagi untuk membisikkan pada Indah, "Adel semalem ngajak aku buat pacaran," bisiknya.

Story Of OndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang