I | A CHANGE IN THE WIND

2.4K 176 34
                                    

Kisah Zaman Dahulu mengaitkan manusia dan kedekatannya dengan Bulan. Apabila Matahari adalah sumber kehidupan, maka Bulan adalah cahaya yang menerangi langkah kehidupan itu sendiri. Sejak dulu kala, manusia mengandalkan peta langit sebagai petunjuk jalan, dengan Bulan dan Matahari sebagai patokan utama, bagaikan Utara dan Selatan yang menyelaraskan keseimbangan.

Peta langit dipercaya mengandung ramalan, bahkan menjelaskan tentang awal kehidupan manusia hingga kematiannya. Itu adalah apa yang manusia percaya selama bertahun-tahun, menjadi acuan setiap kerajaan dan pemerintahan. Termasuk kerajaan besar di tanah Thornvale, tempat yang dipercaya sebagai perbatasan antara langit dan bumi; tempat pertemuan antara doa manusia dan keajaiban Dewi Bulan yang perkasa.

Mungkin ramalan itu, juga tanah Thornvale yang menjadi pijakan kakinya, yang menjadikan Mark sulit merasakan ketenangan.

Malam itu, tak peduli betapa lelah tubuhnya setelah menghabiskan waktu seharian di barak pelatihan, ditambah dengan kegiatan penuh gairah dan nafsu di ranjang tidurnya bersama salah seorang gadis pelayan, Mark tetap tidak sanggup memejamkan mata. Pikirannya mengelana, ke suatu tempat yang bahkan tidak ia pahami pasti di mana.

Mark menghela napas, memejamkan mata sambil jempol dan telunjuk menjepit pangkal hidungnya. Ia secara mental merasa kelelahan, bahkan cahaya lilin yang memantul di tembok batu kamarnya seakan mulai membentuk bayangan-bayangan gelap monster yang mengancam ingin menyantapnya, menjadikan ranjang tidurnya sebagai wadah emas untuk sebuah sajian mewah; seorang calon pewaris takhta kerajaan Thornvale yang lezat, dibumbui rasa takut dan kegelisahan yang menggiurkan.

Pada akhirnya, Mark memilih menyerah. Ia memutuskan beranjak dari ranjang, keluar dari balutan selimut dan mulai menutupi tubuh telanjangnya dengan pakaian. Gerakannya yang tiba-tiba tanpa sengaja membangunkan si gadis pelayan yang terlelap di ranjangnya.

"Anda sudah bangun, Yang Mulia?"

Mark menoleh sekilas. "Kau juga bangun. Pergilah," ucapnya dingin kepada si gadis berambut cokelat yang bahkan belum bisa membuka mata sepenuhnya. Namun, setelah kalimat itu, kesadaraan seolah menyentak si gadis sehingga ia buru-buru turun dari ranjang dan mengenakan pakaian, pun membungkuk sopan kepada Mark sebelum melangkah cepat keluar dari kamar itu.

Sekali lagi, Mark menghela napas. Entah apa yang ia pikirkan ketika lagi-lagi menarik salah seorang gadis pelayan untuk melayani gairah seksualnya semalam. Apabila Raja mengetahui perbuatannya ini, pelayan itu akan dibunuh dan Mark akan dikeluarkan dari jejeran dewan. Namun, tatapan kecewa seorang ayah akan lebih menyakitkan dan menyiksa ketimbang dua hukuman itu. Dan sayangnya, Raja Thornvale dan ayah Mark adalah orang yang sama.

Langit masih gelap ketika langkah Mark mencapai halaman barak pelatihan prajurit istana. Kabut tebal dan dingin mengisi setiap sudut halaman, tetapi setel pakaian dan rompi tipis yang menutupi tubuh jenjang Mark sudah cukup menghalau kegelisahannya akan udara. Sekarang, yang ia butuhkan adalah sesuatu untuk menghalau kegelisahannya atas sesuatu yang akan datang.

Mark menarik lepas pedang dari pelepah di pinggangnya, mengacungkan benda perak tajam itu ke udara kosong, membelah kabut.

Selama beberapa saat, Mark terdiam. Cahaya terakhir bulan memantul di permukaan tajam pedang peraknya. Di sekitar Mark, hanya ada kesunyian, tanda ketika segala sesuatu belum terjaga, menyisakan ia dan cahaya bulan yang merengkuhnya. Setelah tiga embusan napas tenang, otot-otot Mark mulai terjaga, dan saat itulah tarian pedangnya dimulai.

Selain calon pewaris takhta Kerajaan Thornvale, Mark juga adalah perwira perang yang berhasil memimpin kerajaan pada kemenangan dari sejak sang ayah melepasnya untuk memimpin pasukan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menguasai seluruh teknik pedang yang dijejalkan oleh pelatihnya sejak ia belia. Memasuki usia dewasa muda, segala pelatihan berat itu membuahkan hasil dalam bentuk ketangguhan Mark. Mark kini dinilai sebagai calon pewaris takhta yang idealㅡsetidaknya sampai penobatannya di bawah kekuasaan Dewi Bulan tiga hari lagi.

[🔛] The Song of Moon and Roses (Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang