Chapter 2 ( Datangnya masalah )

91 55 6
                                    

Terima kasih telah mau membaca ceritaku.

Saya harap anda senang membaca cerita  saya.

Jangan lupa votenya ya.

Bukan Sekedar Sahabat (Chapter 2).

Mataku melihatnya , melihatnya menangis disana , dia menyembunyikannya dari semua orang , entah kenapa saat itu pikiranku kacau, aku bergerak menghampirinya.

Tepp.. Tepp.. Tepp..
Suara kaki yang diiringi rasa penasaran ini , aku pun mulai bertanya kepadanya.

" Apa yang terjadi Anna? " Tanyaku kepadanya sambil memegang kepalanya yang tertunduk saat itu.
Dia mulai menghapus air mata itu, perlahan dia mulai menegakkan kepala , lalu memberi isyarat bahwa dia tidak apa apa sembari melihat kearah Rafi yang sedang tertawa dengan wanita lain.

Saat itu otakku mulai bertanya apa maksud dari semua ini , jantungku berdegup kencang , emosi ku meluap saat itu melihat sahabat sekaligus orang yang pernah kucintai disakiti oleh orang lain , amarah yang tak terkendali menuntunku ke arahnya.

Tep Tep Tep Tep..
Perlahan aku menghampirinya dan langsung bertanya kepadanya.
" Apa maksudmu? " Tanyaku sambil sedikit emosi kepadanya.
" Tidak ada apa apa " jawabnya dengan santai sembari tersenyum ke arahku.

Emosi yang tidak terkontrol ini mulai menunjukan reaksi dan aku tidak bisa menahan emosi itu lagi.

Sraakk.
Suara dorongan keras kearah meja , aku mendorongnya hingga terjatuh saat itu, lalu mumukulnya habis habisan sampai guru pun memisahkan kami.

Semua murid melihat kearahku termasuk Lia dan anna , mereka hanya bisa terdiam melihat diriku yang sedang marah saat itu.

Setelah kejadian itu akupun dipanggil ke ruang bk , disana aku ditanya tanya mengenai alasan ku memukul Rafi saat itu , aku tidak berbicara apapun saat ditegur oleh guru saat itu , karena aku tahu jika aku memberitahu alasan ku , maka bukan hanya aku yang akan  terkena hukuman.

Setelah itu aku dihukum lari keliling lapangan sepuluh kali dan diberi surat panggilan orang tua.

Sesampainya dikelas , Anna lalu menghampiriku kemudian memelukku saat itu , aku hanya bisa terdiam , seluruh kelas menyoraki kami dengan teriakan " Ciee.. Ciee.. ".

" Terima kasih Ari.. " ucapnya sembari menangis dipelukanku.
" Apa kau perlu mengucapkan itu " jawabku saat itu sembari tertawa.

Entah kenapa saat itu perasaanku menjadi tenang , akan tetapi aku melihat lia dari jauh yang terdiam saat anna memelukku , saat itu pula aku langsung melepaskan pelukan anna lalu menghampirinya.

" Maafkan aku Lia " ucapku sambil kelelahan saat itu.
" Tidak apa , kau juga tidak punya kewajiban untuk meminta maaf kepadaku " jawabnya sembari bergerak duduk.

Saat itu aku bingung dengan perasaan ini , perasaan yang kembali dan perasaan yang tetap bertahan , aku mulai bergerak duduk sembari melihat sekeliling , aku melihat muka Rafi yang sudah bengkak karna kupukuli saat itu.

Sepulang dari sekolah aku mulai memikirkan semua kejadian itu dan saat itu bimbang apa yang harus kulakukan saat itu , otakku tertekan begitupula dengan perasaanku , seketika pikiranku mulai menyuruhku untuk beristirahat.

Kebesokan paginya aku lalu berbicara kepada orang tua ku , bahwa mereka dipanggil kesekolah karna ulahku , saat itu pula aku mulai dimarahi habis habisan oleh ayahku dan tidak diperbolehkan sekolah pada hari itu.

Namun tak kusangka sesuatu telah terjadi di kelas hati itu.

Bersambung..

Terimakasih telah membaca sampai akhir.

Ditunggu chapter selanjutnya.

Jangan lupa vote

Bukan Sekedar Sahabat ( T A M A T )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang